Banyaknya opini yg beredar saat ini terkait aksi solidaritas dokter membuat saya juga ingin beropini (mengeluarkan uneg2) ;p


Dear TS,
Coba kita cermati keluhan pasien2 kita ini. Sebagian besar mengatakan dokter tidak punya hati nurani dlm melayani pasien, berwajah kaku, pelit informasi & dangkal ilmu. Coba kita tanyakan pada diri sendiri, apakah saya sbg seorang dokter bersikap spt itu? Bukankah tidak ada asap jika tdk ada api? Mari kita benahi diri utk lebih empati kpd pasien, mengobati pasien spt merawat keluarga kita sendiri, memperlakukan pasien sbgmana kita jg ingin diperlakukan. Komunikasikan dgn jelas tujuan, efek samping & resiko dari suatu tindakan medis yg akan dilakukan. Kita semua tahu, dokter bukanlah Tuhan yg menyembuhkan manusia. Kita hanyalah orang2 yg terpilih utk memiliki pengetahuan lebih tentang kesehatan & penyakit. Tapi tak ada gunanya ilmu yg diamanahkan kpd kita itu jika diterapkan tanpa rasa empati, tanpa ada rasa percaya dari pasien kpd kita. Yuk mari kita berbenah


Kepada pasien2 kami tersayang,
Tolong pahami kami (para dokter) bukanlah Tuhan yg menyembuhkan manusia. Kami berusaha semampu kami dgn ilmu yg kami asah hampir setiap saat. Kami jg tak memaksa pasien2 kami utk suatu tindakan medis. Katakanlah dgn baik apa yg anda keluhkan. Setiap penyakit mempunyai proses penyembuhan yg berbeda pd setiap orang. Tidak semua bisa hilang/sembuh dlm waktu yg sama. JIka anda tdk senang (percaya), bs cari second opinion ke sejawat dokter yg lain. Jgn menyiram kami dgn kopi panas. Jika anda sudah mempercayakannya kpd kami, yakinlah kami berusaha semampunya. jika tindakan itu beresiko, tahukah anda kami jg tak dpt tidur nyenyak senantiasa berdoa utk keselamatan pasien2 kami? Dan jika ternyata tindakan itu gagal, pasien tidak bisa diselamatkan, tolong jgn penjarakan kami. JIka ada diantara kami yang mematok tarif lebih tinggi dari yg lain, bukan karena kami ingin cepat kaya! Tahukah anda biaya upgrade ilmu itu sangat mahal? Kami hanya ingin memberikan kpd anda (pasien2 kami) suasana pelayanan yg lebih nyaman, alat2 yg berkualitas & SDM pendukung yg handal. Bukankah itu juga membutuhkan dana? Jika kami yg bekerja di pelayanan kesehatan milik pemerintah hanya bisa menjelaskan seadanya, bukan krn kami pelit informasi. Tahukah anda saudara2 kita (pasien2 yg lain) juga sudah tidak sabar menunggu di antriannya? Tahukah anda berapa banyak pasien yang harus ditangani segera dlm waktu yang sangat sempit? Pahamilah pasien2 kami tersayang, aksi solidaritas ini bukanlah perang DOKTER vs PASIEN. Kami melakukan ini agar sang pembuat kebijakan di negara kita tercinta ini lebih punya hati dalam mengambil keputusan terkait masalah kesehatan, agar esok hari kami dapat memberikan pelayanan kesehatan yg lebih optimal.

Aamiin.. InsyaAllah..


FHS