Linn: "Liat deh Mas, balita yang digendong Ibu itu,
unyukunyuk bangets yah.."
Zuck: "Bikin yuk.."
Linn: "Anaknya imut banget sih Bu, namanya siapa?"
Ibu: "Namanya Indriana Widi Amelia Komala Putri Eli Yana
Erin Kusnadi.."
Zuck: "Ya Alloh panjangnyaaa..."
Linn: "Trus panggilannya apa Bu?"
Ibu: "IWAK PEYEK!"
Zuck+Linn: *saling pandang* *hening*
=============
Linn: "Liburan ntar kita mendaki gunung yuk."
Zuck: "Males ah.."
Linn: "Ga asyik banget sih kamu Mas!"
Linn: "Kamu tuh yang ga asyik! Liburan tuh, daripada
mendaki gunung lebih enak
memeluk gunung tau ga sih beb?" *lirik dada* *kedip-kedip*
Linn: *ambil garpu* *culek*
===========
Linn: "Bau-baunya kayak lagi bete kamu Mas?"
Zuck: "Kalo begini terus bisa bangkrut aku!"
Linn: "Lho ada apa?"
Zuck: "Sempakku hilang diambil orang, Beb.."
Linn: "Mhahaaha gitu aja dipikirin, laporin aja ke tim
termehek-mehek, siapa tau mereka bisa bantu nyariin.."
Zuck: "Kamu stres yaa?"
Linn: "Kalo ga beli lagi aja, via online.."
Zuck: "Sempak beli lewat online?! Ha!"
Linn: "Kan jaman udah canggih?! Gaptek nih Mas nya.."
Zuck: "Iya, tapi masa nanti gue musti ngomong: Cari
sempak di berniaga ah..."
Linn: "???"
Zuck: "Mas giring?! Ini sempaknya Mas?!
Beneran dijual sempaknya Mas?!"
Linn: "IYAAAA!! KOPLOK!" *benerin bra* *lari
pergi* *gunung berjatuhan*
==============
Linn: "Kenapa hari ini wajahmu sedih Mas?"
Zuck: "Aku barusan dimarahin Mama."
Linn: "Mas nya yang bandel mungkin."
Zuck: "Iya sih, kalo dipikir-pikir emang aku yang salah.
Aku tega ngebanding-bandingin mama dengan orang lain.."
Linn: "Nah itu yang ga boleh Mas! Setiap manusia itu
punya kelebihan kekurangan, kamu harus bersyukur
menerima apa adanya.."
Zuck: "Aku harus minta maaf ya beb?"
Linn: "Iya dong! Emang kamu ngebanding-bandingin gimana
Mas?"
Zuck: "Aku cuma ngomong ada yang lebih cantik dari
Mama, yaitu kamu Sayang..."
Linn: "Aduh Mas..." *pukul-pukul manja*
============
Zuck: "Tau ga bedanya kamu sama facebook?"
Linn: "Sama-sama diem ga ngelawan kalo kamu colek.."
Zuck: "Dih!"
Linn: "Emang apa bedanya?"
Zuck: "Ga ada bedanya! Sama-sama ngabisin
duit kalo diturutin!"
Linn: "COTT!" *banting mark zuckerberg*
*bener ga sih tulisan nama penemu pesbuk
begitu?*
============
Zuck: "Aku liat kamu kemarin bareng sama
cowok lain! Itu Siapa?"
Linn: "Bukan siapa-siapa Mas.."
Zuck: "Bohong! Bukan siapa-siapa kok kayaknya kamu
menikmati jalan sama dia!"
Linn: "Eng..."
Zuck: "Ngomong terus terang! Aku ga mau ada dusta di
antara kita.."
Linn: "Sumpah deh Mas, itu bukan Dusta, itu Rein,
tetangga baru aku.."
Zuck: "Huahuaa... *nangis di bawah jemuran basah*
==============
Zuck: "Kemarin kemana aja sih susah dicariin!"
Linn: "Aku ke mall, Mas.."
Zuck: "Sama siapa?"
Linn: "Rein.."
Zuck: "Ngapain?!"
Linn: "Makan, belanja, nonton film, pokoknya
banyaklah. Seru jalan sama Rein, udah cakep duitnya
banyak lagi.."
Zuck: "Enak ya?" *nyindir*
Linn: "Iya enak banget, tapi kata Rein ini rahasia lho Mas,
ga boleh bilang siapa-siapa, kamu ga boleh tau.."
Zuck: "Jancuk!" *bakar sumur*
=============
Linn: "Katanya udah berhenti merokok? Kok masih
merokok sih? Ntar kalo kamu impoten gimana nasibku
Mas?"
Zuck: "Bawel aja! Orang aku ga ngerokok!"
Linn: "Ga usah bohong, itu ada asap di sekitar kamu.."
Zuck: "Ini bukan asap rokok tau.."
Linn: "Trus asap apaan?"
Zuck: "Ini asap hatiku yang terbakar gara-gara kemarin
kamu jalan sama Rein! Ngerti ga?!" *banting asbak*
Linn: "Cieecie.. Mas nya kalo ngambek, haha..I LOVE U,
MAS! MUAH MUAH MUAH.." *cipok brutal* *noda cupang
dimana-mana* . . .

