Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Tanpa jasa Tukang Sulap, belum tentu perang dunia II berakhir seperti sekarang.

cabaidehAvatar border
TS
cabaideh
Tanpa jasa Tukang Sulap, belum tentu perang dunia II berakhir seperti sekarang.
Tipuan Rommel

Tanpa campur tangan tukang sulap, belum tentu akhir PD II seperti sekarang. Ternyata selama ini banyak dimanfaatkan sulap-menyulap untuk saling mengelabui.

Tanggal 12 Februari 1941, Jenderal Erwin Rommel turun dari pesawat di Tripoli, Libya. la akan mengepalai Sperrverband, detasemen yang bertugas menghadapi Inggris di Afrika Utara. Dua hari kemudian Afrika Korps, tentaranya yang tegap-tegap itu, tiba.

Sejak siang sampai malam barisan Afrika Korps tidak putus-putusnya melewati jalan-jalan Tripoli, disambut hangat oleh orang-orang Libya. Rommel sendiri berdiri di terik matahari, menyaksikan tentaranya berparade membawa peralatan artileri dan panser-panser yang dibuat khusus untuk berperang di gurun.

Parade kekuatan itu sebenarnya ditujukan kepada mata-mata Inggris yang pasti ada di antara penonton. Mata-mata itu dengan hati gentar mencoba menghitung kekuatan yang baru datang.

Beberapa jam kemudian jenderal Inggris di Afrika Utara, Archibald Wavell, yang cuma memiliki 30.000 tentara mendapat laporan: Jerman mendatangkan detasemen raksasa ke Libya.

Wavell segera memerintahkan agar pengamatan di padang pasir dipergiat. Namun, anak buahnya tidak berhasil menemukan tanda-tanda adanya kekuatan Jerman yang begitu besar. Tentara Rommel tampaknya lenyap ditelan gurun begitu mereka tiba.

Lebih dari sebulan kemudian, anggota-anggota suatu garnisun Inggris di El Aghelia bermain bola di padang pasir.

Ketika memungut bola yang mental ke sebuah bukit pasir, seorang kopral tercengang sampai tidak bisa berteriak. Ia melihat armada panser Jerman yang luar biasa besarnya datang ke arah mereka.

Sang kopral ditawan oleh Jerman, sementara rekan-rekannya tewas, luka-luka, atau ditawan pula. Sebagai tawanan, hari itu sekali lagi Kopral Richard Duckworth tercengang. Iring-iringan panser yang tampak luar biasa banyaknya itu ternyata cuma barisan depannya saja panser. Bagian belakangnya panser-panseran kayu, yang dipasang pada sasis Volkswagen. Di belakangnya lagi ada barisan truk yang memiliki alat untuk mengepulkan debu ke atas.

Rommel menipu mereka!

Afrika Korps yang datang tanggal 14 Februari 1941 pun sebenarnya hanya dua batalion, bukan satu detasemen. Tidak heran kalau anak buah Jenderal Wavell tidak bisa menemukan detasemen yang dicarinya.

Tipu-menipu semacam itu dijalankan oleh kedua belah pihak. Inggris pun tidak henti-hentinya berusaha mengibuli Rommel yang cerdik itu.

Tipuan apa saja yang dilakukan oleh Inggris untuk mendukung kemenangan mereka?


Tukang Sulap Masuk Tentara


Maskelyne, tukang sulap yang direkrut masuk ke pasukan Inggris.

Musim semi 1940, ketika Perang Eropa pecah, Jasper Maskelyne sedang menelan segelas pisau silet di panggung pertunjukan di London. Seperti ayah dan kakeknya, ia tukang sulap termasyhur di seluruh Eropa. Keistimewaan Maskelyne ialah ia bisa melenyapkan benda-benda yang ada dan memunculkan benda-benda yang tadinya tidak ada. Ia juga bisa mengambang di udara.

Semua itu dilakukannya tanpa sihir. "Sihir itu omong kosong," kata kakeknya. "Tukang sulap yang hebat ialah yang kaya imajinasinya. Fantasi dengan dukungan alat yang tepat bisa menjadi kenyataan."

Maskelyne ingin menerapkan teknik sulap panggung di medan perang, tetapi para perwira yang ditawari jasanya tidak menanggapinya dengan serius. Mereka memerlukan pemuda-pemuda yang bisa berperang, bukan tukang sulap berumur 38 tahun.

