Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

nasir123Avatar border
TS
nasir123
Fenomena Pengemis Kaya, (Fakta)
Selamat Datang di Thread Ane


No Repost


[Fakta] Fenomena Pengemis Kaya


Dengan muka memelas mereka menyusuri jalan-jalan Jakarta yang berdebu. Menadahkan tangan meminta sedekah. Sebagian tampil dengan anggota tubuh tak lengkap, sebagian lagi membawa bayi mungil yang dekil dalam gendongan. Penampilan para pengemis itu mengundang iba. Selembar seribu atau dua ribuan dengan ikhlas direlakan para dermawan untuk mereka.

Benarkah para pengemis yang setiap hari lalu lalang itu hidup menderita? Ternyata tidak semua.

Petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan menemukan fakta mengejutkan. Dalam sehari, pengemis di Jakarta bisa mengantongi penghasilan sekitar Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta. Sungguh mangagetkan bukan? Itulah kenapa jumlah pengemis tidak semakin berkurang namun malah bertambah. Mari kita lihat cerita-cerita di balik fenomena pengemis ini

Modus Penipuan Para Pengemis

Ada banyak cara-cara dilakukan para pengemis untuk mendapat simpati. Ada juga yang tampil sedemikian menyedihkan, sampai mereka harus berbohong dengan menampilkan kondisi tubuh yang tidak sempurna. Belakangan, terbongkar aksi pengemis di sejumlah wilayah dengan berpura-pura hamil dan buta. Kuat dugaan jika mereka merupakan sindikat yang pola beroperasinya memang sudah terorganisir.

Berikut modus-modus pengemis untuk menarik simpati masyarakat:

1. Koreng dikasih terasi

Para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) pun rela membuat luka bohongan di bagian tubuhnya guna mendapat iba pengendara di jalan. Agar terkesan busuk, koreng bohong itu dipakaikan terasi.
"Jadi mereka menyampurkan terasi dan obat merah," ujar Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda.
Miftah menuturkan, terasi bertujuan untuk mengundang lalat ke arah 'koreng' buatan mereka. "Biar terkesan itu luka sudah busuk dan butuh biaya untuk berobat. Kalau obat merah tentu saja biar terkesan berdarah," paparnya.

2. Pura-pura hamil

Berbagai cara dihalalkan beberapa orang untuk tetap bisa menyambung hidup di Ibu Kota. Salah satunya pengemis wanita yang beraksi di perempatan lampu merah dengan berpura-pura sedang hamil.
"Dari pengaduan masyarakat banyak wanita hamil yang mengemis di perempatan dan pinggir jalan. Padahal yang ada di balik bajunya itu bantal. Makanya kita sebar petugas untuk menertibkannya," ujar Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, Selasa (25/6).
Modus tersebut, lanjut Miftahul, kerap digunakan oleh pengemis yang biasa beroperasi di kawasan Mampang Prapatan. "Alasannya itu untuk biaya melahirkan, karena sudah masuk bulannya," terang Miftahul.

3. Tangan pura-pura buntung

Modus lainnya lagi yang digunakan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di jalanan Ibu Kota, yakni dengan berpura-pura tangannya buntung. Hal itu terungkap karena setelah diperiksa tangannya dilipat pakai tali ke belakang.


"Pernah kita temui laki-laki yang tangannya pura-pura buntung. Ya ada yang talinya dililit ke perut biar tangannya nggak pegel juga dilipet kelamaan begitu," ujar Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda.

4. Sekeluarga tidur di gerobak

'Manusia gerobak'. Sebutan itu kerap muncul saat bulan suci Ramadan. Biasanya pengemis selama satu bulan mencari nafkah, dan sehari-hari mereka tidur di gerobak bersama keluarganya.


"Kalau di bulan puasa itu biasanya lebih banyak PMKS gerobak," terang Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda.
PMKS gerobak, kata dia, tidak lain ialah para pengemis yang biasa mengangkut keluarga mereka dengan menggunakan gerobak. "Biasanya si ayah yang menarik gerobak lalu di dalam gerobak itu ada istri dan juga anak-anak mereka," paparnya.

