Bacanya harus menghayati ya GAN

Siang itu benar2 panas. Teriknya teramat sangat membuat bang Sutarkam berkali2 menyomot minuman dingin dari toko mang sukur yang berada tepat di depan ia biasa mangkal ojek. Jalan2 mengeluarkan fata morgana berkobar2 bak di gurun sahara. Keringat bang sutarkam mengalir bagai sungai musi membasahi sekujur tubuhnya. Debu2 beterbangan bagai loncatan sinar laser di film startrek.

“satu lagi mang” ucap bang sutarkam seraya mengambil satu botol aqua dingin.

“Kok sepertinya kepanasan bang?” Tanya mang sukur yg sedari tadi keheranan melihat tingkah bang sutarkam yg sudah meneguk 38 setangah botol aqua.

“Iya mang, cuaca hari ini kok terasa panas sekali” jawab bang sutarkam sekenanya sambil meneguk satu botol aqua lagi hingga ludes.

“apa mang sukur tidak kepanasa?” lanjut bang sutarkam

“enggak tuch…” jawab mang sukur anteng sambil menghisap rokok kretek kesukaanya dalam2, sedalam laut hindia.
Memang, mang sukur sedari tadi anteng saja. Tak tampak kepanasan selayaknya bang sutarkam. Pun begitu teman2 bang sutarkam sesame tukang ojek yg mangkal disitu, demikian anteng dan tak merasa panas sama sekali. Sebab secara real dan de fakto, hari itu memang biasa2 saja. Tak panas tak dingin. Sedang2 saja. Hanya bang sutarkam yg merasa panas sendiri. Ini tak lain disebabkan oleh suasana hatinya yg sedang galau dan tak menentu. Marah, kecewa, mupeng, baik , dll bercampur aduk di kepala bang sutarkam. Sehingga efeknya haripun terasa amat panas dan lebai sepereti di atas.

Bermula dari tadi malam, seusai nonton sebuah film di sebuah acara TV, secara kebetulan, film yg ditayangkan ketika itu film james bond. Maklum saja, kalau sudah james bond, sudah pasti menyerempet pada adegan2 intim. Bang sutarkam jadi terangsang.

Pukul 22 WIB, ia berbegas mengunjungi istrinya yg ternyata sudah terlelap. Niat hati ingin menggarap sawah istrinya sebagi mana jamesbond barusan menggarap sawah beberapa gadis di fim barusan. Ee, ternyata istrinya yg bernama suketi binti sumarkum itu sudah pulas. Si suketi ini kalau sudah tidur pulas, susah sekali dibangunkan. Jangankan skedar di panggil2 secara wajar, biar kata badai menerpa, topan melanda, tsunami menghempas, si suketi ini sulit sekali bangun dari tidur pulasnya. Maka konon, ketika si sukekti ini merantau keaceh sebagai transmigran, ia selamt dari amukan tsunami, sebab ia tertidur pulas dan tidak ingat apa2. Tau2 saja, pagi ia terbangun sudah nangkring di menara masjid raya sambil nguap2. Ajaib.

Jadilah, malam itu bang sutarkam tidur dengan menahan sesuatu yg tak terlampiaskan. Pagi2, begitu melek bang sutarkam langsung mencari keberadaan istrinya yg ternyata sedang member makan harimau peliharaan mereka. Bang sutarkam langsung memeluk suketi dari belakang dan tanganya sibuk bergeriliya kedaerah2 penting suketi. Suketi hanya ah eh ah eh. Begitu bang sutarkam mau mencopot sarung yg ia kenakan, tiba2 suketi berujar. “bang, aku lagi dapet”. Eee alah, apes nasib bang sutarkam. Harimau di kandang yg sedang di kasih makan suketi Cuma nyengir2 menahan tawa melihat muka kasihan bang sutarkam. Aneh, kok ada harimau bisa nyengir. Lagian, ngapain pasangan ini kok melihara harimau. Macam orang kaya saja, padahal profesi bang sutarkam hnya tukang ojek, sedang suketi tukang cuci. Sudah lah, tak usah dipikirkan. Nanti ceritanya ngelantur.

Di jalan menuju pangkalan ojek, bang sutarkam masi sulit berkonsentrasi, sebab rudal kesayangannya gagal nembak sejak tadi malam. Ia semacam menahan sesuatu yg teramat berat. Matanya merah dengan tatapan kosong. Kepala agak pusing sedikit, serta perut mual2 (ini karena lupa sarapan), dan serasa ingin buang air besar (memang belum buang air besar sejak kemarin). Dan satu yg pasti, rudal itu, sangat menggangu bang sutarkam karena posisinya selalu seakan2 siap siaga dengan keadaan mengacung siap nembak. “Celaka”. Batin bang sutarkam.

Tiba2, ciiiiiit, brum, blas, bang sutarkam mengerem mendadak sepeda motornya, lalu membanting kekiri layaknya horge Lorenzo menaklukan tikungan Le mans.Ada nenek nyebrang jalan. Hampir saja bang sutarkam menabrak itu nenek sebab pikiranya yg tidak konsen. Namun begitu ia tetap jengkel pada itu nenek.