Sementara Maskelyne sibuk menawarkan jasa, Hitler sudah berhasil merebut Belanda dan Belgia. Prancis jatuh di bulan Juni. Sedangkan Inggris dipukul di Dunkirk. Pada bulan September Luftwaffe (AU Jerman) setiap hari menyeberangi Selat Channel untuk mengebomi Inggris. Sementara itu sekutu Jerman, yaitu Italia di bawah Mussolini, sudah mengirimkan tentara ke Libya. Tentara itu menyeberangi gurun menuju ke Mesir. Padahal tentara Inggris di Afrika Utara kurang kuat.

Pada saat itulah PM baru Inggris, Winston Churchill, diberi tahu bahwa Jasper Maskelyne menawarkan tipuan-tipuan untuk mengelabui pesawat Jerman. Tidak lama kemudian asisten pribadinya urusan sains, Prof Frederick Alexander Lindemann, memanggil Maskelyne.

Maskelyne diterima masuk Royal Engineers Camouflage Training and Develompent Centre bersama tiga puluh "orang aneh" lain. Di antaranya ada pelukis, desainer panggung, pemahat, perancang pakaian terkenal, manajer sirkus, ahli zoologi, dan juga seorang profesor ahli kamuflase pada bintang, yaitu Frank Knox, yang akan menjadi sahabat Maskelyne.

Di pusat latihan itu mereka belajar seni kamuflase, selain latihan jasmani dan baris-berbaris. Instruktur mereka segera sadar bahwa sebagian dari muridnya lebih tahu dari dia sendiri mengenai beberapa aspek kamuflase. Karena itulah instruktur tersebut memberi kesempatan kepada mereka untuk saling mengajarkan kebolehan masing-masing. Maskelyne mengajarkan penggunaan cahaya dan bayangan.

Namun banyak juga yang mesti mereka pelajari dari instruktur. Umpamanya saja "membaca" foto yang dibuat dari pesawat yang terbang tinggi, cara-cara menipu kamera musuh, dan juga cara-cara yang pernah dipakai lawan untuk menipu mereka.

Akhirnya, mereka pandai juga menentukan ukuran tipe kendaraan dari jejak yang ditinggalkannya, menentukan kekuatan lawan dari sampah, dsb.

Bulan Januari para petugas kamuflase diberangkatkan dari Inggris untuk membantu Jenderal Wavell yang sedang berusaha mati-matian mempertahankan Terusan Suez. Di Afrika Utara ini Wavell harus berhadapan dengan 300.000 tentara Italia di bawah Marsekal Graziani, yang diperintahkan oleh Mussolini untuk mengenyahkan Inggris dari Mesir. Kalau Graziani berhasil, artinya Inggris bukan hanya akan kehilangan Terusan Suez, tetapi juga sumber-sumber minyaknya di Persia.

Para petugas kamauflase baru tiba tiga bulan kemudian, karena kapal mereka harus berputar-putar menghindari kapal Jerman. Ketika itu tentara Wavell sudah kocar-kacir. Bukan diberantakkan oleh tentara Graziani (Inggris bisa menghantam tentara Italia yang jumlahnya lauh lebih banyak itu), melainkan oleh Jenderal Rommel, si Rubah Gurun.

Afrika Korps memang tentara yang hebat. Sebelum didatangkan ke Afrika, mereka sudah dilatih di Jerman untuk hidup dalam kondisi gurun. Antara lain mereka disekap dalam rumah-rumah panas sekali selama berminggu-rninggu. Malam hari mereka tidur di udara yang dingin sekali. Mereka juga makan makanan gurun dan membiasakan diri pada pasir selama latihan itu.

Selain itu Jenderal Rommel bisa meramalkan dengan tepat tindakan yang akan dilakukan lawannya dan ia cepat tahu kelemahan musuh.

Awal April 1941, perang gerak cepat yang dilancarkan oleh Rommel ditunda di luar kota Pelabuhan Tobruk, karena Afrika Korps kekurangan makanan dan air. Mereka memerlukan ransum 1.500 ton sehari, padahal ransum itu harus dibawa dari Libya melewati gurun sejauh ribuan kilometer. Kalau saja mereka bisa memperoleh Pelabuhan Tobruk, artinya jalan ransum dari L. Tengah diperpendek. Tidak heran kalau Inggris berusaha mempertahankan Tobruk mati-matian, sedangkan Rommel mencoba dengan sekuat tenaga untuk merebutnya.

