- Beranda
- Berita dan Politik
[kisah inspiratif] Dokter Lo terkenal galak, marahi pasien kalau tanya tarif berapa
...
TS
bubs
[kisah inspiratif] Dokter Lo terkenal galak, marahi pasien kalau tanya tarif berapa
Quote:
Original Posted By BubsDitengah ramainya kasus Dokter mal praktek dan demo dokter yang sedang ramai sampai terjadi hal yang merugikan pasien karena mereka pada tidak praktek atau tidak melaksanakan tugasnya sebagai Dokter setelah ane baca berita ini ane jadi seperti merasakan masih ada harapan dan asa bahwa Dokter itu memang penolong setelah baca berita ini..
Berikut beritanya
Berikut beritanya
Quote:
Original Posted By >
Lahir di Magelang, 16 Agustus 1934, Lo Siaw Ging atau dikenal dengan panggilan dokter Lo terkenal galak di mata pasien. Tak hanya di rumah tempat dia membuka praktik, namun
juga di di rumah sakit tempatnya bekerja, RS Kasih Ibu, Solo.
Kemarahan Lo tentu bukanlah untuk menakut-nakuti pasien, agar tidak lagi berobat ke tempatnya. Namun agar pasien disiplin dalam menjaga kesehatan agar tidak terkena penyakit Lagi. Atau kepada pasien yang menganggap enteng penyakit. Ia akan benar-benar sangat marah setelah pasien datang dalam kondisi yang sudah terlambat.
Hal lain yang kadang membuat Lo marah adalah saat pasien menanyakan ongkos periksa padahal pasien itu tidak punya uang.
"Saya itu sebenarnya bisa melihat, mana pasien saya yang mampu bayar, mana yang tidak. Atau mana yang tidak mampu sama sekali. Saya kadang memang marah, kalau mereka menanyakan ongkos periksanya berapa, padahal sudah kelihatan mereka tidak mampu. Saya akan membebaskan biaya periksa, bahkan pasien yang tidak mampu resep obatnya akan saya berikan.Nanti rumah sakit atau apotik biar menagih kesini," ujar Lo ketika merdeka.com berkunjung ke kediamannya, Jumat (29/11).
Perlakuan terhadap pasien seperti ini bukan hanya dilakukan di rumah tempat praktiknya, tapi juga untuk pasien-pasien rawat inap di
rumah sakit Kasih Ibu.
Akibatnya dokter Lo harus membayar tagihan resep dari rumah sakit dan apotik hingga sedikitnya Rp 10 juta per bulan.Bahkan terkadang ia harus mencari donatur sendiri, jika biaya perawatan pasien cukup besar,
misalnya, harus menjalani operasi.
"Untuk memenuhi tagihan obat, ada beberapa donator yang bersedia menyumbangkan uangnya. Ya cukup membantu 50 persen lebih. Mereka bukan sembarang donatur, sebab tidak mau disebutkan namanya. Tapi kebanyakan mereka itu dulu tidak mampu dan pernah menjadi pasien disini," katanya.
Selain tidak pernah memasang tarif, yang Istimewa dari dokter Lo adalah, ia tak pernah membedakan pasien kaya dan miskin. Dari kalangan manapun,pasien akan mendapatkan pelayanan yang sama, tak ada yang diistimewakan.
Di mata pasien tidak mampu,dokter Lo memang bagaikan malaikat penolong.Meski sering bersikap galak, dokter Lo tetap dicintai pasien dan warga Solo. Ia menjadi rujukan berobat terutama bagi mereka yang tidak mampu. Namun dokter lulusan Universitas Airlangga Surabaya ini merasa apa yang ia lakukan bukan sesuatu yang luar biasa dan tidak perlu dibesar-besarkan.
"Ini sudah tugas saya sebagai seorang dokter, jangan dibesar-besarkan. Dokter lain juga bisa melakukan seperti yang saya lakukan, menolong pasien, siapapun dan dari kalangan manapun," tandasnya.
