ykartijoAvatar border
TS
ykartijo
Ridwan Kamil Ingin Bandung Seperti Kyoto
TRIBUNNEWS.COM - Banyak protes bermunculan mengenai kewajiban membeli pangsi dan iket di sekolah-sekolah untuk kampanye Rebo Nyunda. Orang tua siswa tak mampu tentu tak menyanggupi membeli pangsi dan iket. Menanggapi hal ini, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan akan membuat edaran instruksi bahwa ini hanya imbauan.

Ridwan menekankan tidak diwajibkan bagi yang tidak mampu untuk membeli pangsi dan iket. "Antara gagasan dan di lapangan kadang-kadang butuh evaluasi. Gagasannya sudah baik. Bahwa ada warga tidak mampu, yang perlu diperbaiki bukan gagasannya, tapi caranya," ujarnya pada Minggu (22/12/2013).

Ridwan mengatakan, ia akan mengedarkan instruksi penggunaan pangsi dan iket hanya imbauan saja kepada semua instansi. "Kita lihat dalam jangka panjang kalau misalnya dalam lima tahun ternyata bisa. Ini kan baru beberapa bulan saja," katanya.

Rebo Nyunda ini bagian dari Program Bandung Juara untuk menumbuhkan identitas kota. Ridwan mengatakan ada dua aspek yang menentukan kota sebagai kota baik, yakni aspek keberfungsian dan aspek identitas. Keberfungsian terkait mengaktifkan fungsi infrastruktur, pelayanan, lalu lintas, dan sebagainya.

"Soal identitas. Kalau kota hanya berfungsi, tapi tidak punya identitas, nanti seperti Jakarta dan Singapura. Keren, kan? Tapi apakah ada identitasnya?" ujar Ridwan. Ia mencontohkan Kyoto, sebuah kota di Jepang. Fungsi kota di sana berjalan dan sangat modern. Di sisi lain, budaya Jepang juga terjaga dengan kebiasaan warganya yang menggunakan pakaian tradisional dan berbagai festival budaya yang sering digelar.

Bagi Ridwan, identitas menjadi ekspresi budaya masyarakat diterjemahkan dalam cara berbahasa, berpenampilan, berkesenian, hingga dalam cara keberpihakan di pendidikan. Ia mengatakan ekstrakurikuler sekolah, seperti angklung, silat, jaipong hingga perguruan silat di luar sekolah, akan dikuatkan.

"Kalau ada yang bilang iket tidak menjamin orang punya budaya Sunda, memang betul itu baru seperempat urusan. Baru urusan penampilan. Nanti kan ada urusan kesenian, pendidikan, dan urusan kewilayahan," ujar Ridwan. Ia berharap suatu hari nanti Bandung menjadi kota yang modern sekaligus budaya Sunda juga terjaga.

Soal ikon Kota Bandung, Ridwan akui para seniman dan budayawan belum menemui kesepakatan. Ada beberapa usulan seperti badak putih, monyet surili, dan sebagainya. "Usulan badak putih itu dulunya karena ada rancabadak. Tapi anak muda ada yang mengusulkan monyet surili. Jadi belum ada ikon," katanya.

Ridwan juga menyampaikan Pemkot Bandung akan me-launching informasi online mengenai penerima hibah dan bantuan sosial (bansos) pada Senin (23/12). Hal ini menjadi upaya transparasi program hibah dan bansos yang selalu menjadi "lahan basah" korupsi.

"Maka proses hibah-bansos diperkuat dengan orang-orang independen yang masuk ke tim verifikasi untuk menilai. Isinya memublikasikan informasi siapa saja yang menerima dan berapa yang diterima," ujarnya. (TRIBUN JABAR/bb/tsm)

Sumber

Warga Bandung menaruh harapan besar pada Kang Emil untuk membuat "Bandung Baru"
Diubah oleh ykartijo 23-12-2013 00:19
0
8.2K
128
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.