Ee, ternyata si nenek tak mau kalah.






Singkat kata, sesampai di pangkalan ojeknya, bang sutarkam tak henti2nya di rudung malang. Penumpang yg biasanya bejibun, kok hari ini tiba2 sepi senyap bak di kutub utara. Namun hatinya panas bak gurun sahara. Sampai2 ia mimum 38 botol aqua. Sedari tadi hanya melintas gadis2 SMU pulang sekolah dengan rok ketat di atas lutut dan bokong bergoyang2 yg membuat jakun bang sutarkam naik turun. Rudal itupun semakin siap tempur.

Dan, tiba2 datang seorang cewek cantik, menyandang sebuah tas berisikan buku2. Tampaknya ia mahasiswi. Bodinya aduhai, mengenakan celana jeans ketat di padu kaos oblong ketat pula. Dadanya menyembul seakan2 menantang bang sutarkam. Bang sutarkam bengong melongo menyaksikan pemandangan itu.

“kok bengong mas” sapa gadis itu

“e .. ee.. ii .. ii.. neng.. nengg. Ma .. ma..” jawab bang sutarkam terbata2 karena kaget.

“mau pulang bang.. ke pasar senen” sambar gadis itu memotong ucapan bang sutarkam. “ayo bang” lanjutnya lagi tanpa banyak ba bi bu langsung nemplok ke sadel belakang motor bang sutarkam.

Tanpa banyak ba bi bu juga bang sutarkam langsung tancap gas. Maklum, otak lagi bego, yg dipikiran Cuma ada benda menyembul barusan. Di jalan bang sutarkam teerus terbayang2 benda itu. Ia membayangkan bagaimana kalau.. ahhh bagaimana kalau.. ia bisa.. anu.. ah.. celaka, gadis itu ternyata tau apa yg pikiran bang sutarkam, sepanjang jalan, ia sengaja merapatkan tubuh bagia depannya ke pundak bang sutarkam, bang sutarkam pun semakin belingsatan. Sampai2 lupa ngoper presneling hingga suara motornya lebih mirip suara tank Israel.

Tiba2,

“mas, minggir sebentar” pinta gadis itu. bang sutarkam menurut. Gadis itu lantas turun daria sepeda motor lalu berlari2 kecil kedepan bang sutarkam.

“aku kelilipan mas” kata gadis itu. sambil ngucek2 mata. Lalu sekonyong2 mengangkat kaos yg ia kenakan untuk membersikan matanya hingga tampak dua buah benda yg sedari tadi menyembul menantang bang sutarkam. Itu payudara, batin bang sutarkam. Indah nian. Tak pakai BH pula. Aje gile ajib2. Bang sutarkam semakin terpana

“neng, kok gak pake BH” kata bang sutarkam dengan lugunya sambil nelan ludah.

“biarin bang… abang mau? Jawab gadis itu. tanpa ba bi bu bag sutarkan mensetandarkan (bahasanya gimana sih) motornya lalu ndlosor berjongkok di bawah gadis itu hendak mengemut dua buah papaya ranum itu.

“ jangan disini bang” kata gadis itu. meski kekitka itu mereka sedang berada di jalanan sepi, gadis itu mengajak bang sutarkam untuk blusukan ke semak2 di pinggir jalan. Biar leluasa katanya.

Bang sutarkam pun menurut, bagai kerbau dicucuk hidung ia mengikuti langkah gadis itu. sesampai di semak tanpa ba bi bu (kok banyakan ba bi bu ya) ia langsung tempur. Pertama2 dan yang paling utama (kayak mau dakwah) ia menyerang benda mirip papaya yg sedari tadi menantang bang sutarkam. layaknya bayi yg sedang kehausan di payudara ibunya. Begitulah bang sutarkam.

“emhhh… ummhh.. cplok, cplok…” suara yang ditimbukan dari aksi bang sutarkam ini.

Lalu, tiba2, beberapa menit kemudian.. semua jadi gelap gulita. Bang sutarkam kehilangan kesadaran. Ia lunglai ke tanah. Ketika sadar, ia melihat sepeda motornya berubah jadi udara alias raib. Dan, cewek itu, pepaya itu? juga lennyap bersama2 motor kesayangannya.

Apes nian nasib bang sutarkam. setelah melapor ke polisi atas kasus kehilangan sepeda motor, ia mendapat penjelasa dari polisi bertugas. Bahwa itu modus baru pencurian kendaraan bermotor. Biasanya, seorang wanita cantik menaruh obat bius pada payudara mereka. Lalu mdus operandinya seperti tadi. Sasaran mereka ya macam2, bisa tukang ojek, om2 ganjen, atau para mahasiswa horny.

Tamat.

Pesan moral 1: dilarang ngemut payudara sembarangan

Pesan moral 2: dilarang horny . Sebab isi cerpen ini kebanyakan pornonya ketimbang pesan morallnya. Wekks.