Lokasi yang kerap dijadikan para PMKS gerobak 'mangkal' biasanya di sepanjang jalan Fatmawati, Pondok Indah, Mampang Prapatan dan Gatot Subroto. Oleh sebab itu Miftah berharap para pengendara tidak sembarangan memberi uang kepada mereka.
"Karena itu juga berbahaya. Tidak jarang kasus kecelakaan lalu lintas disebabkan pengendara yang memberi uang kepada para pengemis di jalan," paparnya.

5. Pura-pura buta



Memiliki tubuh sempurna, tetapi tidak disyukuri. Hanya untuk mendapat belas kasih, ada pengemis yang berpura-pura tidak bisa melihat.


"Ada yang berpura-pura buta," ujar Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda.
Untuk itu, Miftahul mengimbau kepada masyarakat yang ingin memberikan sumbangan menyalurkan ke tempat yang tepat.
"Dengan menyalurkan ke badan zakat yang resmi, akan disalurkan ke yang berhak menerimanya. Dan secara otomatis ini mengurangi pengemis, karena tidak ada yang mau memberi di jalan," katanya.

6. Orangtua suruh anak ngemis



Anak kecil menjadi cara ampuh bagi pengemis untuk mendulang rupiah. Dengan membawa anak-anak itu warga akan semakin iba sehingga dengan ikhlas akan memberikan uang.


"Ibu-ibu yang mengemis dengan membawa anaknya," ujar Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda saat ditemui di kantornya, Selasa (25/6).
Cara seperti ini, kata Miftahul, memang sengaja digunakan oleh para orangtua. Kadang anak sengaja didandani semiris mungkin, lalu disuruh mengemis.
"Baju anaknya dibuat secompang camping mungkin. Lalu disuruh muter di lampu merah. Itu banyak kita temui di Fatmawati," ucap Miftah.
Parahnya, jika si anak tidak membawa hasil yang memuaskan kepada orang tuanya, mereka kerap mendapat makian hingga kekerasan fisik.
"Ya kalau dapatnya sedikit, omongan Ragunan buat anaknya. Orangtuanya juga suka nyubitin sampai memukul. Itu ada orangtua kandung, ya ada juga bukan orang tuanya tapi karena itu anak ibaratnya sudah dipelihara jadinya harus nurut," papar Miftah.

7. Dorong nenek sakit



Selain pura-pura buta dan hamil, cara lain yang kerap digunakan adalah dengan membawa nenek saat mengemis. Agar lebih dramatis, sang nenek ditampilkan dalam kondisi tidak sehat.


"Selain ibu hamil, ada yang mendorong nenek sakit," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda.
Menurutnya, petugas akan semakin gencar melakukan razia, terlebih akan memasuki bulan Ramadan. "Iya, nanti jelang bulan puasa, saat bulan puasa bahkan setelah bulan puasa kita akan lebih sering razia. Jumlah personel juga ditambah," terangnya.

8. Luka didramatisir



Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan juga mencatat modus yang dipakai Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dengan mendramatisir cacat yang dimiliki.

"Ada beberapa pengemis yang memang memiliki cacat dari kecil, misalnya waktu kecil dia pernah kesiram air panas atau luka seperti itu," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda.
"Nah, kemudian cacat permanen yang mereka punya itu didramatisir dengan cara saat mengemis mereka menunjukkan bekas luka tersebut. Dan seolah-olah luka itu baru didapat," paparnya.

Kenapa Mereka Masih Ngotot Ngemis?

Pendapatan seorang pengemis ternyata sungguh menggiurkan. Makanya tak heran jika banyak orang dari daerah berbondong-bondong ke Ibu Kota hanya untuk mengharapkan belas kasih dari sesama.

Berdasarkan data Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, dalam sehari, pengemis di Jakarta bisa mengantongi penghasilan sekitar Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta. Namun, untuk yang tingkat kasihannya standar berpenghasilan Rp 450 ribu hingga Rp 500 ribu.

Iming-iming mendapatkan uang yang sangat banyak dan tidak perlu repot bekerja menjadi alasan para pengemis semakin banyak dan mewabah. Bayangkan saja, cukup berpura-pura cacat/sakit/lemas dengan muka memelas dan tangan menjulur, dengan mudahnya anda mendapatkan uang, dan jumlahnya sangat banyak. Coba mari kita dengar beberapa kasus tertangkapnya para pengemis yang pada saat ini ditemukan mereka membawa banyak sekali uang di tangannya.

