- Beranda
- The Lounge
Jebakan Polisi di Busway
...
TS
madaapril
Jebakan Polisi di Busway
Uda jelas ngelanggar ngelewat busway, uda jelas salah, kok ngerasa dijebak? aneh orang2 ini gan, wkwk
Kalo ga mau macet alasannya, ya naek bus transjakarta dong
jadi yg salah sapa gan?pengendara, polisi, atau jalur transjakarta nya?
Jakarta - Sejumlah pengendara sepeda motor dan mobil yang menyerobot jalur Transjakarta merasa dijebak oleh petugas kepolisian. Mereka meminta polisi kalau ingin membantu persoalan sterilisasi busway harus dilakukan secara profesional.
"Bukan malah sebaliknya sengaja menjebak pengendara di akhir jalur Transjakarta," kata seorang pelanggar jalur Transjakarta, Nur Hafid, mengeluhkan kepada detikcom.
Pengendara sepeda motor yang mengikuti sidang tilang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (29/11), itu menganggap seringkali petugas polisi lalu lintas seperti mempermainkan pengendara.
Saat kondisi jalan macet, petugas tidak tampak di awal jalur Transjakarta. Tapi, begitu memasuki akhir jalur mendekati rambu lalu lintas, mereka muncul tiba-tiba dengan membawa surat bukti pelanggaran (tilang).
“Kalau ingin sterilisasi, sekalian mereka juga niat benar jaganya dari awal jalur masuk. Jangan cuma ngejar tilang terus nunggu di akhir jalur busway. Siapa sih yang tahan macet,” kata Nur Hafid dengan nada kesal.
Menurut dia, kalau polantas berjaga di awal jalur masuk, pengendara sepeda motor seperti dirinya tentunya tidak berani untuk menerobos busway.
Namun, ujar dia, kerap kali polisi mengabaikan hal ini. Kadang, kalau yang melanggar lebih dari 30 kendaraan saat jam sibuk berangkat atau pulang kerja akan didiamkan. Tapi, ketika yang melanggar ada 10-an kendaraan akan dicegat di akhir jalur dan ditilang. “Kita juga jadi bingung dan terus nyoba nerobos. Mana sih yang mau ditilang atau enggak."
Kritikan serupa dilontarkan Suryadi, penerobos busway dari kategori mobil. Pria yang bekerja sebagai sopir pribadi ini merasa dikerjain polisi.
Biasanya puluhan mobil termasuk dirinya melewati jalur Transjakarta Permata Hijau sebelum pukul 07.00 tidak masalah. "Tumben di situ kena tilang. Biasanya kalau setengah enam pagi saya lewat, lewat aja," kata Suryadi kepada detikcom.
Tapi, ketika denda maksimal bagi pelanggar Transjakarta mulai digembor-gemborkan, ia terkena apes. Sebelum ditilang, ia mengupayakan cara "damai" di tempat agar tidak sampai di sidang.
Namun, petugas meminta jatah yang lumayan besar dengan alasan pelanggaran jalur Transjakarta masuk kategori berat. “Iya, begitu. Dia minta di sekitar Rp 300-an ribu lebih. Bos saya maunya Rp 200 ribu lah maksimal," ungkapnya.
Seharusnya, kata dia, persoalan sterilisasi jalur Transjakarta berkoordinasi dengan petugas Badan Layanan Umum Transjakarta serta Dinas Perhubungan DKI. Masalahnya, banyak pintu busway yang tidak memiliki palang khusus otomotis. Sementara, tidak terlalu sering pula Polantas yang terlihat menjaga di awal jalur Transjakarta.
Kalau ada Polantas atau petugas Transjakarta tidak akan masalah karena juga bisa membantu mengatur lalu lintas. “Taruh aja satu orang di palang pintu sambil ngatur macet. Dilihat gitu kan enak. Kita juga sungkan terobos jalur busway,” ujarnya.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane mengatakan, Polda Metro Jaya harus bekerja keras mengatur proses sterilisasi jalur Transjakarta. Masyarakat sebagai pengguna jalan tidak bisa disalahkan sepenuhnya karena memang kemecaten luar biasa dan ketersediaan transportasi massal yang minim.
“Kemacetan sudah parah. Harusnya mereka bantu ngatur lalu lintas. Jangan cuma sibuk ngejebak di jalur busway doang,” katanya kepada detikcom, Sabtu (30/11).
[URL="http://news.detik..com/read/2013/12/02/123252/2429648/10/2/jebakan-polisi-di-jalur-transjakarta"]sumber[/URL]
No offense ya gan
wah ini iklannya nyindir bgt ama thread nya, haha
Kalo ga mau macet alasannya, ya naek bus transjakarta dong
jadi yg salah sapa gan?pengendara, polisi, atau jalur transjakarta nya?
