Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

soiponAvatar border
TS
soipon
{Tirani Bakrie Demi Nyapres} Di Bawah Ical, Demokrasi Golkar Hancur
Di Bawah Ical, Demokrasi Golkar Hancur
Politics Tue, 03 Dec 2013 13:41:00 WIB
Tegar Arief Fadly - Okezone


Jakarta - Politikus senior Partai Golkar, Zainal Bintang mengakui bahwa partainya kini tidak lagi menerapkan unsur-unsur demokrasi dibawah kepemimpinan Aburizal Bakrie (Ical).

Hal itu diungkapkan Zainal menanggapi pernyataan mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla yang mengatakan partainya kalah demokratis dari Partai Nasdem.

"Dulu sebelum Ical demokrasi kuat. Zaman Akbar Tanjung, zaman JK sendiri, demokrasi kuat," kata Zainal saat berbincang dengan Okezone di Jakarta, Senin (2/12/2013) malam.

Zainal menceritakan, saat dipimpin Akbar Tanjung Partai Golkar benar-benar demokratis. Meskipun menjabat Ketua Umum, namun Akbar melakukan konvensi calon presiden sebelum Pemilu 2004.

"Sewaktu JK memang ada perubahan, tidak ada lagi konvensi, tapi tetap demokratis. Dilakukan Rapimnas (menentukan capres), bahkan beberapa kali itu dilakukan," ungkapnya.

Di bawah kepemimpinan Ical, keluh Zainal, unsur demokratis di partai beringin itu berangsur-angsur mulai hilang. Hal itu dapat dibuktikan dengan diusungnya Ical sebagai capres dengan kesan memaksa.

Padahal, kata Zainal, Partai Golkar bisa saja melakukan konvensi atau menyaring siapa saja kader-kadernya yang layak maju sebagai capres, bukan langsung menunjuk Ical yang diketahui memang berambisi untuk menjadi capres.

"Proses itu hanya calon tunggal, enggak ada lawannya. Katanya hasil survei, tapi kan rakyat luas yang menjadi penentu di lapangan tidak diberitahu siapa saingan Ical di Golkar," tegasnya.

Seharusnya, kata dia, Partai Golkar melibatkan DPD II (kabupaten/kota) untuk menentukan capres. Sebab bagaimanapun juga DPD II lah yang menjadi ujung tombak Partai Golkar, terutama untuk pemenangan Pemilu tahun depan.

"Rapimnas memang legitimasinya kuat, tapi partisipasinya kecil, karena yang bisa bicara kan DPD I. Kalau yang memiliki hak suara itu DPD II, itu kalau mau bicara kedaulatan ya ada di DPD II. Itulah keputusan Rapimnas yg ditunggangi. Dimana demokrasinya," tutupnya.

Sebelumnya, JK menyindir Partai Golkar yang tak menyerap aspirasi semua kadernya. Hal itu dikemukakan JK saat menghadiri Rakernas Partai NasDem.

"Di sini (NasDem) seluruh kader seluruh Indonesia bisa berbicara. Berbeda dengan partai kita yang dulu (Golkar), tidak sedemokratis NasDem ini, atau zaman kita dulu," kata JK.

Namun, JK menyatakan setiap partai mempunyai cara masing-masing dalam menyampaikan sikap. "Dan di mana pun kita berada, tentu sama, yang berbeda caranya saja," ujarnya. (put)

Source

Kok terlambat sadarnya? Sudah lama Ical memanfaatkan partainya untuk jadi capres demi menyelamatkan bisnisnya.
emoticon-Matabelo
0
1.5K
14
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.