Kaskus

Entertainment

raditya.dikaAvatar border
TS
raditya.dika
PEMILU jangan MALU-MALU
---------------------------------------
Pemilu !!!

Hore !!! Ladang uang sudah didepan mata, saatnya menyusun strategi untuk meraup keuntungan materi dan kekuasaan sebanyak-banyaknya! Begitu kata segilintir orang yang terlibat langsung dalam pemilu.

Calon Legislatif, Calon Kepala Desa, Calon Wali kota, Calon Bupati, Calon Gubernur hingga Calon Presiden meramaikan bursa Pemilihan Umum bermodal gombal politiknya dan tentunya dengan dibekingi PARTAI masing-masing dalam balutan khusus selendang sutra yang bernama demokrasi.

Masih ingat gak demokrasi yang diajarkan kepada kita sewaktu kita S3 (SD-SMP-SMA) dahulu?
DEMOKRASI = Kekuasaan Tertinggi berada di Tangan Rakyat.
Secara teori, ya betul gak ada yang perlu dipermasalahkan. Secara fakta. No,No,No !!! tunggu dulu ya mas bro mbak bro. Secara fakta demokrasi hanya berlaku ketika pemilu saja, yap betul hanya pada saat pemilu saja rakyat diperbolehkan untuk menjalankan “kekuasaannya”.

Mulai tertarik? Agak acuh tak acuh ?. Baiklah take it or leave it. Mudah kan?

Nyatanya Demokrasi hanyalah sebuah ilusi, saya sendiri juga bingung. Ya mungkin karena keterbatasan wawasan saya yang masih dangkal ini.
Oke, balik lagi ke pembahasan mengenai calon yang katanya mau jadi wakil dan pemimpin rakyat kecil seperti kita melalui pemilu. Mereka mencoba mengadu peruntungan mereka melalui pemilu. Budget bermilyar-milyar disiapkan, kader partai pasang badan…..hmmm, cakep abis pengobanannya saat pemilu,namun ketika sudah terpilih dan berkuasa? Hahaha, semua pasti tau jawabannya.
Namun tidak semua pemimpin kita begitu ya, tapi mayoritas,IYA !!!! hahahaha

Setiap calon pemimpin yang meramaikan pemilu adalah kader dari partai politik tertentu, ya iyalah!
Kecuali yang nekat masuk dari jalur independen. Padahal tahu bagaimana resikonya dari jalur independen. Sakit bro, susah nge-golin kebijaksanaan karena birokrasi dipersulit orang partai dari kalangan lain.

Ibaratnya begini, Partai politik adalah sebuah kendaraan, kader partai adalah mesinnya dan yang mengendarai-nya ya tentu saja petinggi partai-nya, bahan bakarnya apa? Ya sudah jelas UANG RAKYAT !!!! ada undang-undang yang mengatur tentang itu kok. hahahahaha

Melalui demokrasi, Partai Politik sangat didukung keberadaanya. Ya walau menurut saya dengan banyaknya Partai Politik yang ada, hanya akan menjadikan para kader partai masing-masing menjadi seorang CHAUVINIST yaitu orang yang fanatik terhadap kelompoknya masing-masing. Tidak usah saya jelaskan lagi, karena pada dasarnya manusia itu egois. Partai A menjelek-jelekkan partai B, Partai B memfitnah kader partai C bahkan antar kader di partai yang sama tak jarang saling mencaci, memfitnah bahkan memaki. Kalau begitu sekarang apa yang dibanggakan utuk menjadi seorang kader partai?

Manis mulut dan perilaku hanya pada saat pemilu saja. Gak sreg jadi kader partai A, pindah jadi kader partai B, kalo tetep gak cocok pindah ke partai C. Hei bung, seperti kutu loncat saja.

Jangan salahkan jika pada musim pemilu ini banyak rakyat yang GOLPUT, karena kelakuan mereka sendiri, rakyat tentu muak dengan kelakuan mereka.

Jika ingin dipilih saat pemilu, maka pantaskan diri kalian para calon pemimpin untuk dipilih !!!

