Quote:
RMOL. Ratusan orang yang tergabung dalam Masyarakat Pecinta Bung Karno (MPBK) menggelar unjuk rasa di kantor PT Tripar Multivision Plus.
Mereka menuntut film berjudul Soekarno yang diproduksi perusahaaan milik produser Ram Jethmal Punjabi itu dihentikan penayangannya.
"Film tersebut terlalu banyak memotong sejarah perjuangan melawan Jepang," kata koordinator aksi Faren Sadou di depan Multivision Tower, Kuningan, Jakarta, Selasa (17/12).
Menurutnya, dalam film yang disutradarai Hanung Bramantyo itu,
Soekarno digambarkan sebagai seorang agen Jepang menuju kemerdekaan Indonesia. Padahal, fakta sejarah, Soekarno bersama Hatta menjalankan taktik legal yang berpura-pura bekerja sama dengan Jepang untuk tujuan mengurangi tekanan militer Jepang terhadap rakyat.
"Kami merasa penting untuk memberikan evaluasi terhadap film tersebut. Karena, film itu justru membunuh karakter Bung Karno sebagai pendiri Indonesia," jelas Faren di depan kantor produser Ram Punjabi.
Aksi unjuk rasa MPBK dikawal ketat puluhan petugas kepolisian dari Polsektro Setia Budi. Meski tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas, aksi ini mendapat perhatian pengendara yang melintas di depan Multivision Tower dari arah Kuningan menuju Manggarai dan sebaliknya.[wid]
http://politik.rmol.co/read/2013/12/...karno-Ditarik-
RM Zulkipli: Di Film Soekarno Sejarah Perjuangan dan Kemerdekaan Diselewengkan
Quote:
RMOL. Kecaman terhadap film Soekarno terus mengalir. Sutradara Hanung Bramantyo dan Ram Punjabi selaku bos rumah produksi Tripar Multivision Plus yang memproduseri film tersebut dinilai sudah menyesatkan sejarah proklamator dan kemerdekaan RI.
"Dengan seenaknya mengganti sejarah perjuangan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia yang perkasa dijadikan hanya kisah cekcok pasutri dan asmara remaja wanita. Film Soekarno merupakan hasil penyesatan Ram Punjabi dan Hanung," ujar pendiri Indonesia Media Watch( IMW), RM Zulkipli dalam pembicaraan dengan redaksi, tadi malam (Senin, 16/12).
Film Soekarno sangat mengusik pikiran sehat bangsa tak terkecuali para pembaca sejarah. Membiarkan film tersebut tetap tayang berarti mendiamkan jutaan anak bangsa menyaksikan kesesatan.
Mengutip Pramoedya Ananta Toer, RM Zulkipli mengatakan bahwa tidak mungkin orang dapat mencintai negeri dan bangsanya kalau dia tak mengenal sejarahnya. Masalahnya dengan film Soekarno, film tersebut malah membuat bangsa ini tidak mencintai negerinya karena sejarah yang ditampilkan sejarah kepalsuan.
Film Soekarno, sambung RM Zulkipli, menggambarkan sejarah pendiri negeri dipasarkan sebagai penyalur pramuria untuk fasis penjajah negerinya. Penyesatan Hanung dan Ram Punjabi terlihat jelas dari penggambaran mengenai sosok Soekarno sebagai guru yang menggerayangi tubuh murid dan sejawat anaknya. Bukan hanya itu, film tersebut juga mengisahkan bahwa kemerdekaan RI merupakan hadiah Jepang, bangsa pecundang yang baru kalah dalam perang dunia.
"Bagaimana mungkin penegak hukum dan sarjana hukum di republik ini membiarkan film ini tetap tayang bahkan ketika Pengadilan Niaga telah memutuskan peredaran film harus dihentikan," demikian RM Zulkipli.[dem]
http://www.rmol.co/read/2013/12/17/1...Diselewengkan-
Quote:
Ajaran Bung Karno Ingin Dikubur Lewat Film Soekarno
RMOL. Di republik ini ada kelompok yang menginginkan agar ajaran Soekarnoisme dikubur selama-lamanya.
Film Soekarno garapan sutradara Hanung Bramantyo yang dinilai banyak pihak jauh dari fakta sesungguhnya dan terkesan tak menghormati Bung Karno sebagai Bapak Bangsa, membuat senang hati kelompok tersebut.
Demikian dikatakan putra Bung Karno, Guruh Soekarnoputra, kepada wartawan di Jakarta, Minggu (15/12).
"Di bangsa ini ada gerakan de-soekarnoisasi. Mereka ingin ajaran Bung Karno terkubur," kata Guruh Soekarnoputra.
Dia mengatakan dengan pemutaran film tersebut, sadar atau tidak sadar, orang-orang yang selama ini getol melakukan desoekarnoisasi bisa masuk dari film Soekarno tersebut. [ian]
http://politik.rmol.co/read/2013/12/...Film-Soekarno-
bukan hanya keluarga Bung Karno saja yg protes terhadap film SOEKARNO tsb dan ternyata ada dari berbagai kalangan juga memprotes, termasuk FPI dan MPBK
sutradara krisis kreativitas dan produsernya pun hanya menjual sensasi, film sampah!