Merdeka.com - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) memprotes lomba goyang caisar yang digelar di hotel Kalaki Beach, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Senin (18/11) lalu. Para pengunjuk rasa menilai ada praktik prostitusi yang dibungkus dalam kontes tersebut.

Namun, saat menggelar protesnya, polisi melakukan tindakan keras terhadap mereka. Akibatnya, beberapa peserta aksi terluka terkena tembakan dan dipukuli petugas.

"Saat melakukan aksi, justru kawan-kawan IMM Bima dipukuli dan ditembak dengan peluru karet," kata aktivis MMI Yogyakarta Wilda saat memimpin aksi di Titik Nol, Yogyakarta, Sabtu (23/11).

Atas aksi kekerasan tersebut, Wilda mendesak agar Kapolda NTB Brigjen Pol M Iriawan mencopot Kapolres Bima karena dianggap lalai saat menjalankan tugasnya. Sebab, dia dianggap melakukan pembiaran terhadap aksi kekerasan yang dilakukan anak buahnya.

Menurut Wilda, aktivis IMM bima diserang aparat kepolisian yang berjaga. Selain memukuli pada demonstran, mereka juga melepaskan tembakan peluru karet ke arah demonstran. Tiga orang kader IMM tertembak peluru karet, dua orang luka dipukuli, dan sembilan orang ditahan oleh polisi.

Menyikapi hal tersebut, Wilda menuntut agar oknum aparat yang melakukan penembakan dihukum. Wilda menilai aparat kepolisian tidak seharusnya melakukan aksi kekerasan seperti itu.

"Aparat kepolisian itu harusnya melindungi masyarakat bukan malah melakukan kekerasan seperti ini," tegas Wilda.



BAGAIMANA MENURUT AGAN,APA TINDAKAN AGAN???