Sore semakin habis. Malam mulai menjelang. Zuck dan
istrinya sedang menonton TV acara Adzan magrib untuk
wilayah Jakarta dan sekitarnya.
"Mas Zuck, Linn mau nanya dong,"
"Nanya apa, Beb?"
"Teks adzan kalo di layar TV kan Ashadu Anlailahaillah
gitu, ya kan Mas ya? Tapi kok pelafalannya jadi Ashadu
Alailahailallah gitu sih? Beda.."
Zuck terdiam cukup lama. Lalu nyengir, "Hehe...
"Ga tau, ya? Katanya lulusan Aliyah.."
"Bukan ga tau, Sayang. Cuma sedang mengingat-ingat. Iya
gini kalo ilmu jarang diterapkan, jadinya lupa. Bentar,
bentar..." Zuck mengetuk-ngetukkan jari ke dengkul,
berusaha mengoptimalkan otaknya mengingat ilmu-ilmu
agama yang pernah dipelajarinya.
"Gayamu, Mas, Mas," ledek Linn.
"Aku ingat!" Seru Zuck menghadap istrinya. "Itu karena
idghom bilagunnah. Iya idghom bilagunnah. Idghom
bilagunnah itu ada dua huruf, 'lam' dan 'ro'. Dua huruf
tersebut akan menghilangkan bunyi huruf 'n' jika bertemu
nun mati, atau semua huruf yang dibaca 'an', 'in', 'un'
tanwin," jelas Zuck penuh percaya diri.
"Beneran gitu?" kata Linn dengan tatapan takjub.
"Iya. Contohnya di lafadz adzan tadi, di kalimah syahadat
juga. Bunyi huruf 'nun' melebur menjadi huruf 'lam'.
Peraturan Idghom bilagunnah adalah 1 harokat pada saat
peleburan..."
Linn mesem. "Pinter ya?"
"Ganteng juga...
Linn memencengin bibir. "Jadi pengen muntah-muntah gini
sih, Mas? Padahal belum hamil...
"Hahaha... Dasar!" Zuck mendekap geram Linn.
Linn meronta. "Jangan kenceng-kenceng gini kenapa sih
meluknya. Istrinya kamu jadi ga bisa napas nih. Uff...
"Tapi aku berharap, hubungan kita bisa seperti idghom
bilagunnah itu, Sayang," bisik Zuck kemudian, perlahan-
lahan dan penuh perasaan.
"Maksudnya apa, Mas?" Linn memandang ga ngerti.
Zuck balas memandang Linn. "Idghom Bilagunnah itu
selamanya cuma ada lam dan ro'. Begitupun hubungan kita
selamanya, cuma aku dan kamu...
"Aduh, Mas..." rintih Linn, mendusel-dusel di dada Zuck.
"Udah ah. Ga usah lebay. Kita magriban dulu ya?"
"Tapi kan baru wilayah Jakarta, untuk wilayah rumah
tangga Zuck Linn belum?"
"Ya kita siap-siap dulu, Sayang. Sholat itu lebih keren kalo
dikerjakan tepat waktu," Zuck berdiri. Siap-siap ke
kamar mandi untuk berwudhu.
Linn merentangkan tangan. "Gendong...
"Ya Allah. Manja banget sih?" Zuck geleng-geleng.
Linn bales menggeleng-geleng. "Manja sama suami sendiri
masa ga boleh? Cuma minta gendong ke kamar mandi ini,
bukan minta gendong kemana-mana kayak mbah Surip.
Pelit banget..."
"Yaudah, yaudah. Dasar kamu..." Zuck akhirnya ngalah
walau rada-rada jengkel.
"Muahaha..." Linn ngakak melihat tampang suaminya yang
merengut ikhlas ga ikhlas.
Sampai di kamar mandi, Linn berwudhu duluan. Kemudia
menengadahkan tangan membaca doa selesai berwudhu.
Zuck hanya memandangi penuh kagum dan bangga. Wajah
istrinya, ketika basah air wudhu begitu, kecantikannya
meningkat 15%. Subhanallah.
"Bangga punya istri kamu, Sayang." goda Zuck sambil
meraba wajah Linn.
"Hah! Kan Linn jadi batal lagi? Sengaja nih pasti. Aaa... Mas
jahat!" Linn ngamuk-ngamuk manja. Kakinya menghentak-
hentak jalan di tempat ga beraturan.
"Duh, iya, iya. Maap, Sayang, maap. Cepetan wudhu lagi
gih."
"Enggak! Mas aja yang wudhu duluan..."
"Enggak mau. Pasti kamunya nanti mau bales dendam
batalin aku kan? Iya kan? Hahaha. Kebaca...
"Iih... Dasar Masnya mau menang sendiri. Dasar! Dasar!"
Linn mencripati Zuck dengan air bertubi-tubi.
Zuck ga terima. Sambil tertawa ia bales mencripati Linn.
Akhirnya mereka saling ciprat-cipratan ga penting hingga
pakaian keduanya basah. Dan terlanjur basah, yasudah
mandi bareng sekalian.
Dan setelah mandi dengan durasi yang ga wajar, adzan
magrib mulai bersahut-sahutan dari masjid-masjid di
sekitar kediaman mereka. Linn segera mengenakan
mukenanya. Zuck menggelar sajadah, satu untuk dirinya,
satu istrinya. Lalu tersenyum memandang Linn yang telah
lengkap berbusana sholat.
Linn tersipu. "Udah ah, Mas. Ntar ga khusuk lho kita
sholatnya?"
Zuck mengucap istighfar dalam hati..

