Dengan diluncurkannya buku autobiografi Sir Alex Ferguson, inilah beberapa pekerjaan menarik lain yang bisa dicobanya setelah tidak lagi menjadi manajer Manchester United.

Anda bisa mencintai atau membencinya, namun tidak diragukan lagi Sir Alex Ferguson adalah manajer sepak bola tersukses sepanjang sejarah.

Dipuji karena membantu klub yang dicintainya, Manchester United, merebut 38 piala selama 26 tahun berkuasa di Old Trafford, dampak Ferguson terhadap olahraga ini tidak ada bandingannya.

Dalam pidato perpisahannya, Fergie menyatakan bahwa ia meninggalkan manajemen sepak bola sebagai pemenang, dan dia ingin mengejar hal-hal lainnya.

Setelah begitu sukses di sepak bola, kami yakin keberhasilannya di lapangan bisa dinikmatinya juga di bidang lain.

Pelatih Manchester United yang baru saja pensiun ini baru saja meluncurkan sebuah buku baru “Alex Ferguson: My Autobiography”. Banyak yang tidak sadar bahwa ini adalah volume kedua dari buku berjudul sama yang diluncurkannya 13 tahun lalu – walau kali ini bukunya lebih menarik karena banyak hal baru yang diungkap Ferguson sendiri dan dia juga telah merebut lebih banyak trofi.

Saking populernya buku karya pria Skotlandia berusia 71 tahun itu, sekitar 8.000 hingga 10.000 penggemar telah antri mendaftar tiga pekan sebelum acara penandatanganan buku dilakukan di Tesco Extra Store di Manchester.

Ferguson menulis untuk pertama kalinya pada 1992 dengan judul “Alex Ferguson: 6 Years at United” dan sejak itu telah meluncurkan lima buku lain. Mungkin Anda bisa lihat sendiri mengapa ia akan sangat berhasil jika berkarir sebagai penulis dan mungkin bisa menjadi penulis terkaya di dunia mengalahkan J.K. Rowling.

Karena United saat ini tertatih di Liga Primer, para bandar judi tidak mengesampingkan kemungkinan ia kembali ke sepak bola. Mungkin ia bisa kembali menulis buku berjudul: “Even from my sick bed, even if you are going to lower me into the grave and I feel something is going wrong, I will get up.”

Serangkaian wawancara yang dipublikasikan oleh Harvard Business School tahun lalu menunjukkan bahwa Ferguson, yang merupakan penggemar fanatik pacuan kuda dan juga memiliki kuda pacu, selalu siap bertaruh dalam situasi tertentu.

United terkenal karena gol-gol yang dicetak pada menit-menit akhir saat ia masih melatih. Bahkan Ferguson pernah mengakui bahwa ia adalah pengambil risiko.

“Jika kami tertinggal saat laga tersisa 15 menit, Saya siap mengambil risiko lebih besar. Saya akan sangat bahagia walau kalah 3-1 jika itu berarti kami telah berusaha membuka peluang untuk imbang atau menang.”

Perjudiannya yang paling terkenal adalah saat final Liga Champions 1999 ketika ia memasukkan dua penyerang, Ole Gunnar Solskjaer dan Teddy Sheringham, untuk kemudian menang atas Bayern Munich di detik-detik akhir.

Penggemar United mungkin akan menyukai sisi penjudi Ferguson bisa mengingat kemenangan-kemenangan di menit akhir itu, tetapi pemilik rumah judi sepertinya tidak akan suka melihat Fergie duduk di salah satu meja poker milik mereka.

Ferguson juga pernah berbangga menjadi salah satu pemilik kuda pacuan yang pernah menjadi juara bernama “Rock of Gibraltar”.

Seperti Fergie, kuda jantan juga pemenang di olahraganya. Kuda ini dipilih sebagai Kuda Terbaik Eropa 2002 dan mencetak rekor dunia dengan tujuh kemenangan beruntun dalam dua musim.

Namun, saat Rock of Gibraltar pensiun pada 2002, Ferguson dan pemilik lainnya John Magnier bertikai mengenai kepemilikan hewan tersebut. Pertikaian itu akhirnya bisa diselesaikan di luar pengadilan.

Sejak saat itu Ferguson memiliki beberapa kuda jantan dan kemenangan terakhirnya dipersembahkan kuda bernama “If I Had Him” di lintasan pacuan kuda Les Landes di Jersey pada Agustus tahun ini.

Dalam wawancara dengan televisi dengan pembawa acara ternama Charlie Rose, Ferguson mengungkapkan bahwa salah satu mimpinya setelah pensiun adalah menghadiri lomba Melbourne Cup.

Dengan kegigihannya mencari kesempurnaan, kami pikir Fergie akan menjadi peternak kuda pacu yang hebat. Kemudian, ia juga bisa melakukan perkimpoian silang untuk mencari kuda 'sempurna' yang bisa membuatnya bertambah kaya.

