Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ovonelpotpalAvatar border
TS
ovonelpotpal
Meninggal pasca caesar di kendari..
Tewas Pasca Operasi Caesar

KENDARINEWS.COM - Kendari, Indikasi adanya kesalahan dalam penindakan medis yang dilakukan oknum dokter kembali terjadi. Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abunawas Kota Kendari, seorang wanita bernama Juniati Fitria, M.Pd dinyatakan meninggal dunia pasca operasi caesar.
Atas perkara itu, keluarga almarhumah sudah menempuh jalur hukum dan telah melaporkan ke Polres Kendari. Kasus yang disebut pihak keluarga sebagai dugaan malparaktek itu hampir serupa dengan kejadian menimpa almarhumah, Julia Fransiska Maketey yang meninggal usai operasi caesar di Rumah Sakit R.D. Kandou Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, pada 10 April 2010.

Juniati Fitria yang adalah seorang guru psikologi di SMP 5 Kendari itu diketahui meninggal dunia di RSUD Abunawas, kemarin (15/12) sekitar pukul 01.00 dini hari.

Kejadian diketahui saat keluarga wanita berusia 29 tahun tersebut mengamuk di RSUD Abunawas. Pasalnya, hingga Juniati menghembuskan nafas terakhir, tak satupun dokter yang memberikan pertolongan pada korban pasca operasi.

Kedua orang tua Juniati, Kasim Samata dan Ibunya Harnani serta puluhan keluarga tak kuasa menahan tangis. Mereka mengisahkan, pada Jumat (13/12) lalu sekitar pukul 19.00 Wita, Juniati masuk ke RSUD Abunawas untuk melahirkan anak pertamanya. Niat awal, proses persalinan akan dilakukan secara normal, namun itu tak sesuai harapan. Sebab, tim dokter setempat memutuskan untuk melakukan operasi caesar setelah tanda-tanda persalinan normal tidak ada.

Sebelum dilakukan operasi, keluarga telah menerima pelayanan yang kurang baik. Saat masuk RSUD sekitar pukul 19. 00 Wita, hingga pukul 00.00 Wita, Juniati hanya satu kali mendapat perawatan, itupun hanya dari bidan praktek. Padahal, almarhum terus meringis kesakitan. Lalu hingga Sabtu pukul 06.00 Wita juga hanya sekali dijenguk bidan. Kedua orang tua almarhum mengaku, awal masuk pihaknya minta ruangan VIP, tapi pihak RS mengaku fasilitas itu penuh sehingga dimasukan ke ruang isolasi.

"Anak saya ingin melahirkan normal, tapi hasil pemeriksaan dokter tidak bisa, karena ketubannya tak pecah-pecah padahal sudah waktunya melahirkan. Jadi Sabtu itu, pukul 08.00 Wita, diputuskan untuk operasi caesar. Saat itu kondisinya sangat sehat dan siap untuk operasi. Lalu pukul 11.00 Wita, Fitria masuk dalam ruang operasi”," kisah Harnani.

Nah sekitar pukul 12.45 Wita, operasi dinyatakan selesai oleh dokter yang menangani, Dewa Putu, Sp.OG. Lalu almarhumah keluar dari ruangan operasi dalam kondisinya sehat dan dibawa ke ruang ICU. Termasuk bayi laki-lakinya seberat 3,6 kg dinyatakan sehat dan normal.

Sekitar pukul 15.00 Wita, istri Muh. Firdaus tersebut dinyatakan siuman. Saat itulah langsung melihat buah hatinya dan sempat mengatakan, "Susah sekali saya peroleh anak ini, tapi saya belum bisa kasi ASI ya," kutip Harnani.

Saat siuman itu, diakui tidak ada dokter dan bidan di tempat itu yang melakukan perawatan. Lagi-lagi tinggal calon bidan praktek dari sejumlah perguruan tinggi di Kota Kendari. Jadi hanya diberikan cairan infus tanpa perawatan intensif. Akibatnya, sekitar pukul 20.00 Wita, suhu badan Juniati panas dan menggigil karena terus merasa kesakitan pada bagian perut bekas operasinya. Keluarga pun panik dan mencari dokter yang menangani, namun tak ada di tempat.

"Saat itulah, darah terus keluar namun bidan praktek hanya membersihkan darah. Ini kemungkinan juga kehabisan darah karena tiga lapis sarung dan seprei basah dengan darah. Tapi dokter yang menangani (Dewa Putu) tidak juga datang-datang," kesal Kasim Samata, dibenarkan Ridwan, keluarga almarhum sebagai saksi di temui di RS Abunawas malam itu.

"Dalam kondisi kesakitan, anak saya sempat bicara bahwa pelayanan rumah sakit ini sangat buruk. Dokter tidak bagus melayani dan menangani saya," begitu kata almarhumah seperti dituturkan ulang oleh ayahnya.

Sekitar pukul 00.30 Wita, keluarga sudah habis kesabaran karena terus mendapat janji, dokter Dewa Putu akan segera datang, sehingga keluarga mulai mengamuk. Para bidan baru terbangun setelah mendengar teriakan keluarga, karena kondisi almarhumah yang sudah kritis. Para bidan menurut kata Kasim, langsung berlarian mengambil alat oksigen untuk bantuan pernapasan.

