Kalo semua hari bisa ngomong dan punya perasaan, mungkin semuanya akan iri dan benci kepada hari Jumat. Kenapa? Soalnya hari Jumat selalu diistimewakan, dan dicintai. Kita semua mengenal ada istilah TGIF (Thank God It’s Friday), kita semua tahu kalau Jumat malam adalah malam yang pas buat bersenang-senang, bahkan salat pun ada yang khusus di hari Jumat.

Dan kalau ada hari yang paling sering disebut-sebut karena dibenci, tak lain adalah hari Senin.

Ada apa dengan Senin? Kenapa dia bisa sampai sangat dibenci?

Gua sendiri sebenarnya bingung kenapa Senin bisa sampai dibenci, karena gak ada bedanya buat gua. Toh sama aja kayak hari-hari yang lain, 24 jam juga. Kecuali hari Senin lebih lama kali, misalnya 36 jam gitu, baru dah lo boleh benci. Itu semua kan soal bagaimana perspektif lo aja dalam menyikapi. Salahnya adalah, lo udah mindsetting pikiran lo kalo Senin itu menyebalkan.

Beberapa orang beranggapan kalo hari Senin itu gak enak rasanya karena dua hari sebelumnya, yaitu Sabtu dan Minggu, adalah hari yang dilakukan buat ‘balas dendam’ setelah Senin hingga Jumat beraktivitas penuh, terutama bagi mereka yang sekolah dan kerja. Sehingga ketika balik beraktivitas di hari Senin, rasanya tuh aura-aura liburan masih nempel di badan, jadi bawaannya pengen males-malesan aja, belum siap buat balik beraktivitas lagi.

Ya tapi emang lo mau selamanya liburan dan gak ngapa-gapain? Nggak kan. Mau gak mau dan suka gak suka ya emang kenyataannya lo bakal harus balik ke aktivitas rutin lo. Jadi ya harusnya lo siap terus. Bismillah tadarus, bisa terus.
Padahal mah, gak ngaruh juga kalo Sabtu-Minggunya gak ke mana-mana dan gak ngapa-ngapain gak ada yang ngajak. Dan gua yakin, di antara lo semua yang baca ini tulisan, lebih banyak yang Sabtu-Minggunya gak ke mana-mana, dan harusnya lo seneng karena ketemu hari senin, bisa ketemu temen sekolah, temen kuliah, atau temen kerja lagi.

Buat yang masih sekolah, rata-rata emang sebel sama hari Senin karena hari Senin itu upacara, dan gua memaklumi itu. Siapa sih yang suka upacara? Cuma orang sakit yang suka upacara. Apa pentingnya diri panas-panasan cuma buat ‘menghormati’ sebuah prosesi? Toh menghormati tuh gak perlu dengan cara seperti itu.

Nah, buat yang udah kerja, kebanyakan tuh sebel sama hari Senin ya karena salah mereka sendiri. Rata-rata mereka banyak yang nunda-nunda pekerjaan, sehingga jadinya begitu masuk hari Senin, kerjaannya numpuk kayak sak semen di matrial yang gak laku. Terus pas nyampe kantor hari Senin, misuh-misuh sendiri sebel sama kerjaannya.

Tapi emang yang paling utama dijadikan alasan untuk membenci hari Senin adalah karena hari Senin dianggap sebagai awal hari untuk memulai segala aktivitas. Bahkan ibu-ibu pun di hari Senin harus bangun pagi untuk membantu menyiapkan anak dan suaminya beraktivitas.

Makanya ubah deh tuh pandangan kalo segala aktivitas dimulai di hari Senin. Daripada gitu, mending lo sama ratakan semua hari untuk melakukan aktivitas, jadi lo gak bergantung cuma di satu hari, dan gak ada hari yang perlu lo hindari.

Jadi mulai sekarang cobalah untuk mencintai hari Senin. Coba cintai apaan aja yang bisa lo cintai di hari Senin, mungkin lo bisa mencintai semangat kerjanya, mungkin lo bisa mencintai perasaan senang bertemu kembali dengan teman sekolah/kuliah/kerja, atau apaan kek.

Kalo gua, gua mencoba mencintai hari Senin karena ada ‘seni’ di dalam ‘Senin.’ Jadi buat gua, mungkin mereka yang membenci hari Senin itu adalah orang-orang yang gak mengerti seni. Dan orang-orang yang gak tau cara mengapresiasi seni layak dimusnahkan dari muka bumi.

kalo berkenan bagi gan
sama bantu rate gan