ies.solutionAvatar border
TS
ies.solution
Apakah “Anak Durhaka” Itu Memakai Foto Anakmu?
–: Kasus akun facebook Meisya Candra Kartika :–
Bismillah …

Melalui jurnal singkat ini saya hanya ingin menyampaikan pesan bahwa berhati-hatilah memposting foto di dunia maya, khususnya foto anak usia remaja. Perkembangan dunia cyber crime sekarang makin mengerikan. Foto-foto yang dicuri bisa dijadikan ajang fitnah terhadap keluarga Anda. Sekali foto masuk di internet, Anda tidak bisa menariknya lagi. So, jangan asal unggah foto di internet (tanpa memperhatikan setting privacy), kecuali sudah merasa dikenal luas dalam dunia nyata!

Foto-foto yang dicuri itu untuk keperluan apa saja?

Cyber Bullying, dengan mempermalukan anak tersebut di ruang publik.
Penipuan transaksi seks.
Layanan chat sex, phone sex.
Dipajang di situs-situs porno setelah di photoshop. [Sidomi News]
Untuk tujuan komersil.
Pelampiasan emosi dengan berlindung dibalik foto orang lain.
… dan lain-lain.

Sebagai contoh kasus, saya tunjukkan beberapa screenshot status Facebook dari pemilik akun Meisya Candra Kartika di akhir jurnal ini. Saat jurnal ini saya tulis, akun tersebut memiliki 9,253 followers. Woww! Hampir semua statusnya jahil sekali bunyinya. Salah satu contohnya ini:








Berdasarkan hasil investigasi bareng-bareng di fanpage “Anti Meisya Candra Kartika”, foto-foto yang di-unggah adalah bukan asli milik akun Meisya, namun hasil mencuri dari akun bernama Puput. (Maaf, tidak perlu saya sertakan link nama akun tersebut karena masih di setting terbuka/public. Kemungkinan pemilik aslinya tidak tahu kalau foto-fotonya dicuri). Dengan menggunakan fitur google image akan mempermudah kita melakukan investigasi atau penelusuran pemilik foto asli.

Di bawah ini ada 2 kemungkinan mengapa akun jahil tersebut menggunakan foto orang lain:

[Kemungkinan #1] Untuk Gain Follower.

Teknisnya begini: Puput mengunggah foto-foto narsis sendirian di facebook, twitter, atau social media lainnya. Suatu saat ada orang yang mencuri foto-foto Puput, ia bikin akun baru dengan nama berbeda. Sasaran korban yang dicuri adalah akun yang memiliki puluhan foto didalamnya. Selanjutnya, secara berkala (misal 2 hari sekali) ia unggah satu-persatu foto curiannya tersebut di akun barunya itu untuk meyakinkan banyak orang. Paralel dengan kegiatan unggah foto hasil curiannya, ia memposting status-status penghinaan yang bertujuan untuk mencari sensasi demi gain follower. Demi apa? Gain Follower. Untuk kelak kemudian akun yang sudah mempunyai banyak follower tersebut dijual. Kerjanya setiap hari hanya menciptakan sensasi dengan karakter antagonis agar mendatangkan banyak pengunjung dan terpancing meninggalkan komentar di sana. Padahal untuk meninggalkan komentar harus mem-follow akun Meisya.

Ada banyak cara untuk gain follower sehingga akun social media-nya itu mempunyai nilai jual tinggi. Salah satunya ya dengan kemungkinan #1 tersebut. Cara lainnya memakai nama tenar seperti kasus yang pernah saya ungkap di sini.

[Kemungkinan #2] Memang dasar anak durhaka.

Saya pernah membaca status – status yang menyampaikan rasa kekecewaannya atau kekesalannya terhadap orangtuanya, namun baru kali ini saya menemukan status – status seorang anak yang seperti kerasukan jin ifrit merendahkan dan menghina orangtuanya. Kemungkinan ia memang sengaja menghina orangtuanya, namun bersembunyi dibalik foto orang lain.