Zuck: Menurut kamu, cowok yang suka sama cewek yang
usianya lebih tua itu gimana, Beb?
Linn: Ya gapapa sih Mas, sejauh keduanya bisa enjoy dengan
hubungan tersebut, kenapa enggak?
Zuck: Jadi ga masalah dong ya?
Linn: Enggak dong Mas..
Zuck: Asiik...
Linn: Emang siapa cowok yang suka cewek lebih tua itu?
Zuck: Aku beb, tiap liat mamamu. Sumpah kemecer gila!
Biar udah tua mama kamu seksi juga yah?
Linn: Cetaaan!! *timpuk pake sendal*
---------
Zuck: Tau ga sekarang tanggal berapa?
Linn: 20-12-2012. Kenapa?
Zuck: Emang kamu ga ngerasa ada yang spesial dengan
tanggal itu?
Linn: Enggak, biasa aja.
Zuck: Dih! Itu kan cantik beb, cantik
bangeett!
Linn: Ohyah?! Trus kalo dia cantik banget aku musti
goyang gergaji sambil bilang tewewew gitu?!
Zuck: Kita bisa bikin momen spesial, menikah misalnya...
Linn: Males!
Zuck: Lho kok?
Linn: Ga usah ngajak-ngajak nikah kalo di hati kamu masih
ada yang lebih cantik! Hati cewek itu perih Mas kalo
cowoknya suka memuji-memuji yang lain. Perih..
Zuck: Tapi itu kan cuma tanggal, Sayang?
Linn: Ah alasan! Yaudah nikah saja sama tanggalan! *jejelin
kalender*
---------
Lagi Jalan.
Zuck: Eh Beb, beb. Lihat deh ibu muda yang lagi gendong
balita itu..
Linn: Pasti mau bilang gemes pengen cubit-cubit pipi
Ibunya gitu? Iya?! Basi! Lama-lama Linn culek juga pake
tiang lampu merah nih!
Zuck: Hahaha. Aku lihat bayinya kok Beb..
Linn: Bayinya kenapa?
Zuck: Lagi nyusu gitu kan dia? Asyik banget deh, bikin
pengen.. *ngelirik dada*
Linn: Kan? Dasar bayi berhala! *jorokin ke jalan* *kesrempet
bajai* *bajai penyok*
--------
Linn: Diem aja sih Mas, mikirin apa?
Zuck: Mikirin hidupku beb..
Linn: Cerita dong. Siapa tau aku bisa bantu.
Zuck: Jadi gini, seandainya ga jadi kiamat, 2012 tinggal 11
hari lagi? Tahun 2012 akan segera berakhir..
Linn: He'em. Trus?
Zuck: Tapi aku ngerasa, aku kok masih gini-gini aja ya? Ga
jelek-jelek... *ngaca pake spion bemo*
Linn: Argh sedotan frutang! Cotlah! *gesekin muka Zuck ke
aspal*
-----------
Linn: Papa kamu wartawan ya?
