Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - Sejak Rabu (11/12/2013) hingga Kamis (12/12/2013) kalangan industri mobil Jepang, termasuk para pedagang mobil dan motor Jepang banyak yang mengeluh dan menentang kenaikan pajak konsumsi (PPN) menjadi 10 persen di tahun 2015. Akibatnya, sejumlah pihak melakukan unjuk rasa menentang kenaikan tersebut.

"Akibat kenaikan pajak tersebut yang setiap tahun kami membayar pajak mobil 7.200 yen nantinya akan menjadi 10.800 yen dan hal ini jelas akan sangat memberatkan kami, baik pedagang atau penjual mobil dan motor maupun pembelinya," papar Kumazawa seorang manager penjualan toko mobil K-Dream cabang Chiba kepada Tribunnews.com, Kamis (12/12/2013).

Menurutnya, saat ini penjualan mobil sudah baik karena bisa berharga murah tetapi nantinya apabila pajak dinakkan jelas akan banyak berdampak pada penjualan mobil dan motor, "Kemungkinan akan berkurang jumlah penjualan kami," keluhnya lagi.

Sepeda kayuh yang memakai motor kecil pun dari pajak 1.000 yen setahun nantinya akan dikenakan pajak 2.000 yen setahun. Pajak yang dua kali lipat tersebut jelas akan membuat calon pembeli sepeda listrik itu berpikir ulang, untuk membeli atau tidak membeli sepeda itu karena pajak cukup mahal menjadi dua kali lipat.

Kenaikan PPN menjadi 10 persen juga banyak dikritik anggota masyarakat terutama untuk makanan kebutuhan sehari-hari. Masyarakat Jepang berharap PPN khusus untuk makanan sehari-hari ditunda kenaikannya atau bahkan tidak dinaikkan PPN nya karena menyangkut kehidupan sehari-hari, makan dan minum.

Pihak pemerintah terutama partai liberal (LDP) tampaknya sedeng mempelajari ulang kemauan masyarakat tersebut. Namun tampaknya sulit menghindar dari keputusan kenaikan PPN dari 5 persen saat ini menjadi 10 persen di tahun 2015 mendatang.
ember
=====================================================================
pajak mobil mau dinaikkan..