1. Perbolehkan kendaraan pribadi masuk ke jalur Busway


Selama ini pengendara yang kedapatan masuk ke jalur busway, selalu beralasan bahwa mereka terpaksa masuk karena untuk menghindari kemacetan. Nah, ane beranggapan bahwa, daripada pengendara selalu kucing-kucingan dengan aparat untuk masuk ke jalur busway, lebih baik seluruh kendaraan pribadi diwajibkan masuk ke jalur busway aja. Tanpa terkecuali.

Sebagai gantinya, jalur umum (jalan raya) hanya boleh dilewati bus trans Jakarta aja. Dengan begitu, sementara jalur busway penuh sesak dengan kendaraan pribadi, jalan-jalan umum lainnya akan sangat lengang & sepi, kita bisa car free day-an setiap hari, sepedahan, jogging, & beraktivitas santai di jalan raya dengan leluasa.

2. Persulit jalan akses menuju Jakarta


"Jakarta adalah magnet bagi para mereka yang tinggal di kota-kota sekitarnya."

Kalo dicermati baik-baik, hampir sebagian besar kendaraan yang wara wiri di Jakarta itu berasal dari kota-kota satelit di sekitar Jakarta (Depok, Tangerang, Bekasi, & Bogor)

So, solusi yang paling simpel adalah dengan mempersulit akses pengendara-pengendara ini menuju Jakarta. Mungkin dengan merubuhkan jembatan-jembatan dari & menuju Jakarta, mendirikan tembok pemisah sepanjang perbatasan, membuat halang rintang, membangun portal & polisi tidur setiap 5 meter, jika perlu, menyisipkan ranjau darat di antaranya.

3. Hapus sistem tilang, Siapkan sistem hukuman baru!


"Ketika Tilang hanya dianggap sebagai sesuatu yang bisa dibeli, maka di mana letak penyadaran & efek jeranya?"

Terus terang gan, ane termasuk salah satu yang percaya bahwa sampe Nabi Isa turun ke bumi lagi pun, tilang ga akan berdampak positif & memberi efek jera. Apalagi jika kasusnya : si pelaku pelanggarannya itu adalah orang yang kaya raya, bertemu dengan Aparat korup yang harga dirinya murah meriah.

Kali ini solusinya agak absurd dikit, kerahkan pasukan maho di tiap-tiap titik lokasi rawan pelanggaran. Jika ada yang melanggar lalu lintas, biarkan para maho berimprovisasi menentukan hukuman yang cocok bagi para pelanggar lalu lintas tadi.

4. Uji kelayakan kendaraan sebulan sekali


Karena kebijakan pemerintah pusat yang ga berani melakukan pembatasan kendaraan bermotor. (Ga perlu ane jelasin kenapa) Maka apa boleh buat? Satu-satunya solusi adalah dengan membiarkan aja arus masuk kendaraan se-lebar-lebarnya. Tapi dengan catatan, uji kelayakan kendaraan harus dilakukan setiap bulan. Dengan penambahan komponen pengujian semisal : kendaraan harus lulus uji dibakar, direndem ke dasar laut, dibanting dari atas fly over. Jika lulus, kendaraan tetap boleh beroperasi. Jika gagal, jadi besi tua. Dengan begitu, masyarakat akan berpikir 1000 kali sebelum membeli kendaraan.

5. SPBU buka hanya seminggu sekali.


"Macet akan terus ada selama bensin mudah didapat."

Itulah kenapa usulan Wagub DKI, Pak Basuki yang akan melarang SPBU-SPBU di DKI untuk menjual BBM bersubsidi, ane pikir harus disempurnakan dengan aturan waktu buka SPBU yang tidak lagi setiap hari. Melainkan cukup seminggu sekali, setiap malam jumat, antara pukul 23.00 sampai 23.15.

Pembeliannya pun dibatasi maksimal hanya 2 liter per kendaraan.

6. Melarang penggunaan AC & membuka jendela pada mobil.


"Masyarakat beranggapan moda transportasi yang paling nyaman bagi mereka adalah kendaraan pribadi."

Atas dasar ini, ane menawarkan solusi berupa peraturan larangan keras penggunaan AC & membuka jendela bagi seluruh pengendara mobil di Jakarta pada siang hari. Bagi pengendara yang ga kuat panas, sumpek, & takut keringetan, pasti akan mikir-mikir lagi untuk bawa mobil di Jakarta.

7. Ubah semua rambu lalu lintas!


"Jakarta tak pernah lebih dari sekedar kota himbauan."

Kutipan di atas adalah rangkaian variabel yang selama ini ane temui & menjadi sebuah kesimpulan mengenai perilaku pengendara di Jakarta. Jadi kalo selama ini agan lihat ada rambu Dilarang Parkir & tetap saja diabaikan masyarakat. Maka sudah saatnya rambu-rambu yang bersifat himbauan diganti menjadi rambu-rambu bersifat sindiran, atau bahkan personal insult.

Misalnya :
"Dilarang Parkir" jadi "Zona Bebas Parkir khusus MONYET."
"Dilarang Putar Balik" jadi "Anak Kunyuk Silahkan Muter di sini"