Emboli cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah cairan ketuban memasuki sirkulasi darah ibu hamil, tiba-tiba terjadi gangguan pernafasan yang akut dan shock. Dua puluh lima persen wanita yang menderita keadaan ini meninggal dalam waktu 1 jam.

Secara keseluruhan, insiden berkisar antara 1 dalam 8000 sampai 1 dalam 80000 kehamilan. Di Amerika, emboli air ketuban menempati 10 persen dari penyebab kematian ibu, sedangkan di Inggris, persentasenya berkisar 16 persen. Sebagian besar penderita emboli air ketuban yang selamat, menderita gangguan neurologis (saraf).

Emboli ini tidak bisa di prediksi, sekalipun dokter sudah menjalan opeasi sesar sesuai prosedur tapi emboli bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. ibarat orang alergi, siapapun tidak mengetahui seseorang alergi terhadap suatu zat sampai zat itu masuk kedalam tubuh kita.

"Tindakan (dr Ayu) itu sangat-sangat jarang (terjadi) komplikasinya. Ini hal yang emergency untuk menyelamatkan nyawa,"
"Di Jerman, tidak bisa melihat adanya sesuatu tindakan yang di luar aturan karena semua sesuai SOP. Di Jerman, tidak ada dokter yang masuk penjara. Saya belum benar-benar memahami kasus ini tapi saya percaya profesionalisme dokter di Indonesia. Kalau ini benar-benar terjadi (pemenjaraan dokter), ini akan membuat dokter-dokter muda tidak akan masuk fakultas kedokteran. Akibatnya, risikonya tinggi dan tidak ada satu pun yang ingin menjadi dokter,"

"Dia (dr Ayu) melakukan yang terbaik, menolong orang kenapa masuk penjara?" ungkap Schwab. Teman saya (dokter) di Australia, ada satu kasus terjadi dan juga meninggal dunia. Persoalannya termasuk komplikasi oleh pasien dan tidak dipenjara. Persoalan itu (dokter dipenjara) hanya di Indonesia,"