Zuck: Udah hampir 2013 nih, masa masih gunain gombalan
bapak kamu bapak kamu?! Ga musim beb!
Linn: Papa kamu wartawan ya Mas?! Iya?! *ngeyel*
Zuck: Iya, deh, iya. Kok tau?
Linn: Soalnya tiap hari aku selalu ga sabar nungguin kabar
darimu..
Zuck: Eaaa..
Linn: Mihihi..
Zuck: Papa kamu dermawan ya?
Linn: Bukan! Ih Mas ini suka ngawur deh..
Zuck: Kamu kok gitu sih maennya? Curang!
Linn: Papaku emang bukan dermawan Mas, papaku
Sumidi! Drs. Sumidi.
Zuck: SERAH DEH, SERAH!! *nyakar-nyakar muka sendiri*
------------
Zuck: Ckckck... Keren-keren nih cewek-cewek TK Al-
Karomah..
Linn: Ga pake beha ya? Udah kebaca sih Mas arah
pembicaraanmu!
Zuck: Diih! Jauh bener mikirnya..
Linn: Emang gitu kan?
Zuck: Enggak. Aku kagum sama mereka Beb, kecil-kecil
udah pada pake jilbab. Sementara aku, udah segede ini
belum juga berjilbab
coba?
Linn: Sarap!! *jedukin ke tiang ayunan*
-------------
Linn: Mas ayok kita mall!
Zuck: Yampun Beb panas-panas gini. Bulan depan aja deh..
Linn: Iya juga sih, panas.
Zuck: Nah! Dari pada panas-panasan,
mending kita sayang-sayangan.
Linn: Ahpret! Pokoknya kita mall!
Zuck: Aku belum pede ke mall sama kamu Beb.
Linn: Linn kurang cantik?
Zuck: Justru karena kamu cantiknya sadis banget ga
wajar, tak terdefinisikan..
Linn: Gombal aja sih..
Zuck: Eh Beb, jelas aja aku ga pede. Coba bayangin, jelang
taun baru gini pasti mall rame padet manusia, masa cuma
kamu doang yang bidadari?
Linn: Eeaah.. *meleleh jadi umbel*
-----------
Linn: Eh Mas, di jalan Sudirman ada restoran bakso baru
lho. Kalo Mas ngajak aku nyoba makan di sana, aku pasti
ga bakal nolak deh. Sumpah!
Zuck: Emm.. *ekspresi bokek kronis*
Linn: Kalo mas ga mau ngajak, yaudah aku aja yang ngajak.
Yuk.
Zuck: Etapi..
Linn: Tapi apa?
Zuck: Tapi kita kesananya bawa rantang aja ya?
Linn: Oh mau dimakan di rumah gitu? Boleh..
*sampai di tujuan* *duduk di emper
restoran*
Linn: Kok cuma duduk di emperan gini sih Mas?
Zuck: Udah. Ayo kita pegang rantang satu-satu!
Linn: Buat apa?
Zuck: Ngemis dulu kita, Beb! *ngacungin rantang*