Kehadiran Maskelyne, Knox, dan kawan-kawannya di pihak Inggris mula-mula cuma dianggap merepotkan saja. Tugas pertama yang diperoleh Maskelyne ialah menghadap Kolonel Beasley di Ops.

Beasley menerangkan bahwa kalau Inggris sampai perlu mundur, mereka harus melalui daerah kekuasaan orang Arab di Suriah. Celakanya, imam suku Dervish menyatakan akan perang jihad, bila Inggris berani menyentuh daerah kekuasaan sukunya.

Imam tua itu sangat besar pengaruhnya. Kalau saja ia bisa dibujuk untuk tidak bermusuhan ....

"Imam itu menyatakan dirinya mempunyai kekuatan gaib. Sebagai ahli sulap yang dikatakan orang mempunyai kekuatan gaib, mungkin Anda bisa berkomunikasi lebih baik dengan imam," kata Beasley. Ketika itu tanggal 15 April 1941.

Keesokan harinya Tobruk digempur Rommel lagi, sehingga dokumen-dokumen Inggris yang peka di Kairo diperintahkan untuk dimusnahkan. Saat itu Maskelyne sudah mendarat di Damaskus, Suriah, dengan membawa peralatan sulapnya.


Adu Kekuatan Sulap

Setelah direkrut oleh pasukan Inggris, tugas pertama Jasper Maskelyne adalah beradu kemahiran main sulap dengan imam tua Suku Dervish. Ia harus mengalahkan imam itu agar pasukan Inggris bisa melewati suku itu dengan aman jika harus mundur dari peperangan.

Dengan hati berdebar-debar, Maskelyne menemui imam yang menunggunya di pojok sebuah ruangan. Imam tua itu mengenakan baju satin hijau yang longgar, bercelana panjang putih, berped beludru, dan bersandal. Sikapnya bermusuhan.

Sebagai tukang sulap, Maskelyne segera melihat bahwa di ruang itu banyak benda-benda yang ditaruh di tempat yang tidak sewajarnya. Umpamanya, ada pot bunga berisi tanah tetapi tidak ada tanamannya di sudut yang jauh dari jangkauan cahaya.

Maskelyne berbicara lewat seorang pelayan yang menjadi penerjemah. la bersikap hormat. Imam menyatakan sudah lama mendengar kegaiban yang bisa dilakukan oleh Maskelyne, tetapi ia menyesal tidak bisa mengubah situasi, walaupun Maskelyne sudah jauh-jauh datang menemuinya.

Maskelyne menerangkan bahwa pengunduran diri mungkin saja tidak akan terjadi, tetapi seandainya terjadi, dijamin tidak akan membahayakan rakyat.

Imam tidak mau melanjutkan diskusi. Ia malah mendekati pot merentangkan tangannya dan menyanyi. Ketika dia menyingkir dari pot itu, di pot tersebut sudah tumbuh pohon jeruk kecil.

Pertunjukan ini bukan barang baru bagi Maskelyne. Pohon jeruk tadinya disembunyikan di lengan baju. Untuk menimpali pertunjukan itu, Maskelyne dengan santai mengambil pipanya dari saku. Ia menjentikkan jarinya dan muncullah api. Dengan api itu dinyalakannya pipanya.

Mata imam yang hijau itu bersinar-sinar. Ia memperlihatkan kedua belah tangannya: kosong. Lalu ditutupnya matanya dan ketika kedua belah tangan itu ia angkat dari mata, dalam setiap tangan tergenggam sebutir telur. Telur itu dipelototinya dan keduanya digenggamnya bersama-sama dengan kedua belah tangannya. Waktu tangan dibuka, menggeleparlah di dalamnya seekor burung merpati.

Maskelyne merasa lebih percaya diri. Dari saku celananya ditariknya sebuah saputangan warna-warni. Saputangan itu dilambai-lambaikannya, lalu digenggam dengan sebelah tangan. Ketika ia membuka genggamannya, seekor kupu-kupu yang warnanya seperti saputangan itu terbang ke luar pintu.

Imam lantas mengambangkan sebuah jambangan yang tadinya terletak di atas lemari. Maskelyne menjawab dengan mengeluarkan sejumlah benda dari mulut.

Imam menghadapi lemari, merentangkan tangan, lalu menariknya lagi. Pintu lemari terbuka seperti ditarik dengan tali, tetapi tidak ada tali. Tangannya berhenti ditarik, pintu lemari berhenti bergerak. Tangannya ditepukkan, pintu lemari tertutup.