Lahir di Magelang, 16 Agustus 1934, Lo Siaw Ging atau dikenal dengan panggilan dokter Lo terkenal galak di mata pasien. Tak hanya di rumah tempat dia membuka praktik, namun
juga di di rumah sakit tempatnya bekerja, RS Kasih Ibu, Solo.
Kemarahan Lo tentu bukanlah untuk menakut-nakuti pasien, agar tidak lagi berobat ke tempatnya. Namun agar pasien disiplin dalam menjaga kesehatan agar tidak terkena penyakit Lagi. Atau kepada pasien yang menganggap enteng penyakit. Ia akan benar-benar sangat marah setelah pasien datang dalam kondisi yang sudah terlambat.
Hal lain yang kadang membuat Lo marah adalah saat pasien menanyakan ongkos periksa padahal pasien itu tidak punya uang.
"Saya itu sebenarnya bisa melihat, mana pasien saya yang mampu bayar, mana yang tidak. Atau mana yang tidak mampu sama sekali. Saya kadang memang marah, kalau mereka menanyakan ongkos periksanya berapa, padahal sudah kelihatan mereka tidak mampu. Saya akan membebaskan biaya periksa, bahkan pasien yang tidak mampu resep obatnya akan saya berikan.Nanti rumah sakit atau apotik biar menagih kesini," ujar Lo ketika merdeka.com berkunjung ke kediamannya, Jumat (29/11).
Perlakuan terhadap pasien seperti ini bukan hanya dilakukan di rumah tempat praktiknya, tapi juga untuk pasien-pasien rawat inap di
rumah sakit Kasih Ibu.
Akibatnya dokter Lo harus membayar tagihan resep dari rumah sakit dan apotik hingga sedikitnya Rp 10 juta per bulan.Bahkan terkadang ia harus mencari donatur sendiri, jika biaya perawatan pasien cukup besar,
misalnya, harus menjalani operasi.
"Untuk memenuhi tagihan obat, ada beberapa donator yang bersedia menyumbangkan uangnya. Ya cukup membantu 50 persen lebih. Mereka bukan sembarang donatur, sebab tidak mau disebutkan namanya. Tapi kebanyakan mereka itu dulu tidak mampu dan pernah menjadi pasien disini," katanya.
Selain tidak pernah memasang tarif, yang Istimewa dari dokter Lo adalah, ia tak pernah membedakan pasien kaya dan miskin. Dari kalangan manapun,pasien akan mendapatkan pelayanan yang sama, tak ada yang diistimewakan.
Di mata pasien tidak mampu,dokter Lo memang bagaikan malaikat penolong.Meski sering bersikap galak, dokter Lo tetap dicintai pasien dan warga Solo. Ia menjadi rujukan berobat terutama bagi mereka yang tidak mampu. Namun dokter lulusan Universitas Airlangga Surabaya ini merasa apa yang ia lakukan bukan sesuatu yang luar biasa dan tidak perlu dibesar-besarkan.
"Ini sudah tugas saya sebagai seorang dokter, jangan dibesar-besarkan. Dokter lain juga bisa melakukan seperti yang saya lakukan, menolong pasien, siapapun dan dari kalangan manapun," tandasnya.
sumur
Quote:
Original Posted By >
Mungkin tak banyak di muka bumi, seorang dokter yang mengabdikan hidup dan profesinya untuk masyarakat. Di Kota Solo, Jawa Tengah ada seorang dokter yang begitu dikenal dan dicintai masyarakat. Nama lengkapnya adalah Lo Siaw Ging, atau lebih akrab disapa dokter Lo.
Pria keturunan Tionghoa yang saat ini berusia 78 tahun ini populer bukan hanya karena diagnosa dan obat yang diberikannya selalu tepat, namun ia juga tidak pernah pasang tarif pada pasiennya.Bahkan dari 60 persen pasiennya tidak membayar biaya periksa.