Linn: Mas kalo mandi ga pernah keramas ya? Berantakan gitu rambutnya.
Zuck: Keramas dong. Model berantakan gini emang lagi ngetren. Ih kudet!
Linn: Halah ga percaya! Coba sini kucium rambutmu. *cium rambut*
Zuck: Gimana?
Linn: Iya sih wangi shampoo.
Zuck: Dih! Malah napasmu yang bau kabel angus?! Pasti ga pernah gosok gigi?!
Linn: Enak aja! Tiap hari Mas!
Zuck: Ga percaya! Coba sini kucium bibirmu. *monyongin bibir*
Linn: Ih nakal! Plakk! *tampol pake sendal*
Zuck: *njedir maksimal*

*******

Zuck: Ckckck.. *kagum* *liat poster Lee Min Ho*
Linn: Biasa aja dong jangan serius-serius gitu, ntar jadi maho lho kamu Mas.
Zuck: Emang aku ngapain?
Linn: Itu dari tadi ngelihatin poster Lee Min Ho?
Zuck: Sembarangan! Aku ga liat poster, Sayang.
Linn: Trus lagi ngapain, Mas? Test CPNS?!
Zuck: Aku lagi ngaca!
Linn: Huekk! *muntah trisula*

*******

Linn: Ke bioskop yuk, nonton Insidious 2.
Zuck: Aku ga punya duit buat beli tiket.
Linn: Ngapain beli, aku udah punya, Mas.
Zuck: Serius? Mana?
Linn: Nih! *buka beha*
Zuck: Astaghfirullah! Tiket beb, tiket! Not baik! Doh! *tutup mata pake net badminton*

*******

*di bank*
Teller: Sebelum penarikan uang, tanda tangan di sini dulu Mbak.
Linn: Tapi ini tabungan pacar saya Mbak.
Teller: Berarti dia yg harus tanda tangan.
Linn: Mas! Sini.
Zuck: Ada apa beb?
Linn: Dipanggil Mbak teller ini.
Zuck: Ada apa ya Mbak?
Teller: Minta tanda tangannya Mas.
Zuck: Tanda tangan? Hahahaha... Eh Mbak, saya sadar saya emang ganteng banget, tapi ga perlu sampai minta tanda tangan gitu juga kaleee...
Teller: MATAMU!! *banting komputer*

*******

*di bank*
Perampok: Jangan bergerak! Ini perampokan! *todong bedil*
Linn: Takut aku, Mas..
Zuck: Jangan takut, Sayang. Ada aku.
Perampok: Heh ngomong apa kamu?! Mana serahkan barang-barang berhargamu?! Kalo tidak kutembak!
Zuck: Am... Ampun Bang.. I.. ini Bang.. *dorong Linn*
Perampok: Apa ini maksudnya?!
Zuck: Cuma dia yang paling berharga dalam hidup saya Bang. Huhuu... *nangis*
Linn: ??!@#8Q@h&!!!

*******

Linn: Mas bantuin nanam bunga.
Zuck: Aduh Beb, ngantuk nih, tadi malam abis begadang nonton turnamen karambol.
Linn: Bentar doang ini.
Zuck: Aku mau tidur, ngantuk banget, suerr!
Linn: Owh gitu... Jadi kamu lebih milih tidur daripada milih aku?! Iya?!
Zuck: Emm... Aku pilih dua-duanya aja, tidur sama kamu. Hehee..
Linn: *jejelin soptek*

*********

*telepon*
Linn: Sayang, ntar malam minggu ke rumah aku ya?
Zuck: Siap beb!
Linn: Kebetulan di rumah ga ada siapa-siapa.
Zuck: Yang bener ga ada siapa-siapa?
Linn: Beneran! Ntar Mas nginep di rumah aku aja.
Zuck: Muehehehe.. *senyum ga senonoh*
Linn: Yaudah, papa udah nunggu di mobil, kami mau berangkat.
Zuck: Lho, lho?! Berangkat ke mana?
Linn: Kami sekeluarga mau liburan ke rumah nenek, jadi mas nanti tidur aja di sini, jagain rumah.
Zuck: COTT! *banting hape*

Linn: Maas.. *manggil manja*
Zuck: Iyaa. Kenapa sih, Sayang?
Linn: Mas orang islam kan?
Zuck: Pastinya.
Linn: Aku juga kan islam. Trus kapan dong Mas siap menjadi imamku?
Zuck: Lah Sayang maunya kapan? Aku udah siap kok menjadi imam sholat jenazahnya, Sayang.
Linn: HUAAAA!!! *nangis pukul-pukul pundak*
Zuck: Hahaha, becanda, Sayang. *seka air mata*