Maskelyne menduga tali mestinya ada, tapi disambung dengan sandal atau ibu jari imam, atau tersembunyi di bawah permadani.

Kamar itu kini menjadi medan adu sulap. Bagaimana caranya mengesankan imam? pikir Maskelyne. Iman pasti tidak terkesan disuguhi permainan saputangan lagi. Maskelyne ingat pistol yang ia bawa di pinggang.

Sementara itu imam sudah tidak sabar menunggu. Diam-diam Maskelyne mengambil sebuah anak peluru pada saat ia merogoh sejumlah silet. Peluru itu akan digunakan pada saat yang tepat.

Kini ia akan mempertunjukkan dulu kemahirannya dengan pisau silet. Untuk membuktikan silet itu tajam, ia mengiris dulu kulitnya, sehingga sedikit darah keluar.

Kemudian ia membuka mulutnya untuk menelan sejumlah silet. Pisau itu dikeluarkannya lagi dalam bentuk untaian dengan benang. Imam menyambar sebuah silet, menggigitnya untuk membuktikan keahliannya dan melemparkannya ke lantai.

Imam kini pergi ke dekat permadani dan merentangkan tangannya. Ketika ia mengangkat tangannya, permadani terangkat seperti karton. Maskelyne melihat ke langit-langit untuk mencari tali pengangkat permadani, tetapi tidak menemukannya. Imam mengangkat permadani sampai batas pinggangnya.

Maskelyne terkesan. Sementara itu ia mundur sampai mencapai tembok. Tembok itu tidak keras. Dengan silet diam-diam ia mengores dinding di belakangnya dan menekankan anak peluru agar masuk ke tembok.

Ketika imam menurunkan permadani sampai lantai lagi, Maskelyne memberi anggukan penghargaan. Lalu ia mencabut pistolnya. Iman kaget. Maskelyne cepat-cepat menodongkan pistol ke dirinya. Imam menjadi tenang lagi. Maskelyne mengambil enam peluru kosong dari kantong baju safarinya untuk mengisi pistol lalu menutup matanya dan menembak telapak tangannya.

Penerjemah menjatuhkan diri ke lantai, karena kaget. Maskelyne memperlihatkan telapak tangannya. Selain noda merah di tengah tidak ada lubang atau luka. Imam memeriksanya. Imam menuju ke dinding. Maskelyne buru-buru mendahului dan mencabut peluru dari dinding yang ditunjukkannya dengan bangga kepada imam.

Imam menyatakan sesuatu yang diterjemahkan oleh pelayan dengan ketakutan. Kata imam, Maskelyne penipu besar. Ia harus angkat kaki. Tetapi sebelumnya imam akan menunjukkan kegaiban yang hebat supaya tidak terlupakan.

Imam mengambil tombak dan menancapkannya ke perutnya. Lalu ia berlari ke arah tembok untuk menghantamkan ujung tombak agar masuk lebih dalam lagi ke badannya.

Maskelyne sampai berteriak karena kaget. Tombak itu tembus ke belakang, merobek baju imam. Pelayan imam menjatuhkan diri ke lantai dan menangis.

Kemudian dengan terisak-isak pelayan menerjemahkan kata-kata imam, "Inilah kegaiban yang tidak bisa dibuat oleh orang kulit putih. Kalau tentara kulit putih berani masuk, ia akan disate seperti ini. Sekarang imam minta Anda menarik tombak itu dari tubuhnya."

Maskelyne yang merasa kalah dan gagal misinya, memegang gagang tombak dan menarik keras-keras. Tombak itu tertarik ke luar dengan sulit. Imam berkeringat dan mengeluarkan kata-kata gerutuan, tetapi tampak tidak kesakitan. Akhirnya, dengan susah payah tombak itu keluar juga. Maskelyne memeriksanya. Aneh, tidak ada darah sedikit pun. Ia menoleh pada kemeja imam yang robek. Tidak ada darahnya sedikit pun.

Tiba-tiba ia ingat. Kakeknya pernah bercerita tentang seorang pesulap yang sukses di kota-kota lain, tetapi gagal di London. Di kota itu pesulap tersebut ketahuan menggunakan ikat pinggang kulit untuk pertunjukan yang mirip dengan yang dilihatnya sekarang. Maskeylne menyerahkan tombak itu dan tiba-tiba memberi jasa baik membersihkan debu dari pinggang iman. Imam seperti tersengat lebah, karena Maskelyne berhasil meraba ikat pinggang kulitnya.

