Sesal Warga Waduk Ria Rio yang Memilih Bertahan karena Uang Rp 800 Ribu

Jakarta - Sebagian warga di RW 15, Kp Pedongkelan, Kayu Putih, Pulogadung mengaku nyesal memilih bertahan di atas lahan 2,1 hektar. Alhasil mereka terkena dampak penggusuran normalisasi waduk Ria Rio.

"Waktu itu kita dikasih uang Rp 800 ribu per satu KK, katanya uang untuk tungguin lahan ini, terus kita juga akan diusir kalau ikutan pindah ke rusun. Kalau tahu gini jadinya, dari awal kita ikutan pindah ke rusun," ujar Hana (45), warga RT 7/RW 15 saat ditemui di lokasi penggusuran, Senin (2/12/2013).

Dirinya bersama tujuh anggota keluarga terpaksa berdesak-desakan di dalam tenda sederhana yang dibuat pasca penggusuran. Tenda tersebut pun terpaksa dibagi kembali kepada warga lain.

"Jumlah di sini 21 orang, tidurnya gantian, kalau yang perempuan tidur yang laki-laki nggak tidur," imbuh Hana.

Ia berharap permasalahan yang dialaminya dapat diselesaikan dengan cepat. Sehingga dapat segera menempati rusun.

"Maunya cepet pindah ke rusun, dapat uang kompensasi sama seperti yang lain, jangan dibedain, kan kami sama satu RW. Di sini bocor kalau hujan, sempit," paparnya.

Senada dengan Hana Ridwan (34) Warga Rt 02/015 juga menyesalkan memilih bertahan. Dirinya tergoda akan iming-iming dari pemilik lahan yang mengaku-ngaku cucu Adam Malik dan meminta warga bertahan.

"Emang mau dikasih Rp 800 ribu sama cucu orang yang ngaku cucu Adam Malik, tapi buat apa kalau cuma tinggal di bawah tenda, mending tinggal di rusun," tuturnya.

Ridwan (34) yang awalnya menempati tenda juga terpaksa pindah dengan membangun gubuk berukuran kandang ayam. Hal berguna sebagai tempat tinggal sementara.

"Tadi kami udah ke kecamatan juga, tapi malah dibilang pendaftaran rusun bukan sekarang, padahal pengundian rusun tahap kedua kemarin untuk RT 6, mereka belum digusur tapi udah dapat rusun," keluhnya.