Quote:
Jakarta - Sejumlah pengendara sepeda motor dan mobil yang menyerobot jalur Transjakarta merasa dijebak oleh petugas kepolisian. Mereka meminta polisi kalau ingin membantu persoalan sterilisasi busway harus dilakukan secara profesional.
"Bukan malah sebaliknya sengaja menjebak pengendara di akhir jalur Transjakarta," kata seorang pelanggar jalur Transjakarta, Nur Hafid, mengeluhkan kepada detikcom.
Pengendara sepeda motor yang mengikuti sidang tilang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (29/11), itu menganggap seringkali petugas polisi lalu lintas seperti mempermainkan pengendara.
Saat kondisi jalan macet, petugas tidak tampak di awal jalur Transjakarta. Tapi, begitu memasuki akhir jalur mendekati rambu lalu lintas, mereka muncul tiba-tiba dengan membawa surat bukti pelanggaran (tilang).
“Kalau ingin sterilisasi, sekalian mereka juga niat benar jaganya dari awal jalur masuk. Jangan cuma ngejar tilang terus nunggu di akhir jalur busway. Siapa sih yang tahan macet,” kata Nur Hafid dengan nada kesal.
Menurut dia, kalau polantas berjaga di awal jalur masuk, pengendara sepeda motor seperti dirinya tentunya tidak berani untuk menerobos busway.
Namun, ujar dia, kerap kali polisi mengabaikan hal ini. Kadang, kalau yang melanggar lebih dari 30 kendaraan saat jam sibuk berangkat atau pulang kerja akan didiamkan. Tapi, ketika yang melanggar ada 10-an kendaraan akan dicegat di akhir jalur dan ditilang. “Kita juga jadi bingung dan terus nyoba nerobos. Mana sih yang mau ditilang atau enggak."
Kritikan serupa dilontarkan Suryadi, penerobos busway dari kategori mobil. Pria yang bekerja sebagai sopir pribadi ini merasa dikerjain polisi.
Biasanya puluhan mobil termasuk dirinya melewati jalur Transjakarta Permata Hijau sebelum pukul 07.00 tidak masalah. "Tumben di situ kena tilang. Biasanya kalau setengah enam pagi saya lewat, lewat aja," kata Suryadi kepada detikcom.
Tapi, ketika denda maksimal bagi pelanggar Transjakarta mulai digembor-gemborkan, ia terkena apes. Sebelum ditilang, ia mengupayakan cara "damai" di tempat agar tidak sampai di sidang.
Namun, petugas meminta jatah yang lumayan besar dengan alasan pelanggaran jalur Transjakarta masuk kategori berat. “Iya, begitu. Dia minta di sekitar Rp 300-an ribu lebih. Bos saya maunya Rp 200 ribu lah maksimal," ungkapnya.
Seharusnya, kata dia, persoalan sterilisasi jalur Transjakarta berkoordinasi dengan petugas Badan Layanan Umum Transjakarta serta Dinas Perhubungan DKI. Masalahnya, banyak pintu busway yang tidak memiliki palang khusus otomotis. Sementara, tidak terlalu sering pula Polantas yang terlihat menjaga di awal jalur Transjakarta.
Kalau ada Polantas atau petugas Transjakarta tidak akan masalah karena juga bisa membantu mengatur lalu lintas. “Taruh aja satu orang di palang pintu sambil ngatur macet. Dilihat gitu kan enak. Kita juga sungkan terobos jalur busway,” ujarnya.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane mengatakan, Polda Metro Jaya harus bekerja keras mengatur proses sterilisasi jalur Transjakarta. Masyarakat sebagai pengguna jalan tidak bisa disalahkan sepenuhnya karena memang kemecaten luar biasa dan ketersediaan transportasi massal yang minim.
“Kemacetan sudah parah. Harusnya mereka bantu ngatur lalu lintas. Jangan cuma sibuk ngejebak di jalur busway doang,” katanya kepada detikcom, Sabtu (30/11).
[URL="http://news.detik..com/read/2013/12/02/123252/2429648/10/2/jebakan-polisi-di-jalur-transjakarta"]sumber[/URL]
No offense ya gan
Quote:
Original Posted By thy32qy►ikut nyoret2 di thread ente dikit gan...
da bukan rahasia umum gan kalo ada oknum2 yang emang sengaja manfaatin kesalahan2 orang di jalan. ya salah satu contoh di jalur Bus Transjakarta ini... yang da orang Jakarta tau, pastinya salah lewat jalur Bus Trans in... tapi gak aneh sama oknum2 yang seharusnya dia jaga di depan sebelum jalur Bus Transnya?? agak aneh kan, kalo emang tujuannya "MELARANG" harusnya bukan di jalur keluar BUS tapi jalur masuknya dong... ya gak??
