Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

venxiasAvatar border
TS
venxias
Waspada, Infeksi Organ Panggul Ancam Kesuburan Wanita
SETIAP pasangan yang telah menikah pasti menginginkan hadirnya momongan ke tengah-tengah keluarga. Karena itu, kesehatan organ reproduksi harus terjaga dengan baik.

Bila pasangan sulit memiliki anak, di masyarakat kita sering kali yang paling disalahkan adalah pihak istri. Meskipun tuduhan itu tidak selalu benar, tetapi memang risiko infertilitas pada wanita dua kali lipat terjadi pada pria.

Menurut dr. Miriam Stoppard dalam bukunya berjudul Panduan Kesehatan Keluarga, infertilitas pada wanita disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya penyakit peradangan panggul.

Penyakit peradangan panggul (Pelvic Inflammantory Disease, PID) adalah infeksi atau peradangan organ panggul, yaitu rahim, tuba fallopi (saluran telur), dan ovarium (indung telur). Penyakit ini menjadi ancaman besar bagi kesuburan wanita.

“Pembentukan jaringan parut pada tuba fallopi dan ovarium yang bersifat ireversibel adalah komplikasi yang paling serius, karena menyebabkan ketidaksuburan. Komplikasi lainnya adalah nyeri sanggama (dispareunia). Dulu, penyebab PID yang paling sering dijumpai adalah tuberkulosis. Saat ini adalah klamidia. Hanya ditemukan sedikit bukti bahwa penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (intrauterine contraceptive devices, IUD) adalah faktor berpengaruh,” terang dr. Miriam.

Gejala PID yang harus diwaspadai oleh wanita, antara lain nyeri perut, nyeri punggung, kram mirip haid yang terus-menerus, bercak darah pada vagina, kelelahan, nyeri selama dan setelah sanggama, keluarnya cairan dari vagina yang berbau tidak enak, gejala demam dan menggigil seperti flu, serta subfertilitas atau infertilitas.

PID harus ditangani sedini mungkin untuk mencegah masalah jangka panjang. Gejalanya mungkin berupa infeksi akut dengan demam, mual, rasa tidak nyaman, dan nyeri. Infeksi kronis mungkin hanya menimbulkan nyeri ringan berulang dan kadang nyeri punggung. Tapi, kedua jenis infeksi ini harus diselidiki lebih jauh. Jangan menunggu hingga keluhannya hilang. Temui dokter secepat mungkin. Jika Anda menggunakan IUD, segeralah berkunjung ke klinik.

“Jika PID berkembang menjadi infeksi kronis, maka akan sulit melenyapkannya. Anda mungkin perlu menjalani laparoskopi diagnostik untuk memastikan diagnosis. Pada kasus berat, dengan infeksi dalam waktu lama, histerektomi (pengangkatan rahim dengan pembedahan) dengan pengangkatan tuba fallopi mungkin merupakan satu-satunya penanganan, walaupun Anda harus memikirkan seluruh alternatif lain sebelum menyetujui pembedahan,” tambah dr. Miriam.

Yang harus Anda lakukan ialah jangan membiarkan keluarnya cairan dari vagina berlangsung lama tanpa penyelidikan dan penanganan. Karena PID dapat berulang, lakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan infeksi telah diberantas sepenuhnya.

SUMBER
0
850
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.