unculturedAvatar border
TS
uncultured
Dari Mabuk-mabukan, Sampai Tarian Kematian


Spoiler for gambar-gambarnya:







"Dengan berlatih tari sufi, maka kebiasaan mabuk-mabukan akan terkurangi bahkan sampai ditinggalkan."

JEPARA, Jaringnews.com – Lima belas pemuda berdiri, menari memutar berlawanan jarum jam. Dikepalanya terdapat topi panjang. Sebelumnya, mulut mereka komat-kamit melafalkan doa-doa.

Ya, itulah gambaran singkat prosesi latihan tari sufi yang dilakukan para pemuda yang biasa mabuk-mabukan. Minuman keras dan budaya mabuk-mabukan sangat dekat dengan generasi muda.

Hal tersebut pun tak dipungkiri para penari sufi asuhan KH Amin Maulana. Selain berlatih tari sufi, mereka juga sempat mencicipi minuman keras. Namun, kebiasaan buruk tersebut telah lama ditinggalkan.

Pondok Pesantren Nailun Janah Desa Kriyan, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara menampung pemuda-pemuda yang kecanduan minuman keras. Perlahan KH Amin Maulana yang biasa disapa Gus Maman mengajak mereka berubah dengan cara diajak berlatih tari sufi. Sebanyak 20 orang setiap malam Jumat rutin berlatih tari sufi.

"Bisa jadi mereka akan sadar sendiri karena mereka adalah penari sufi," terang Gus Maman lulusan UIN Jogjakarta.

Sementara itu, salah satu pendiri pondok pesantren ini, Gus Mamik Gondrong menambahkan merintis kelom
pok tari sufi ini tak semulus jalan tol yang tanpa hambatan. Masyarakat sekitar pondok pesantren mulanya menolak aktifitas Gus Maman. Pasalnya, yang datang ke pondok pesantren yang dirintisnya sejak 2010 itu adalah para pemuda yang gemar mabuk-mabukan.

"Karena kami sering diundang pentas, pada akhirnya masyarakat mau menerima karena melihat perubahan prilaku pada pribadi pemuda yang semula sering mabuk-mabukan itu," papar Gus Mamik Gondrong, pengasuh pondok pesantren Nailun Janah generasi ketiga.

Kini kelompok tari sufi yang pondok pesantren Nailun Janah sudah seringkali pentas di Jepara maupun di berbagai kota di luar Jepara. Dengan banyaknya intensitas pentas, maka jadwal berlatih pun semakin padat.

"Dengan berlatih tari sufi, maka kebiasaan mabuk-mabukan akan terkurangi bahkan sampai ditinggalkan," ungkap Gus Mamik.

Tarian sufi menurut Gus Mamik merupakan simbol kematian. Sebab tarian yang dipopulerkan oleh Jalaludin Rumi dengan ciri seorang penari memakai peci panjang yang diibaratkan batu nisan. Sedangkan kostum longgar yang dikenakan menyerupai kain kafan.

Sementara Ais, salah satu personil tari sufi menceritakan ketertarikannya bergabung lantaran ada rasa yang sama. Sama-sama merasakan pusing.

"Kalau mabuk kepala pusing, latihan tari sufi awalnya juga pusing, jadi sama-sama pusing ya, mending tari sufi saja yang tidak merugikan kesehatan dan badan,” papar Ais.


Spoiler for sumber:



Agan yang baik pasti emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star

TS gak nolak emoticon-Toast emoticon-Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L)
Diubah oleh uncultured 22-11-2013 06:47
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
2.2K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.