JAKARTA - Perseteruan yang terjadi antara hacker Indonesia dengan hacker yang diduga berasal dari Australia menghasilkan sebuah pernyataan yang mengatakan keahlian hacker di Indonesia masih setingkat anak-anak. Namun benarkah demikian?

Seperti diketahui, hacker yang menyebut dirinya Anonymous Indonesia melakukan penyerangan ke berbagai situs Australia belakangan ini. Serangan yang dilakukan adalah defacement, yakni pengubahan tampilan laman muka sebuah situs.

Namun berdasarkan pesan tertulis yang di-posting pada situs S E N S O R, hacker yang mengaku berasal dari Anonymous Australia tersebut mengatakan defacement adalah aksi hacker kelas bocah.

Pernyataan datang bukan dari hacker yang mengaku berdomisili di Negeri Kanguru saja, tapi juga negara lain. Pada Mei 2013, situs Direktorat Jenderal Pertahanan Kementerian Pertahanan RI (Ditjen Pothan Kemhan) juga pernah diretas oleh sekelompok hacker yang mengaku berasal dari CVT. Cyber Vampire Team ini memberikan alamat akun Facebook dan diketahui berasal dari Myanmar.

Dalam aksi defacement yang dilakukan oleh CVT juga menuliskan pesan kepada pemerintah Indonesia bahwa para peretas dari Tanah Air hanya memiliki keahlian sekelas anak kecil.

"Anda seharusnya bangga pada peretas pemula Indonesia yang tak terdidik. Karena mereka percaya dengan melakukan Defacing dan Ddosing pada situs negara lain adalah hal yang hebat," tulisnya.

Namun demikian, salah seorang ahli komputasi Indonesia, I Made Wiryana, hacker yang kerap melakukan defacement ini adalah hacker-hacker nakal yang baru bisa melakukan peretasan. "Menurut saya kalau hacker yang melakukan defacement ini adalah hacker nakal dan masih pemula yang menginginkan pengakuan. Sedangkan seorang IT expert lebih senang membuat sistem pertahanan ketimbang menjebolnya," kata Made kepada Okezone beberapa waktu lalu. (amr)
sumber

Gimana kira-kira tanggapan agan mengenai hal ini??