Pada 19 September 1989, UTA Flight 772 hancur di atas Gurun Sahara karena ledakan bom di ketinggian 35.100 kaki. Puing-puing itu ditemukan di dekat kota-kota Bilma dan Tenere di Niger , dengan korban tewas 170 (155 penumpang dan 15 awak ) . Ledakan tersebut disebabkan karena serangan teroris oleh enam warga Libya . Delapan belas tahun kemudian, keluarga korban datang bersama-sama untuk membuat monumen, sebagai memorial rasa kehilangan orang yang mereka cintai di lokasi kecelakaan.

Bukan monumen biasa. Karena lokasi yang terpencil, untuk mengumpulkan potongan-potongan reruntuhan dibutuhkan usaha yang tidak mudah. Beberapa keluarga korban bekerja sama dengan penduduk setempat untuk membuat monumen menggunakan batu hitam untuk membuat lingkaran berdiameter 200 kaki .

Batu-batu harus dibawa truk dari sejauh tujuh puluh kilometer karena keterpencilan daerah. Sebanyak 170 kaca pecah, mewakili mereka yang tewas dalam kecelakaan, digunakan untuk menghias keliling lingkaran . Sayap kanan pesawat dikumpulkan 10 mil jauhnya dari situs, digali, dibersihkan dari pasir, dan dibawa ke monumen dengan truk. Dibutuhkan waktu 2 bulan untuk menyelesaikan monumen ini (Mei - Juni 2007).