Selain menang dalam pertandingan dan merebut piala, ada satu hal lagi yang konsisten dilakukan Ferguson – mengunyah permen karet.

(Hampir) Tak ada pertandingan yang dilalui tanpa kita melihat pria Skotlandia ini mengunyah permen karet saat duduk di pinggir lapangan dan berpikir tentang taktik.

Dalam salah satu berita paling aneh yang berkaitan dengan Fergie, permen karet yang diduga yang terakhir dikunyahnya sebagai manajer terjual dengan harga £390,000 (Rp 6,9 miliar) di eBay. Permen itu diletakkan pada kotak kayu dan uang yang dihasilkan semuanya disumbangkan kepada Manchester United Foundation Charity. Menurut berita, permen karet terakhir Ferguson itu diambil setelah ia meludahkannya usai pertandingan terakhirnya melawan West Brom di The Hawthorns.

Jika Fergie menjadi pembuat permen karet, kami perkirakan permen itu harus bisa dinikmati setidaknya selama 90 menit.

Terkenal karena “hair-dryer treatments”, omelan Ferguson kepada para pemainnya membuat apa yang kita alami ketika mengikuti Latihan Militer Dasar seperti tidak berarti.

Dalam sebuah wawancara dengan kami baru-baru ini, mantan striker United Louis Saha bahkan mengungkapkan bahwa Ferguson kerap memarahi semua pemain, bukan hanya mereka yang bersalah, untuk membuat pemain yang bersalah merasa semakin tidak enak karena bermain buruk.

Tidak hanya marah secara verbal, Ferguson juga pernah melakukan kekerasan fisik – walaupun tidak sengaja dilakukannya.

*Petunjuk: insiden lemparan sepatu ke David Beckham pada 2003.

Dalam buku terbarunya, Ferguson mengungkapkan bahwa Beckham 'meremehkan semua kritik' ketika tampil buruk pada pertandingan Piala FA melawan Arsenal. Hasil akhir 'diskusi' tersebut adalah jahitan di dahi Beckham setelah sepatu yang ditendang Ferguson mengenai wajahnya.

Bayangkan jika Ferguson memimpin upacara 17 Agustus kita, maka panitia tidak perlu lagi menyediakan pengeras suara.

Ryan Giggs, Nicky Butt, Gary dan Phil Neville, Paul Scholes dan David Beckham: anggota Class of '92 yang sangat terkenal.

Lebih dari sekedar menemukan orang yang tepat untuk sebuah pekerjaan, kita hanya bisa menebak-nebak bagaimana Ferguson berhasil menemukan para pemain itu saat masih berusia sangat muda dan kemudian mengubah mereka menjadi pemain kelas dunia. Keberhasilan perekrutan pemain lainnya seperti Eric Cantona, Roy Keane, Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney dan Ruud van Nistelrooy juga membantu kesuksesan Ferguson.

Jika bukan karena kemampuannya melihat bakat, United saat ini tidak akan memiliki dasar yang kuat untuk bisa menjadi sangat sukses.

Jika saja Ferguson dipekerjakan oleh sebuah perusahaan menengah saat ini, dunia bisnis mungkin akan menyaksikannya berkembang menjadi seperti Apple atau Microsoft.

Namun, tidak ada yang sempurna – tidak juga para bos besar di perusahaan raksasa. Tetapi di sini kita tidak akan membahas kegagalan Ferguson dalam merekrut pemain.

Di mana kita bisa mencari tempat yang cukup luas untuk menampung 13 piala Liga Primer, dua piala Liga Champions, lima piala FA dan empat Piala Liga, 10 trofi Charity Shields, satu European Cup Winners Cup, satu Piala Super Eropa, satu Piala Interkontinental dan satu Piala Dunia Antar Klub FIFA?

Tentu saja semua piala itu diletakkan di ruangan di Old Trafford. Tetapi coba pikirkan medali-medali individual yang biasanya diberikan sekaligus bersama piala-piala itu? Dan bahkan kami belum menghitung keberhasilannya saat menjadi manajer di Skotlandia, begitupula medali Order of the British Empire yang diberikan karena jasanya kepada sepak bola di Inggris Raya (Anda tentu memperhatikan gelar kehormatan ‘Sir’ di depan namanya).

Itulah Ferguson, penimbun trofi.

Menjadi seorang tukang loak akan sangat cocok untuknya. Kami juga bertanya-tanya apakah ia juga mau mengumpulkan koran-koran yang memuat artikel tentang dirinya.

Pekerjaan terakhir dan yang paling menarik…

Pada musim terakhirnya di United, Ferguson berhasil mewujudkan cita-cita yang ingin dicapainya saat awal menjadi manajer – menjatuhkan sebuah klub bermaskot Burung Liver dari tempatnya 'bertengger'.

Kami tidak perlu menjelaskan yang satu ini, bukan?