“Anak saya sudah sekarat, baru dibawa di ruang ICU lagi. Tapi tidak lama, sekitar pukul 01.00 Wita dini hari, meninggal dan kami sangat terpukul karena ulah dokter yang tidak bertanggungjawab pada pasiennya. Jadi kami akan proses hukum, karena ini merupakan malpraktek," geramnya, sambil menangis.

Setelah Juniati meninggal, satu jam kemudian dokter Dewa Putu baru muncul di rumah sakit dan sempat melihat pasiennya yang sudah tak bernyawa. Sekitar pukul 02.00 wita, almarhum langsung dibawa menggunakan ambulance ke rumah duka di Perumahan Dosen UHO Kendari Blok X.

Saat ditemui di RS Abunawas malam itu, Dewa Putu mengaku sangat terkejut dengan kejadian itu. Padahal kondisi almarhumah sebelum dan pasca operasi sangat sehat. “Dengar meninggal saya terkejut sekali. Tapi, memang sudah sistem rumah sakit, kerja dokter bukan 24 jam merawat pasien. Sebab, ada bidan yang menangani usai operasi," jawab Dena Putu.

Selama 11 tahun menjadi dokter kandungan dan delapan tahun terakhir bertugas di RSUD Abunawas, diakui kejadian ini baru pertama kali. Soal tanggungjawab dokter pada pasiennya pasca operasi, Dewa Putu mengaku, Ia tak hanya bertugas mengoperasi pasien di RSUD Abunawas. "Tapi di rumah sakit lain juga dan setiap hari bisa sampai lima orang yang dioperasi," katanya lagi.

Dewa mengaku akan melakukan klarifikasi pada bidan bersangkutan yang merawat pasien. Sebab, menurut laporan bidan, usai siuman pasca operasi, almarhumah tak lama langsung bangun. Padahal, dalam aturan bahwa pasien yang baru selesai operasi, itu dua hari baru bisa bangun dan bergerak. Lalu, apakah bapak bertanggungjawab secara hukum, karena ini ada indikasi malpraktek? “Memang saat ini dokter sedang diuji. Jadi saya tidak melarang keluarga pasien menempuh jalur hukum. Sebab, itu hak bagi tiap warga negara. Tapi saya sangat terpukul dan merasa bertanggungjawab dalam kasus ini” tutupnya dengan nada rendah.

Malam itu juga, sekitar pukul 03.00 wita, bapak almarhum Kasim bersama Ridwan sebagai saksi, resmi melapor di Polres Kendari yang diterima langsung Brigadir Ahmat. Almarhum telah dikemibukan kemarin (15/12) sekitar pukul 17.00 wita di perkuburan umum Poasia Kendari. Itu dilakukan setelah suaminya, Muh Firdaus tiba di Kendari pukul 15.00 WITA melalui pesawat penerbangan Makassar-Kendari. (cr4/KP)

sumber
http://www.kendarinews.com/content/view/10794/430/

yang aneh ketuban gak pecah2 itu apa? meskipun udah dijelasin,biasanya kagak ngerti juga keluarga pasien.. apalagi orang ketiga yg ngomong, pdhl bkn dia yg dijelasin

tugas dokter bukan nungguin pasien, yang nungguin perawat atau bidan
yang perlu ditanya bidannya gimana cara mengawasi nya..
post operasi dokter mesti di cek, masih keluar darah gak, atau kontraksi bagus gak, kalau bagus kirim ruangan.
di ruangan diawasi bidan sama perawat obat2an yang masukin bidan atau perawat bukan dokter, atas perintah dokter.
Si bidan sama perawat melaporkannya bagaimana.. kalau cuman nyeri, kasih obat nyeri, mungkin efek obat anti nyeri udah habis. kalau demam kasih obat demam, tp demam 48j pasca melahirkan bisa normal, tergantung.
apalagi bidan calon praktek, harusnya tetap ada bidan tetap disana

aneh juga ditinggal tidur sama bidannya (diatas ditulis terbangun setelah teriakan keluarga).. boleh aja tidur kalo aman..
kok bisa ditinggal tidur, bidan sama perawatnya mesti gak tau kondisinya, menurun apa gak
kalau dokter dilaporin kalau udah syok, mau mati, ya repot dokternya.

Buktinya begitu dilaporin syok, sejam datang dokternya (menurut ane mesti kurang dari sejam).. nah pas malamnya kt keluarga dokternya gak dtg2.. perlu dilihat cara lapor bidan atau perawatnya, kalau kondisi baik bisa konsul per telepon.. lain kalau kondisi pasien mulai ada tanda penurunan, mesti datang, kalau perlu minta tolong teman sejawat lainnya. nah sistem pelaporannya gmn??

jadi lihat sistemnya, jgn langsung menyalahkan dokternya.
RSUD biasanya rame.. sekarang banyak residen yg udah ditarik.. repotkan spog nya, apalagi kalau mis: laporan dari bidan atau perawat gak jelas.

ane pernah pengalaman, punya teman sesak habis suntik, mungkin alergi, ane lewat telp tanya perawatnya, jawabnya tensinya bagus, aneh.. emangnya sesak lihatnya tensi aja, mesti gak lihat nadi sama napasnya dll. ane minta residen di rsud sana untuk lihat,soalnya spesialisnya msh lama.. lebih percaya dokter residen..


0
4K
13
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.9KThread41.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.