Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

spokenAvatar border
TS
spoken
3 Pegawai KAI Korban Tragedi Bintaro II Naik Pangkat Gan...
Liputan6.com, Jakarta : Manajemen PT KAI memberikan penghargaan berupa kenaikan pangkat kepada 3 pegawainya yang gugur dalam tugas. Mereka adalah Masinis Darman Prasetyo, asisten masinis, Agus Suroto, dan teknisi Sofyan Hadi. Ketiganya tewas dalam kecelakaan di perlintasan Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, pada Senin 9 Desember 2013 kemarin.

"Kenaikan Anumerta, dua tingkat mulai dari sekarang. Kenaikan itu agar keluarga jenazah mendapat uang pensiun lebih besar, baik untuk istri almarhum (Darman Prasetyo) atau ahli waris orang tua bagi asisten masinis (Agus Suroto), dan teknisi (Sofyan Hadi)," kata Dirut PT KAI Ignatius Jonan usai upacara persemayaman 3 jenazah di Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (10/12/2013) malam.

Jonan mengungkapkan, khusus teknisi Sofyan Hadi yang awalnya masih berstatus pegawai kontrak, sejak peristiwa itu manajemen PT KAI langsung mengangkatnya sebagai pegawai tetap PT KAI.

"Manajemen mengangkat saudara Sofyan Hadi sebagai pegawai secara resmi sejak tanggal kemarin dan diberhentikan hari ini sehingga mendapat hak pegawai," ucapnya.

Diangkatnya Sofyan dan memberi kenaikan pangkat anumerta kepada 3 jenazah itu sebagai upaya PT KAI yang telah maksimal untuk memberikan apresiasi kepada mereka dan sekaligus permohonan maaf kepada korban dan keluarga.

"Penghargaan ini sekalian memberi apresiasi kepada keluarga. Selain asuransi jiwa. Asuransi jiwa sudah diatur, jumlahnya tapi saya tidak ingat, tapi cukup," tandas Jonan. (Ali/Eks)

http://m.liputan6.com/news/read/7708...i-naik-pangkat



NB : apa kabar nya Pangkat eks masinis tragedi Bintaro 1 ya gan??
ane emoticon-Berduka (S) gan...



--------------------------------------------------------
Ini Lah Sosok Masinis Kereta Api Tragedi Bintaro 1987 yang Menjadi Legenda
--------------------------------------------------------

Slamet Suradio, 71, masinis yang terlibat dalam tabrakan maut KA di Bintaro pada 1987, seperti hilang ditelan bumi. Namanya baru diungkit lagi menyusul terjadinya kecelakaan KA di Stasiun Petarukan, Pemalang.

Mencari Slamet Suradio di Purworejo memang tidak mudah, nama masinis yang pernah menggemparkan Indonesia itu tidak terdata di PT KA (Kereta Api) Kutoarjo.

Petugas di Stasiun Besar Kutoarjo malah terkejut saat diberita tahu bahwa masinis KA 225 (Rangkasbitung-Jakarta) yang terlibat tabrakan dengan KA 220 (Tanah Abang-Merak) dan menewaskan 156 orang itu tinggal di Purworejo.

Alamat Slamet akhirnya ditemukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Purworejo. Slamet Suradio tercatat sebagai warga RT 01, RW 02, Dusun Krajan Kidul, Desa Gintungan, Kecamatan Gebang, Purworejo.

Laki-laki yang oleh warga sekitar lebih akrab disapa Slamet Bintaro itu sedang tidak ada. Rumahnya sepi. Tetangganya memberi tahu bahwa Slamet sedang berjualan rokok keliling di perempatan besar dekat BRI Cabang Kutoarjo.

Slamet yang mengenakan baju biru lusuh dan topi biru berjalan di trotoar dengan tertatih-tatih. Di pundaknya tergantung tas berisi beberapa bungkus rokok yang dijual keliling. Dia kaget ketika disapa dengan nama "Slamet Bintaro".

Antusias Slamet menceritakan tragedi kecelakaan kereta yang terjadi pada Senin Pon, 19 Oktober 1987, pukul 07.30 tersebut. Tabrakan frontal dua KA itu dianggap sebagai kecelakaan terburuk dalam sejarah perkeretaapian Indonesia. Selain menewaskan 156 orang, tabrakan tersebut melukai sekitar 300 penumpang lainnya.

Dalam kasus itu, Slamet akhirnya dihukum lima tahun penjara. Begitu bebas dari Lapas Cipinang pada 1993, Slamet masih boleh ngantor, meski hanya disuruh apel pagi. Namun, pada 1994, dia diberhentikan dengan tidak hormat. Secara otomatis dia tidak mendapatkan uang pensiun. Padahal, Slamet mulai mengabdi di PJKA (kini PT KA, Red) sejak 1964 dan mulai 1971 menjadi masinis.

"Pengabdian saya selama puluhan tahun seperti tidak berarti," ujar suami Tuginem, 45, itu dengan nada kelu. Tuginem merupakan istri kedua Slamet. Istri pertamanya, Kasmi, kimpoi lagi dengan masinis kawan Slamet ketika laki-laki berkulit hitam legam itu menjalani hukuman di Lapas Cipinang.

Slamet kemudian membongkar isi tas cangklongnya. Selain rokok, ternyata Slamet ke mana-mana membawa "surat-surat penting" yang menjadi saksi bisu pengabdian dirinya sebagai masinis. Di antaranya, surat tanda pengenal masinis dan surat pemberhentian dirinya oleh Kementerian Perhubungan.

Dia tampak terluka. Selain merasa menjadi kambing hitam dalam tragedi Bintaro, dia mendapatkan tekanan dari mana-mana. Dia menjalani pemeriksaan yang melelahkan dan membuatnya stres.

Dia juga tiga kali pindah rumah sakit saat menjalani pengobatan luka-luka akibat kecelakaan itu. Pertama, dia dirawat di RS Pelni Jakarta. Namun, lantaran mendapat teror dari massa "korban Bintaro", Slamet kemudian diamankan dan dipindahkan ke RS Cipto Mangunkusumo, sebelum dipindah lagi ke RS Kramat Jati.

Di ICU RS Kramat Jati, Slamet dirawat tiga bulan. Selama menjalani perawatan itu, dia masih sering dimintai keterangan oleh aparat kepolisian. "Bahkan, saya pernah diinterograsi dengan todongan pistol agar mengakui apa yang tidak saya lakukan. Namun, saya tetap kukuh karena saya menjalankan kereta setelah mendapat sinyal aman ketika masuk Bintaro. Saya sempat bilang, tembak saja Pak. Saya rela mati karena saya merasa tidak melakukan kesalahan," paparnya mengenang.

Meski demikian, Slamet Bintaro tetap menjadi terdakwa. Jaksa penuntut umum di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan saat itu menuntut Slamet dengan hukuman 14 tahun penjara. Namun, hakim menjatuhi hukuman 5 tahun penjara.

Setelah bebas dari Lapas Cipinang, Slamet Bintaro pulang ke kampung halaman, menemani istrinya yang bekerja sebagai buruh dan perajin emping. Slamet memilih berprofesi menjadi pengasong rokok keliling untuk mengisi hari-harinya.

Di perempatan BRI Kutoarjo yang letaknya tidak jauh dari Stasiun Kutoarjo, saban hari dia dia menghabiskan waktu bersama para tukang becak dan tukang ojek yang mangkal di situ.

"Yang penting, pekerjaan saya halal. Saya tidak mencuri dan korupsi," tutur Slamet yang sehari rata-rata hanya mendapatkan penghasilan sekitar Rp 5.000


emoticon-Berduka (S) emoticon-Berduka (S) emoticon-Berduka (S)

http://m.kaskus.co.id/post/52a55c3e5...cb17bf1f8b4646
0
4.9K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.