Berdasarkan kedua kemungkinan tersebut perkiraan saya cenderung kepada kemungkinan #1. Ingat sebuah ungkapan: “bila ingin cepat kesohor, kencingi air zamzam”. Beberapa kejanggalan saya temukan sehingga pilihan saya bukan pada kemungkinan #2. Tapi itu tidak perlu saya bahas di sini, nanti orang jahat yang baca jurnal ini akan belajar menutupi kejanggalan tersebut

Namun, terlepas dari sifat pemilik akun tersebut, saya merasa miris karena yang me-LIKE status-status edan tersebut begitu banyak jumlahnya, bahkan sampai di atas seratusan. Apakah semuanya robot LIKE? Bisa iya, bisa tidak. Dalam pandangan saya, siapapun yang me-LIKE status-status gila tersebut adalah lebih durhaka dari pemilik akun Meisya Candra Kartika, karena sama dengan memberikan pembenaran dengan penuh kesadaran.

Lantas, bagaimana sikap kita terhadap akun-akun sarap seperti itu?

Ingat prinsip: “STOP Making Stupid People Famous!”
Maka Anda tidak perlu ikut waste time memberikan komentar di sana meskipun hanya sekedar menasehati, apalagi terpancing marah. Karena akun pencari sensasi tersebut memang dasarnya tidak butuh nasehat. Makin diomongkan, makin senanglah dirinya, karena ini bisa mendulang peningkatan follower, dengan memanfaatkan psikologis orang Indonesia yang (cenderung) suka kepo. Apalagi untuk memberikan komentar di akun Meisya, Anda harus mem-follow-nya, nahh… jadinya malah masuk perangkap, yang hanya bikin bertambahnya jumlah followernya. Ini makin menguatkan pilihan saya untuk kemungkinan #1.

Hal yang terpenting adalah melaporkan ke sistem administrator facebook atau me-REPORT ABUSE akun tersebut. Ajak yang lainnya untuk report abuse juga. Tidak perlu Anda follow untuk sekedar kepo.

Sekali lagi, bayangkan kalau foto-foto yang dipakai dalam akun sarap tersebut adalah ANAKMU.
Biasanya foto-foto yang dicuri adalah foto anak-anak yang tidak dikenal luas, sulit di-index di google, guna memperkecil kecurigaan.

Untuk menghindari pencurian foto anak kita itu caranya bisa dengan langkah pro-aktif, misalnya bangun prestasi anak, sehingga pers mencatat. Makin dikenal orang melalui berbagai liputan media massa, makin kecil kemungkinan orang iseng mencuri dan memanfaatkannya, karena pasti cepat ketahuan.

Kalau tidak mau dengan langkah pro-aktif di atas (tidak mudah memang), ya sudah … ajari anak men-setting privacy akunnya dengan baik. Atau bisa juga lebih ekstrim dengan tidak ada foto diri sama sekali, guna benar-benar menghilangkan resiko, sampai anak benar-benar mampu mengelola tanggungjawab-nya. Beres. Jangan biasakan anak bebas menjadi Selebriti Dinding, maksudnya narsis habis di wall akun social media miliknya. Kalau foto bareng-bareng mungkin bisa dimaklumi, misalnya publikasi atas kegiatan sosialnya.

Mari selamatkan anak-anak kita dari kejahatan dunia maya.

Sumber


Code:


[QUOTE=Supernovatan;528ed6d8becb17ec0f000003][CENTER]dari awal ane udah tau itu fake account.
Namanya aja kyanya fiktif bgt, terkesan dibuat2.

Itulah sebabnya ane ga suka main facebook gan, foto kita dicuri tanpa sepengetahuan kita, diaku2in jadi orang lain.

Menurut ane sih, mungkin ada yg ga suka sama si miss "P", jadi dia pake foto2nya untuk dijadiin akun kontroversial. Ditambah lagi di kaskus udah banyak yg bahas, tambah terkenal aja dah..

Harus di-report akun itu, tapi ga gampang gan.
Jujur aja dulu foto temen ane juga ada yg diambil dan dijadiin fb klonengan, ane sama semua temen2 ane ada 18 orang bantu report ke fb tapi susah bgt gan. Cuma sekedar peringatan buat si akun yg fake doang..
/:cd/

Udah gitu ane report via email ke facebook juga ga dikabulin tanggapan ane. Padahal itu foto beneran foto temen ane yg dicuri.[/CENTER]

[CENTER][color=blue]/:heart:/ remember me : [/color][color=orange] Supernovatan /:heart:/[/color][/CENTER][/QUOTE]






Diubah oleh ies.solution 22-11-2013 05:25
0
9.5K
54
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.