Wiro Sableng yang bergelar Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 bernama asli Wiro Saksana adalah putra dari Raden Ranaweleng dan Suci Bantari, memiliki paman bernama Ranalegowo dan bibi bernama Rawini, dan memiliki saudara sepupu kandung bernama Sumiati, dan kakek bernama Kloro Mertan ( Kitab Peti Mati dari Jepara ) dan memiliki saudara angkat bernama Lakasipo ( kitab Bola Bola Iblis)



Sewaktu masih orok ketika hendak di bunuh oleh Mahesa Birawa alias Suranyali ( kitab 4 brewok dari goa sanggreng) dia diselamatkan sekaligus diambil murid oleh Sinto Gendeng yang bernama asli Sinto Weni, Selama 17 tahun di gembleng di puncak Gunung Gede, dilatih berbagai ilmu kesaktian dan di wariskan kepadanya 3 buah senjata mustika, yakni sebilah Kapak bermata 2, berhulu gading, dengan hiasan kepala naga di ujungnya, di kedua sisinya terdapat angka 212, benda itu adalah Kapak Maut Naga Geni 212, berserta pasangannya sebuah batu hitam, juga senjata berbntuk bintang semacam shuriken,

Sebelum turun gunung Wiro di perintahkan untuk mengganti nama aslinya menjadi Wiro Sableng, di saat itu pula di dada wiro di tanamkan ilmu kebal racun yang di tusukan melalui jarum2 sakti beracun dari kapak maut naga geni 212, tusukan2 jarum tersebut memiliki bentuk angka 212, Angka inilah yang menjadi penanda diri sang pendekar, kelak angka ini akan dihilangkan oleh Kiai Gede Tapa Pamungkas

Wiro memulai petualangannya menghadapi pembunuh ayah ibu nya sekaligus kakak seperguruannya sendiri yakni Suranyali alias Mahesa Birawa , di saat ini lah wiro bertemu dengan Nilam Suri putri Kalingundil, yang menjadi wanita pertama yang disentuhnya (kitab Empat Brewok dari Goa Sanggreng)…….(pokoknya yang pernah baca novelnya tau lah, hehehe).

Takdir hidupnya menuntun wiro pergi ke tanah Andalas, untuk melakukan pembalasan atas pembunuhan diri KiyaI Bangkalan. Disanalahl Wiro bertemu dengan guru keduanya, yakni Sukat Tandika bergelar Pendekar Gila Patah Hati, yang kini lebih suka memakai gelar Tua Gila, Wiro banyak diwarisi ilmu silat dan ajian, diantaranya ilmu silat orang gila dan ajian Raja Topan Menggusur Gunung.

Guru ketiga wiro adalah seorang sakti yang juga berasal dari tanah Andalas yakni Datuk Rao Basaluang Ameh, dikarenakan wiro telah ditentukan untuk berjodoh dengan Kitab Putih Wasiat Dewa, dari datuk selain memperoleh ilmu kesaktian, Wiro juga memperoleh sahabat sekaligus pelindung ghaib seekor harimau putih bermata hijau bernama Datuk Rao Bamato Ijo

Dalam urusan asmara, gadis pertama yang dicintai Wiro adalah Bunga, yang bernama asli Suci alias Dewi Bunga Mayat, putrid angkat dari Raden Menak Tunggoro ( kitab Misteri Dewi Bunga Mayat ) yang meninggal akibat diarcun oleh kekasihnya yang bernama Sadewo atas suruhan adik tirinya.

Begitu banyak gadis cantik yang ada disekeliling Pendekar 212, diantaranya Pandan Suri putrid mendiang Raja Rencong dari Utara, Anggini murid Dewa Tuak selagus murid Nyanyuk Amber, Ratu Duyung salah satu kaki tangan penguasa pantai laut selatan, Bidadari Angin Timur, Puti Andini murid Sbai Nan Rncak sekaligus cucu Tua Gila dll.


Pernikahan pertama wiro terjadi dalam keadaan darurat yakni saat dunia persilatan dalam keadaan bahaya oleh kelompok manusia pocong yang dipimpin oleh Pangeran Matahari, Dalam pernikahan tersebut, wiro menikah dengan Puti Andini dengan juru nikahnya Bunga, sesaat setelah mengucapkan janji pernikahan (ijab Kabul) Puti Andini menghembuskan nafas terakhirnya ( kitab Kematian Kedua)

Wiro menikah ke2 kali nya dengan Ratu Duyung setelah dilakukan perjdohan oleh Kiai Gede Tapa Pamungkas, Eyang Sinto Gendeng, dan Kakek Tua Gila ( kitab Perjodohan Berdarah) . Belum dikatahui kepastian selanjutnya dari pernikahan tersebut dikarenakan sang penulis telah berpulang. 

Selanjutnya setelah itu itu Wiro menikah dengan Luhcinta, gadis paling cantik dari negeri LatanahSilam.

Karena besarnya cinta Bidadari Angin Timur dan Wiro Sableng, akhirnya mereka dapat bersatu selamanya dalam ikatan tali pernikahan