Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bloogmooAvatar border
TS
bloogmoo
Nyesel konsul ama dokter spesialis THT yang atu ini
Permisi agan dan aganwati di seluruh nusantara,

Tulisan ini hanya sebagai perwakilan dari kekecewaan ane, namun ane juga pengen tau apakah ada agan dan aganwati pernah mengalaminya?

Begini ceritanya:
19 Nov, ane mengalami batuk parah, badan meriang, dan kondisi semakin memburuk karena batuk kering dan sulit bernafas. Ane putusin untuk cek ke klinik skalian minta obat agar bisa jingkrak jingkrak lagi. Maklum, sebagai pelanggan corporate dan company lagi ada penyusutan biaya kesehatan karyawan, akhirnya ane ke klinik dan jumpa ama dokter lalu di cek. Di raba dan di cek, lalu di raba dan di cek.

Suhu tubuk tidak di cek, tekanan darah nya aja yang di cek. Eh nggak tau nya ane di vonis kalau tonsil (amandel) sedang dalam peradangan, stadium 3 dari stadium 4. Dokter ini tidak menjelaskan kenapa bisa terjadi peradangan dan apa yang harus di lakukan apabila terjadi peradangan, yang dilakukan dokter tersebut hanya pencet keyboard eh rupanya ketik resep obat. Siapa yang tidak emosi seperti ini. Tidak ada edukasi kesehatan sama sekali. Untung nya ane juga penasaran ama penyakit ane sendiri dan mutusin nanya. Jawaban tuh dokter nya singat dan padat, kata tuh dokter: "peradangan terjadi karena suhu tubuh sedang meningkat", jawaban oppo iki?

Ane di kasih obat penurun panas, dan obat bantuk.
Obat nya tidak bekerja optimal.

26 Nov, ternyata penyakit ini tidak kunjung sembuh, tonsil masih meradang dan batuk makin parah. Kek aki-aki wae. Ane ke klinik dan jumpa dokter yang beda lagi. Penanganan masih sama. Ane minta surat rujukan ke Eka Hospital di Pekanbaru untuk bisa mengetahui penyakit ama ini sebenarnya, dan skalian konsul ke spesialis THT.

27 Nov, ane ke Eka Hospital pekanbaru dan sudah mengantongi surat rujukan ke spesialis THT.
Jam 6.00 WIB ane berangkat dari rumah dan nyampe di pekanbaru jam 8.30 WIB. Cuaca hujan deras dan dingin. Bawa motor hujan hujan dengan batuk parah mungkin sudah suratan takdir, dan syukurlah ane tiba di Eka Hospital dalam keadaan selamat.

Selesai pendaftaran ane di panggil oleh perawat untk jumpa dengan dokter spesilis THT. Alangkah terperanjak nya dan emosi meluap-luap ketika dokter tersebut mengajukan pertanyaan:

S: saya
D: dokter

Bokong ini belum nyentuk kursi empuk, si dokter sudah memulai pertanyaan:
D: Bapak serius mau tonsilektomi? (karena kata tesebut tertulis di surat rujukan)
D: Bapak apa sudah siap mau di operasi?
S: Wah, kalu kondisi saya memungkinkan kenapa tidak?
D: Oke, kita periksa dulu

Setelah pemeriksaan, dokter kembali ke meja nya tanpa sepatah kata pun.
Saya pun jadi semakin emosi

S: Jadi dok, hasil pengecekan nya bagaimana?
D: Bapak batuk kering, jadi saya beri obat batuk dulu dan konsul kembali satu minggu kemudian.

Sambil menuliskan resep, tuh dokter spesialis THT tidak memberikan penjelasan detail tentang penyakit ane.

Dengan hasil konsul ama dokter spesialis THT yang entah tamanan mana tersebut dan biaya konsul 159ribu, ini sungguh tidak masuk akal. Maaf, struk nya ketinggalan di rumah ortu, di Padang.

Konsul nya memakan waktu 10 menit, konsul seperti apakah ini?

Jam 9.10 ane balik ke rumah.

Jam 11 ane nyampe rumah langsung nelpon emak di Padang untuk booking nomor antrean ama dokter spesilias THT kenalan emak. Dokter spesilis THT ini merupakan kepala bagian dokter spesialis THT di RS M Djamil Padang dan juga dosen nya dokter spesilias THT di FK UNAND. Jam terbang nya sudah tinggi, karena dia sudah jadi dokter spesilias dan dosen sejak ane masih kecil.

Tanggal 28 Nov ane ke Padang dan langsung jumpa dokter teman emak tersebut. Dari hasil penerawangan singkat nya, dan selesai pengecekan, dia hanya bilang, owh ini toh, ini alergi.

Dokter teman emak bilang setelah pengecekan:
"Owh, ini toh. Ini alergi. Kamu alergi terhadap makanan atau kondisi udara di lingkungan kerja atau AC di kantor. Satu-satu nya cara, kalau tenggorokan kamu gatal setelah makan sesuatu, berarti kamu jangan makan itu lagi, walaupun itu gorengan atau entah apalah."

Penjelasan itu di utarakannya tanpa ane tanyakan.

Sejak saat itu, saya putuskan tidak akan beribat lagi ama dokter spesilias THT di Eka Hospital dan lebih memilih berobat ke Padang dengan biaya sendiri.

Apakah ada agan dan aganwati pernah mengalami hal yang sama?
Polling
0 suara
Apa yang membuat anda kesal ketika konsul dengan dokter spesialis?
.rwp8197.
.rwp8197. memberi reputasi
1
126.2K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.