Asap mengepul dari mulutnya, entah sudah berapa ribu batang rokok impor yg menjadi favoritnya itu, terkadang ia ingin berhenti menghisapnya namun tak pernah terwujud nyata.
Matanya terus memperhatikan sekerumunan orang berlalu lalang di depannya, sesekali ia menyibak rambut panjangnya yg menutupi matanya, celana jeans biru yg di pakainya juga terkadang menyusahkan ia jika hanya sekedar duduk seperti ini, dentuman lagu Metallica bergema headset yg slalu menyumbat kedua telinganya, Eno, pria 27 tahun ini selalu duduk menghabiskan waktu di sudut kota kecil ini, sesekali para pedagang asongan menegurnya karena saking seringnya ia disini sehingga mereka mengenalnya.
"Tiitt..tiit" suara pesan masuk di ponselnya menghentikan lamunannya, segera ia membaca pesan singkat yg berisi panggilan terhadapnya ke suatu tempat oleh temannya yg bernama Deny, "oke" hanya itu balasan yg ia kirimkan dan kemudian meraih helm menaiki motor merah pabrikan jepang kesayangannya yg berlogo sayap itu, sekejap ia beranjak menghilang dengan kuda besi 250cc nya itu.
Jalanan terasa lengang, lampu-lampu jalan terlihat redup, secara Tiba-tiba seorang gadis berbaju biru muncul di tengah jalan membuat Eno bermanuver layaknya valentino Rossi untuk menhindarinya, "Dasar cewe bodoh! udah bosen hidup lu?!?" umpat Eno menoleh ke belakang, di lihatnya gadis itu menatapnya sendu, "huh..kampret!" kesalnya sambil terus memacu motornya berlalu dari tempat itu.
"Broommm" deru mesin motornya berhenti di sebuah taman kota yg sudah ramai dkerumunan orang, seseorang menyambutnya, "nih No, elu di tugaskan mengambil kasus ini" kata seseorang tadi yg tak lai adalah Deny, "kasus apa?" tanya Eno sembari masuk melewati garis polisi, "....!?!.." sontak Eno terkejut tak percaya, ia melihat gadis yg hampir ia tabrak dalam perjalanan tadi tergeletak dengan tubuh bersimbah darah, terlihat sayatan lebar di lehernya, perasaan aneh juga udara dingin menyergapnya bak tersambar petir di siang bolong, ia kaget seakan tak percaya, "ada apa No? kok macem gitu raut muka lu? lu kenal nih korban?" tanya Deny rekannya, "tidak..aku tak mengenalnya, aku hanya terkejut ada pembunuhan sadis menmpa gadis malang ini.." balas Eno menutupi, "ya sudah, ini kasus kamu yg tangani" kata Deny berlalu.

Dua hari sudah berlalu semenjak kejadian itu, namun sampai saat ini Eno belum menemukan petunjuk apapun, tidak ada identitas ataupun saksi mata dalam kasus ini, hanya jasad gadis terbujur kaku sebagai acuannya, 4 tahun semenjak ia ditugaskan sebagai detektif baru kali ini ia mendapat pengalaman aneh seperti ini.
Kepulan asap memenuhi ruang kerjanya, pikirannya melambung memikirkan kasus yg sedang ia tangani ini, semerbak harum bunga membuyarkan pikirannya, "hmmff, wangi sekalim.." gumamnya sambil bangkit dari duduknya memperhatikan ruangan kantornya yg telah sepi, jam di dinding menunjukan pukul 21.55, "deg!" tiba-tiba lampu padam, "ehh...sialan apa-apaan ini?!" cetusnya meraba-raba mejanya mencari korek api, "hmm.." ia tertegun karena tangannya seperti menyentuh sesuatu yg lembut tp dingin, namun ia tak begitu perduliam
"Cezz!" ia menyalakan korek api, cahaya sedikit membantu matanya melihat, lagi-lagi harum bunga memenuhi ruang kerjanya yg gelap ini, dan betapa terkejutnya ia samar-samar melihat ada sesuatu berbentuk kepala di atas mejanya, "haa...asuu!!" umpatnya,(bersambung)