Ane juga pernah liat (catet liat bukan ngalamin) di Gajah Mada, Hayam Wuruk dari arah Harmoni ke Kota, kondisi jalan macet parah, waktu itu sekitar jam 4 sore ane lagi nganggur jd bs jalan2 sore. di depan jalur BUS TRANS ini ada polisi yang kasih masuk mobil ma motor ke jalur BUS ini. eh tau2 pas di jalur keluarnya ada oknum yang nangkep2in apa ini yang disebut "PERSENGKOKOLAN atau KONSPIRASI URUSAN PERUT"
da bukan rahasia umum gan kalo ada oknum2 yang emang sengaja manfaatin kesalahan2 orang di jalan. ya salah satu contoh di jalur Bus Transjakarta ini... yang da orang Jakarta tau, pastinya salah lewat jalur Bus Trans in... tapi gak aneh sama oknum2 yang seharusnya dia jaga di depan sebelum jalur Bus Transnya?? agak aneh kan, kalo emang tujuannya "MELARANG" harusnya bukan di jalur keluar BUS tapi jalur masuknya dong... ya gak??
Ane juga pernah liat (catet liat bukan ngalamin) di Gajah Mada, Hayam Wuruk dari arah Harmoni ke Kota, kondisi jalan macet parah, waktu itu sekitar jam 4 sore ane lagi nganggur jd bs jalan2 sore. di depan jalur BUS TRANS ini ada polisi yang kasih masuk mobil ma motor ke jalur BUS ini. eh tau2 pas di jalur keluarnya ada oknum yang nangkep2in apa ini yang disebut "PERSENGKOKOLAN atau KONSPIRASI URUSAN PERUT"
Quote:
Original Posted By aliaksandre►
itu namanya edukasi gan, masa iya warga jakarta musti tiap hari tiap saat di atur2 sama polisi, berarti warga bukan tertib aturan tapi cuma gara2 takut sama polisi donk? kalo di tunggu di ujung jalan emang biar mereka yang masih suka melanggar aturan itu kena sanksi, biar kapok dan berpikir berkali2 buat melanggar aturan...kedepannya semua warga bisa tertib aturan dengan kesadaran sendiri, bukan karena diatur2 kaya anak kecil...kalo urusan ada oknum pengguna jalan dan oknum polisi yang transaksi bawah tangan, ya dua2nya sama aja, menyuap dan menerima suap itu sama2 oknum...kalo mau polisi2 indo bersih, ya udah jangan nyuap...percuma teriak2 polisi itu korup kalo ternyata saat kita kena tilang ternyata kita masih mau nyogok, bullshit itu namanya...
sori bukan ane mau bela polisi, ane cuma mau seimbang aja dalam justifikasi masalah ginian, semua itu ada hukum sebab akibat...
TS, page one donk..berhubung ane seharian belum lempar cendol, daripada mubazir, ni ane lempar
itu namanya edukasi gan, masa iya warga jakarta musti tiap hari tiap saat di atur2 sama polisi, berarti warga bukan tertib aturan tapi cuma gara2 takut sama polisi donk? kalo di tunggu di ujung jalan emang biar mereka yang masih suka melanggar aturan itu kena sanksi, biar kapok dan berpikir berkali2 buat melanggar aturan...kedepannya semua warga bisa tertib aturan dengan kesadaran sendiri, bukan karena diatur2 kaya anak kecil...kalo urusan ada oknum pengguna jalan dan oknum polisi yang transaksi bawah tangan, ya dua2nya sama aja, menyuap dan menerima suap itu sama2 oknum...kalo mau polisi2 indo bersih, ya udah jangan nyuap...percuma teriak2 polisi itu korup kalo ternyata saat kita kena tilang ternyata kita masih mau nyogok, bullshit itu namanya...
sori bukan ane mau bela polisi, ane cuma mau seimbang aja dalam justifikasi masalah ginian, semua itu ada hukum sebab akibat...
TS, page one donk..berhubung ane seharian belum lempar cendol, daripada mubazir, ni ane lempar
Quote:
wah ini iklannya nyindir bgt ama thread nya, haha
Diubah oleh madaapril 03-12-2013 14:49
0
36.5K
Kutip
540
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.7KThread•89.4KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya