Dua aktivis wanita FEMEN mengejutkan program talkshow sepakbola Jerman, Markus Lanz, Kamis 12 Desember 2013. Dengan tampil topless, keduanya memprotes perhelatan Piala Dunia 2022 Qatar yang digelar FIFA.

Program acara Markus Lanz sepertinya berjalan dengan normal. Namun, saat jurnalis Hajo Schumacher sedang memberi komentar di tengah-tengah acara, terdengar teriakan "Boikot FIFA mafia. Boikot FIFA mafia."

Tiba-tiba dua aktivis cantik yang tidak mengenakan baju lari ke atas panggung studio. Payudara kedua aktivis itu hanya tertutup body painting gambar bola. Di bagian perut salah satu aktivis FEMEN itu tertulis "Pertandingan Berdarah", sedangkan satunya "Jangan bermain dengan hak asasi manusia".

Awalnya, Lanz, komentator dan penonton di studio, menganggap kehadiran dua wanita tanpa busana itu merupakan bagian dari acara. Namun, situasi menjadi menegangkan ketika empat anggota keamanan berusaha menyingkirkan kedua aktivis itu dari panggung studio.

Sambil terus berteriak "Boikot FIFA mafia", kedua aktivis itu berusaha tetap di panggung studio dan melawan anggota keamanan. Lanz sendiri meminta anggota keamanan untuk tidak melukai kedua aktivis FEMEN tersebut.

Kalah tenaga dan jumlah, kedua aktivis FEMEN itu kemudian berhasil dibawa ke luar studio. Namun, Lanz memberi kesempatan kepada salah satu aktivis pria FEMEN untuk mengungkapkan alasan di balik protes mengejutkan tersebut.

"Pada persiapan Piala Dunia 2022 di Qatar, pekerja telah diperlakukan seperti budak . FIFA harus memberikan tekanan pada negara tersebut atau bahkan membatalkan Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia," ujar salah satu aktivis pria FEMEN.

Sejumlah organisasi HAM seperti Amnesty International dan Human Rights Watch sudah berulang kali melaporkan masalah kondisi pekerja di Qatar jelang Piala Dunia 2022. Para pekerja asing dikabarkan telah dieksploitasi dan dilecehkan.

Upah mereka sering tidak dibayar. Para pekerja juga harus berhadapan dengan situasi kerja yang berbahaya dan akomodasi yang kumuh.

[URL="http://bola.viva.co.id/news/read/465997-protes-piala-dunia-2022--aktivis-wanita-tanpa busana-di-acara-sepakbola"]sumur[/URL]