Eh ini belum jadi pemimpin, masih jadi CALON, malah udah melakukan pelanggaran….mulai curi start kampanye lah, money politic lah, menyudutkan calon pemimpin lain lah, pemberian janji palsu lah, pemberian pengobatan gratis lah, pendidikan gratis lah, pembentukan opini di media lah (media bayaran *upsss jangan tersinggung ya para awak media, nyatanya kalian memang dibayar untuk membentuk opini rakyat), yang ane heran sampai sekarang itu masih ada aja calon yang katanya mau jadi pemimpin itu masang spanduk kampanye mereka dengan cara DIPAKU DIPOHON. Pikiran dimana pikiran? Pohon itu makhluk hidup juga walaupun pasif, kelakuan kayak gitu mau dipilih jadi pemimpin? Bangun dari MIMPI sono, kelamaan tidur sih. Mau jadi pemimpin Cuma modal DUIT dan JANJI MANIS doang, DUIT darimana? Ya jelas duit rakyat.


Kesimpulannya, pemilu itu sama seperti OSPEK sekolah, hingar bingar dihari pelaksanaanya namun GAK ADA MANFAATNYA…..hahahaha!!!! Ngaku aja deh mas bro mbak bro. Rugi uang rakyat dikucurin buat pelaksanaan pemilu, toh ujung-ujungnya sebagian besar jadi koruptor nantinya.

Tolong digaris bawahi, sebagian besar ya, jadi gak semuanya jelek, ane yakin MASIH BANYAK PEMIMPIN yang MEMEGANG PRINSIP INTEGRITAS dan KEJUJURAN dalam melaksanakan KEKUASAANNYA….. kami sebagai rakyat kecil sangat berharap kepada orang-orang ANTI-MAINSTREAM seperti kalian wahai pemimpin yang masih bisa dijadikan TELADAN.
What ANTI-MAINSTREAM? Ya iyalah, soalnya pemimpin yang tidak baik di Negara ini itu sudah terlalu MAINSTREAM bro. hahahaha

Eittttsss jangan ada yang sewot atau marah ya….Ingat FREEDOM OF SPEECH - KEBEBASAN PENDAPAT. Opini ane ini berangkat dari COMPANG-CAMPINGNYA pelaksanaan KEKUASAAN di Negara Indonesia ini. Saya Cuma mengkritisi melalui pemikiran saya yang dangkal ini. Tidak salah kan? Terus yang salah siapa? Mana ane tau, ngapain ente Tanya sama ane? Ane aja gak tau. Hahahaha
Sampai jumpa …
--------------------------------------
KAU INI BAGAIMANA ATAU AKU HARUS BAGAIMANA
Karya : KH. A. Mustofa Bisri (Gus Mus)

Kau ini bagaimana?
Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
Kau suruh aku berfikir, aku berfikir kau tuduh aku kafir

Aku harus bagaimana?
Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam kau waspadai

Kau ini bagaimana?
Kau suruh aku memegang prinsip, Aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin plan

Aku harus bagaimana?
Aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakiku
Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku

Kau ini bagaimana?
Kau suruh aku Taqwa, Khotbah keagamaanmu membuat aku sakit jiwa
Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya

Aku harus bagaimana?
Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
Aku kau suruh berdisiplin, kau mencontohkan yang lain

Kau ini bagaimana?
Kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara setiap saat.
Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai

Aku harus bagaimana?
Kau suruh aku membangun, aku membangun kau merusakkannya
Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskanya

Kau ini bagaimana?
Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakanya dengan tanah

Aku harus bagaimana?
Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap wallahu ‘alam bissawab

Kau ini bagaimana?
Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku

Aku harus bagaimana?
Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah kupilih kau bertindak sendiri semaumu
Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu

Kau ini bagaimana?
Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis

Aku harus bagaimana?
Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternanif kau bilang jangan mendikte saja

Kau ini bagaimana?
Aku bilang terserah kau, kau tidak mau
Aku bilang terserah kita, kau tak suka
Aku bilang terserah aku, kau memakiku

Kau ini bagaimana?

Atau aku harus bagaimana

---------------------------------------
Diubah oleh raditya.dika 25-08-2013 00:06
0
2.9K
24
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
KASKUS Official
1.3MThread103.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.