Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

enjues13Avatar border
TS
enjues13
Macet Kian Merajalela, Apa Lagi Siasat DKI?
Kendaraan warga sudah tersendat sejak keluar dari rumah

[QUOTE]Bak kutukan, kemacetan di Jakarta kian merajalela. Pada jam kerja, kendaraan 'parkir' di jalanan. Tak hanya di akses utama, kendaraan warga sudah tersendat sejak keluar dari rumah.

Belum lagi jika turun hujan. Hampir dipastikan lalu lintas Ibu Kota lumpuh. Genangan dan jalan rusak membuat kendaraan tak bergerak. Saking parahnya, jam kemacetan di Ibu Kota pun bertambah panjang. Jika biasanya kepadatan sudah terurai sekitar pukul 21.00 WIB, kini mundur jadi pukul 23.00 WIB.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sadar penanganan macet belum maksimal. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tak puas dengan penanganan macet yang diupayakan jajarannya.

Dia menganggap sterilisasi jalur TransJakarta maupun penertiban parkir liar belum mampu mengurai simpul-simpul kemacetan. Denda maksimal Rp500 ribu bagi penerobos busway pun tak mempan kurangi kepadatan. Warga yang biasa menggunakan kendaraan pribadi tetap tak tertarik menggunakan angkutan massal.

Ahok, sapaan Basuki berjanji akan terus mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah ini. Sekarang mereka punya rencana baru yaitu memaksimalkan jalan alternatif.

Untuk menambah ruas jalan, Pemprov akan membenahi sejumlah jalur alternatif di pinggir waduk atau sungai. "Mengurai macet termasuk membereskan jalan alternatif yang merupakan jalan inspeksi sungai," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis 12 Desember 2013. Saat ini, kata dia, jalan itu hanya digunakan oleh warga sekitar.

Bahkan di beberapa jalan inspeksi banyak berdiri bangunan liar. Nantinya semua bangunan itu akan disterilisasi. Dengan demikian tidak ada lagi rumah-rumah yang menghadap kali.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Manggas Rudy Siahaan, memastikan jalan inspeksi bisa digunakan setelah normalisasi rampung. "Seluruh kali dan sungai di Jakarta ke depannya ada jalan inspeksi untuk pemeliharaan," kata Manggas.

Penyebab macet

Mengatasi kemacetan di Jakarta bukanlah perkara gampang. Sudah lama soal ini menjadi problem besar tak terpecahkan. Deputi Gubernur Bidang Transportasi DKI Jakarta, Soetanto Soehodo, mengungkapkan setidaknya ada 30 titik persimpangan yang jadi pemicu kemacetan.

Salah satu persimpangan yang paling kritis adalah simpang Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Soetanto mengaku persimpangan ini akan segera dibenahi. Untuk sementara ini Pemprov akan mengupayakan rekayasa lalu lintas di titik-titik persimpangan itu.

Selain volume kendaraan yang terus meningkat, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, melihat minimnya infrastruktur pendukung juga jadi pemicu tersumbatnya lalu lintas. Belum lagi banyaknya angkutan umum yang mengetem di sembarang tempat dan pedagang kaki lima di pinggir jalan.

Keberadaan mal dan hotel ikut dituding jadi biang kemacetan. Tidak sedikit dari bangunan itu yang menggunakan sebagian badan jalan. Karena itu, Pemprov DKI akan membongkar akses jalan mal atau gedung yang menyebabkan kemacetan.

Pembongkaran akan dilakukan terhadap marka atau batas jalan agar arus lalu lintas di kawasan itu sedikit lapang. "Kalau hotel dan mal bikin macet pasti tetap kami sikat."

Ahok menyebut beberapa gedung yang menyebabkan macet antara lain akses Hotel Arya Duta, Citraland, Mal Taman Anggrek dan Shangri La. Namun mantan Bupati Belitung Timur itu mengaku mendapat laporan terbanyak salah satunya adalah kawasan Plaza Semanggi, Jalan Gatot Subroto. Akses masuk ke pusat belanja itu pun harus ditutup.

Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) yang awalnya menolak keras rencana itu, kini sepakat untuk menutup akses dari arah Slipi menuju Gatot Subroto. Tapi penutupan baru boleh dilakukan setelah jalur alternatif rampung. LVRI setuju ditutup asalkan jalur alternatif untuk akses jalan masuk yang ada di belakang gedung selesai.

Pintu tol tak strategis

Pintu Tol Semanggi I dituding juga jadi sumber kemacetan di kawasan Jalan Gatot Subroto. Jarak persimpangan Plaza Semanggi, pintu Tol Semanggi I dan Hotel Crown yang tidak jauh menjadi penyebab utama terhambatnya lalu lintas di kawasan itu.

Dampaknya, kemacetan terjadi hingga kawasan Slipi. Penyempitan jalan ikut memperparah laju kendaraan yang datang dari arah Universitas Atmajaya. Akhirnya, kemacetan meluas. Ahok menegaskan kali ini Jasa Marga tidak bisa menunda lagi penutupan pintu tol itu. Kemacetan sudah terlalu parah akibat dari penyempitan jalur masuk loket Tol Semanggi I.

Kepala Bidang Pengawasan dan Pemantauan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum, Abraham E Barus, mengaku telah melakukan evaluasi terhadap wacana tersebut.

"Tapi jika Pintu Tol Semanggi 2 tak dapat menampung, tentu dapat menyebabkan kemacetan lagi. Oleh karena itu, perlu ditambahkan gerbang Pintu Tol Semanggi 2," kata Abraham. Dia berharap nantinya Gerbang Tol Semanggi 2 mampu menampung kendaraan dan mengatasi kemacetan yang terjadi.

Untuk diketahui, saat ini hanya terdapat dua pintu yang melayani kendaraan untuk masuk di Pintu Tol Semanggi 2. Seharusnya, kata Abraham, agar arus lalu lintas berjalan lancar, paling tidak ada lima pintu di gerbang Semanggi 2.

Wakil Direktur Lalu lintas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Sambodo Purnomo menambahkan, selain Semanggi I, sejumlah gerbang tol ikut berkontribusi dalam kemacetan Ibu Kota. Dia menilai pintu gerbang tol itu tidak strategis sehingga menyumbat lalu lintas. Dua gerbang tol itu antara lain Tebet dan gerbang Tol Slipi.

Sambodo menjelaskan, gerbang Tol Tebet letaknya tak jauh dari Pancoran. Penumpukan kerap terjadi dari arah Pancoran ke Jakarta Timur atau kendaraan yang akan berbelok ke Gelael.

Di pintu keluar Semanggi 2 juga demikian. Jaraknya terlalu dekat dengan kawasan SCBD, sehingga kendaraan yang keluar dari area tersebut bertemu dengan kendaraan yang keluar tol sehingga terjadi penumpukan. Sedangkan, pintu masuk tol Senayan juga berdekatan dengan putaran Semanggi dari arah Cawang menuju Slipi.

Sama halnya dengan pintu Tol Tebet 2 yang kerap menimbulkan penumpukan kendaraan dari arah Kuningan dan Tebet.

Untuk mengurangi kemacetan, para pengguna jalan tol diimbau membayar secara elektronik. Itu dilakukan untuk mencegah antrian panjang, karena pengemudi harus menunggu uang kembalian.

Bak kutukan, kemacetan Jakarta memang kian merajalela.[/QUOTE]

NO PICT (agan agan udah pada tahu gambaran macetnya kaya apa)
Diubah oleh enjues13 13-12-2013 09:10
0
1.9K
22
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.