Kepada pelayan Maskelyne berkata, "Tolong katakan kepada imam, saya tahu ia menggunakan ikat pinggang kulit dan tombak itu bisa melengkung sekitar pinggangnya ketika ia berbuat seolah-olah menusuk diri."

"Saya tidak berani," jawab penerjemah dengan ketakutan. Ia cuma mengucapkan sepatah dua patah kata saja dan imam menstopnya.

Pelayan itu akhirnya berkata kepada Maskelyne, "Imam bilang Anda memang hebat. Di antara orang-orang besar harus ada persahabatan."

Maskelyne buru-buru berkata, "Saya tahu imam akan menerima orang-orang saya, yang menghormatinya seperti saya menghormati beliau." Imam tidak punya pilihan lain. Mereka berjabatan tangan sebagai dua orang pesulap. Kedua-duanya saling menyegani.

Maskelyne pergi meninggalkan ruangan dengan hati lega. Misinya berhasil. Di tengah lorong yang menuju ke luar ia membungkuk untuk memungut kupu-kupunya yang dijalankan secara mekanis.


Memburu Tahi Unta


Tahi unta pun berguna dalam penyamaran

Tanggal 30 April Rommel menggempur lagi Tobruk. Berkat keuletan tentara di bawah Mayor Jenderal Australia Leslie Morsehead kota itu bisa dipertahankan. Anak-anak dan wanita diperintahkan meninggalkan Mesir. Tanggal 2 Mei, agen Inggris di Suriah menyatakan Imam Dervish mempersilakan daerahnya dilalui. Lima hari lima malam perang terjadi, Tobruk tidak jatuh juga. Akhirnya, Rommel diperintahkan atasannya di Jerman untuk berhenti dulu. Korban di kedua belah pihak besar.

Churchill mendesak Jenderal Wavell untuk menyerang Rommel sebelum Afrika Korps bisa memperkuat diri lagi. Tetapi melihat keadaan tentaranya sendiri Wavell ragu-ragu.

Ketika itu mereka sudah mempunyai Camouflage Experimental Section (CES) yang ditaruh di bawah pimpinan Mayor Geoffrey Barkas, kepala urusan kamuflase di Timur Tengah. Maskelyne termasuk di dalamnya. Tanggal 11 Mei CES menerima perintah pertama untuk mengubah 238 tank Tiger berwarna hijau menjadi tank yang cocok untuk di gurun.

Tank itu baru tiba di Pelabuhan Alexandria. Tadinya untuk Yunani, tetapi Yunani keburu jatuh. Kini para insinyur harus memasang filter penyaring pasir pada tank itu dan bagian kamuflase harus menyesuaikan warna gurun. Dari mana mereka harus mencari 10.000 galon (+ 40.000 l) cat? "Bikin saja sendiri," kata pelukis Philip Townsend. Bahan yang bisa diperoleh di Kairo terbatas.

Mereka mencari ke tempat pembuangan sampah tentara. Di dump di luar Kota Kairo itu menumpuk barang rongsokan dan barang busuk sepanjang beberapa kilometer. Tinggi tumpukan itu menyerupai bukit.

Di situ mereka menemukan deretan drum berisi Worcestershire sauce (di Indonesia dikenal sebagai saus Inggris), yaitu yang diangkat dari kapal yang tenggelam kena torpedo. Saus itu dicampur dengan semen dan tepung yang ditemukan di tempat itu juga. Ternyata terlalu merah. Townsend mencoba mencampurnya dengan tinta, dengan segala macam, tetapi tetap juga tidak menemukan warna yang diinginkan. Akhirnya, Townsend menemukan juga pencampur yang jitu, yaitu... tahi unta!

Kini terbentuklah "Dung Patrol" yang kerjanya mencari kotoran unta di mana-mana. Orang-orang Kairo heran: untuk apa tentara mengejar-ngejar unta dan untuk apa kotoran hewan itu. Orang-orang Arab marah, karena tidak kebagian bahan bakar yang sudah berabad-abad menyalakan tungku untuk tempat pembakaran roti mereka.

Akhirnya, tank Tiger pun mempunyai baju baru yang menyamarkannya di padang pasir. Namun beberapa hari setelah terbakar matahari, bau itu pun hilang.
0
9.7K
68
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.