---------------

Linn: Mas mau tau sesuatu ga?
Zuck: Apaan?
Linn: Sehabis puasa ini kamu makin keren deh..
Zuck: Oh yah?
Linn: He'em. Wajahmu beda, tambah ganteng.
Zuck: Hehe.. Makasih beb..
Linn: Emm.. Isiin pulsa aku dong, 10 ribu aja..
Zuck: Yah.. Aku ga punya duit.
Linn: Arghh dasar spanduk parpol! Jelek! Dekil! Item! Cungkring! Bau jiggong! *siksa pake baik*
Zuck: *menangis dalam bathin*

----------

*lagi makan*
Linn: Heran deh aku Mas..
Zuck: Kenapa, Sayang?
Linn: Kok setiap habis makan perut jadi kenyang. Kenapa ya Mas?
Zuck: Bodo amat! Cari aja jawabannya sendiri! Dikit-dikit nanya! Dikit-dikit nanya!
Linn: Okay kalo itu maumu! *stop bemo* *ke warnet* *cari jawaban di google*

-------

Linn: Baju lebaran kamu bagus beud sih Mas? Beli di mana?
Zuck: Ah masih lebih bagus baju kamu kok, Sayang..
Linn: Bagusan punya kamu Mas..
Zuck: Bagusan punyamu Beb, suerr!
Linn: Dibilang bagusan kamu! Ngeyel aja sih?!
Zuck: Kok nyolot?! Sumpah demi apa tetep bagusan punya lo! Cott! *toyor*
Linn: Bagusan punya lo, setan! *jambak*
Zuck: Bagusan elo! *sambit toples*
Linn: ELO! *lempar sofa*

---------

Zuck: Adek kamu badannya makin kurus aja sih Beb?
Linn: Jarang makan dia Mas..
Zuck: Emm.. Beliin obat cacing aja Beb.
Linn: Kok malah bahas cacing sih? Ngaco!
Zuck: ??
Linn: Mau mati kek mau sakit apa kek panuan kek bodo amat sama cacing, ngapain diobati, geli tau!!
Zuck: Errrrr!! *garuk-garuk polisi tidur sampai kebangun*

--------

Linn: Mas, lebaran ke tiga kita ke pantai yuk..
Zuck: Ngapain sih, Sayang? Ntar kena tsunami.
Linn: Lihat pemandangan indah..
Zuck: Beb tak kasih ya?
Linn: Apa Mas?
Zuck: Kalo cuma mau lihat pemandangan indah aja ngapain sih jauh-jauh ke pantai?
Linn: Emang di belakang rumah ada?
Zuck: Cukup masuk kamar, abis itu ngaca. Di situ akan ada pemandangan paling indah di dunia..
Linn: Eeaa.. Masasi mass? *nyender manja*
Zuck: Selamet.. Selamet.. *elus-elus dompet*

---------

Zuck: Gimana kalo ke kebun binatang aja?
Linn: Waduh?! Enggak Mas, enggak kalo ke kebun binatang!
Zuck: Kenapa?
Linn: Aku belum siap ketemu keluargamu..
Zuck: Bunuh-bunuhan aja yuk Beb! *nyabut badik*

---------

*nonton konser*
Linn: Peluk aku dari belakang dong Mas..
Zuck: Tapi aku ga mau kalo harus kenceng-kenceng meluknya..
Linn: Iya Mas gapapa, lagian kalo kenceng-kenceng ntar sayap di punggungku rusak..
Zuck: Bukan gitu! Dih! Kalo kenceng-kenceng aku takut orang-orang mengira aku petugas lagi nangkap wanita gila..
Linn: *nangis kejer di depan soundsystem*

---------

Linn: Beha yg ini berapaan Bang?
Bang: 10000 rupiah Mbak..
Linn: Murah bangett ya? Padahal bagus, ahihihi..
Bang: Iya Mbak, itupun sudah termasuk ongkos pasang lho?
Linn: Hah?! Gue bisa pasang sendiri tau! Bang: Owh.. Kalo pasang sendiri harganya 500 ribu Mbak..
Linn: *pingsan*
Zuck: Okay! Gapapa 500 ribu, tapi saya ga bawa duit, boleh dibayar pake ATM?
Bang: Owh boleh Mas, boleh..
Zuck: *angkat mesin ATM* *letakin di meja kasir* Nih!
Bang: *meninggal*