"Dulu pasien saya lebih dari 100. Sekarang setiap hari pasien saya itu ada sekitar 60 orang. Ada yang bayar, ada yang tidak. Saya tidak pernah meminta bayaran atau pasang tarif. Mau bayar silakan, mau tidak juga tidak masalah.Yang penting saya bisa melayani mereka," ujar dokter Lo kepada merdeka.com saat bertandang ke rumahnya, Jumat (29/11) sore.
Kepada pasien yang tidak mampu Lo juga memberikan kemudahan. Selain tak dikenakan biaya periksa, mereka juga diberikan obat secara cuma-cuma. Jika obat yang dibutuhkan tak tersedia, Lo memberikan resep untuk ditukarkan obat ke apotik terdekat.
"Di sini banyak pasien yang tidak mampu. Saya berikan resep, nanti tagihan dari apotik masuk ke saya. Setiap bulan tagihan dari apotik kadang mencapai Rp 10 juta. Tetapi syukur adabeberapa donatur yang membantu saya," katanya.
Menurut Lo, panggilan hati untuk mengabdi ke masyarakat lebih kuat dibandingkan hanya mementingkan materi.
Dokter Lo membuka praktek di Jalan Yab Tjwan Bing No 7, Jagalan. Dia membuka praktik setiap hari, pagi dan sore, kecuali Minggu.
"Saya akan terus mengabdikan diri saya, sebagai dokter selagi saya mampu. Seperti tentara, selama saya masih dibutuhkan," pungkasnya.
Mungkin tak banyak di muka bumi, seorang dokter yang mengabdikan hidup dan profesinya untuk masyarakat. Di Kota Solo, Jawa Tengah ada seorang dokter yang begitu dikenal dan dicintai masyarakat. Nama lengkapnya adalah Lo Siaw Ging, atau lebih akrab disapa dokter Lo.
Pria keturunan Tionghoa yang saat ini berusia 78 tahun ini populer bukan hanya karena diagnosa dan obat yang diberikannya selalu tepat, namun ia juga tidak pernah pasang tarif pada pasiennya.Bahkan dari 60 persen pasiennya tidak membayar biaya periksa.
"Dulu pasien saya lebih dari 100. Sekarang setiap hari pasien saya itu ada sekitar 60 orang. Ada yang bayar, ada yang tidak. Saya tidak pernah meminta bayaran atau pasang tarif. Mau bayar silakan, mau tidak juga tidak masalah.Yang penting saya bisa melayani mereka," ujar dokter Lo kepada merdeka.com saat bertandang ke rumahnya, Jumat (29/11) sore.
Kepada pasien yang tidak mampu Lo juga memberikan kemudahan. Selain tak dikenakan biaya periksa, mereka juga diberikan obat secara cuma-cuma. Jika obat yang dibutuhkan tak tersedia, Lo memberikan resep untuk ditukarkan obat ke apotik terdekat.
"Di sini banyak pasien yang tidak mampu. Saya berikan resep, nanti tagihan dari apotik masuk ke saya. Setiap bulan tagihan dari apotik kadang mencapai Rp 10 juta. Tetapi syukur adabeberapa donatur yang membantu saya," katanya.
Menurut Lo, panggilan hati untuk mengabdi ke masyarakat lebih kuat dibandingkan hanya mementingkan materi.
Dokter Lo membuka praktek di Jalan Yab Tjwan Bing No 7, Jagalan. Dia membuka praktik setiap hari, pagi dan sore, kecuali Minggu.
"Saya akan terus mengabdikan diri saya, sebagai dokter selagi saya mampu. Seperti tentara, selama saya masih dibutuhkan," pungkasnya.
sumur
"Semoga masih banyak lagi Dokter Lo yang lain..yang hanya mengabdikan dirinya untuk masyarakat..
Diubah oleh bubs 29-11-2013 14:25
0
3.8K
Kutip
27
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.6KThread•41.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru