Ngarot adalah
salah satu adat istiadat yang ada di desa Lelea Kabupaten Indramayu di
lakukan oleh masyarakat Lelea
secara turun temurun hingga
sekarang dengan tidak terputus-
putus. Pada awalnya pelaksanaan
upacara adat Ngarot tidak di balai desa akan tetapi di laksanakan di
balai adat.
Kata Ngarot dari bahasa Sansekerta
berarti Ngaruwat artinya
membersihkan diri dari segala noda
dan dosa akibat kesalahan tingkah laku seseorang atau sekelompok
orang pada masa lalu. Sedangkan
menurut bahasa Sunda kuno Ngarot
mempunyai arti minum, oleh pribumi
disebut Kasinoman, karena
pelakunya para kawula muda ( si enom artinya anak muda ). Jadi
Ngarot adalah pesta "minum-minum
atau kasinoman" sementara
pendapat umum pesta ngarot adalah
mencari jodoh, namun budayawan membantah bahwa hal tersebut (pendapat umum) itu tidak benar.
Waktu pelaksanaan upacara adat
Ngarot secara turun temurun dan
jatuh pada hari Rabu wekasan yaitu antara bulan Oktober dan
Nopember, dilaksanakan satu kali
pada setiap tahunnya selama sehari
semalam penuh.Sebelum
menentukan hari pelaksanaan
upacara Ngarot, sedikitnya dua kali Kepala Desa mengadakan rembuk
desa sebagai persiapan pelaksanaan
upacara tersebut. Rembuk desa
pertama mengumpulkan para
pamong, lembaga desa, seperti LMD,
LKMD, PPK dan tokoh masyarakat dan tokoh pemuda untuk
menetapkan waktu, hari, dan
tanggal pelaksanaan upacara.
Setelah ada keputusan, baru
diumumkan oleh Kuwu a.k.a kepala desa pada waktu
upacara sedekah bumi. Rembuk desa kedua mengumpulkan muda
mudi calon peserta upacara adat
Ngarot untuk menetapkan corak
dan warna pakaian para muda mudi
dan ketentuan-ketentuan lainnya.
Tata caranya adalah sebagai berikut :
1. Kuwu menyerahkan benih padi
unggul kepada perwakilan pemuda
maksudnya agar benih tersebut
untuk ditanam atau disebar.
2. lbu Kuwu (isteri Kepala Desa) memberikan sebuah kendi berisikan
air putih bermaksud untuk
mengobati tanaman padi yang telah
disebar atau ditanam atau sebagai
lambang pengairan.
3. Tua desa menyerahkan pupuk kepada seorang perwakilan pemuda
bermaksud agar tanaman tetap
subur harus dipupuk.
4. Raksa bumi menyerahkan alat
pertanian seperti cangkul kepada
seorang perwakilan pemuda bermaksud untuk mengola tanah
lahan pertanian dengan sempurna.
5. Lebe a.k.a pemuka agama menyerahkan sepotong
ruas bambu kuning, daun andong,
kelaras daun pisang, kepada
perwakilan pemuda, bermaksud menghindari agar tanaman terhindar
dari serangan hama penyakit dan
benda tersebut ditancapkan di
pesawahan