1. Rp 54 juta



Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Banjarmasin Ichwan Noor Chalik mengungkapkan, pihaknya menangkap sekitar 20 orang pengemis pada razia Mei lalu. Nah, di antara dari mereka yang tertangkap adalah sepasang suami istri bernama Acin dan Aisyah.

Dari penangkapan Acin dan Aisyah itulah, Satpol PP menemukan uang sebesar Rp 54 juta dan 75 gram emas . Para Satpol PP yang menggeledah saat itu kaget bukan kepalang. Seorang pengemis mampu menghasilkan uang sebanyak itu. Menurut Ichwan, ada dugaan Acin adalah koordinator lapangan (korlap) para pengemis.
Kalau memang benar uang sebanyak itu adalah kumpulan dari semua pengemis dalam sebulan, Windia memperkirakan rata-rata sebulan mereka mendapatkan uang sekitar Rp 2,5 juta per orang, belum lagi emasnya.

2. Rp 2 juta di kantong celana



Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menangkap dua pengemis bernama Abdul Samad (54) berasal dari Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Mereka sudah dipulangkan secara paksa oleh Satpol PP ke tempat asalnya.

Pengemis antar pulau tersebut berhasil mengumpulkan uang jutaan rupiah selama berada di Kabupaten Kotim.

Abdul Samat ditangkap Satpol PP pada Rabu (10/7) tepatnya di depan hotel Borneo Jalan Jenderal Ahmad Yani Sampit dan dipulangkan secara paksa pada Kamis (11/7) dengan menumpang kapal laut.
Dari tangan Abdul Samad Satpol PP berhasil menemukan uang sebesar Rp 2.328.000 dan uang tersebut disimpan dalam kantong celana sebesar Rp 2.100.000, sedangkan sisanya sebesar Rp 238.000 berada dalam tas plastik.
Di hadapan Satpol PP Abdul Samad juga mengaku jika dirinya sebelumnya telah mengirimkan hasil mengemisnya ke keluarganya yang berada di Sumenep sebesar Rp 2,5 juta.

3. Rp 3,5 juta per 10 hari



Enot namanya. Perempuan berusia 71 tahun ini adalah pengemis asal Rengasdengklok, Jawa Barat. Sehari-hari, ia mengemis di wilayah Jakarta Selatan.

Untuk mengelabuhi petugas, ia memakai karung besar. Terkadang ia menjadi pemulung, jika tak ada petugas ia menjadi pengemis.
Penghasilan menjadi pengemis sangat fantastis. Pengemis jutawan ini dalam 10 hari mampu mengantongi uang Rp 3.500.000. Jumlah itu tentu sangat besar jika dibandingkan dengan para pekerja sektor formal biasa.
Upayanya mengais rezeki dengan cara mengemis akhirnya ketahuan juga saat petugas Sudin Dinas Sosial Jakarta Selatan pada Selasa (1/10) lalu melakukan razia. Ia terjaring saat sedang mengemis di Pasar Mampang.

4. Bawa Rp 1 juta di kantong



Seorang pengemis bernama Madani ditangkap Satpol PP Kota Sampit pada Jumat (12/7) pukul 15.30 WIB di sekitar Taman Kota Sampit. Dari tangan Madani, Satpol PP berhasil menemukan uang sebesar Rp1.103.000.
Madani dipulangkan secara paksa dengan menggunakan kapal laut. Biaya kepulangan para pengemis antar pulau tersebut menggunakan uang pengemis itu sendiri.
Menurut Rihel, mereka datang ke Sampit memang dengan sengaja untuk mengemis dan selama berada di Sampit para pengemis tersebut tinggal di penginapan. Kehadiran para pengemis ke Sampit diduga kuat ada yang mengkoordinir.

5. Rp 1,4 juta dan dua tas polo



Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Jambi mengamankan orang yang berprofesi sebagai gelandangan dan pengemis (gepeng) berpendapatan jutaan.

Kepala Dinas Sosnakertrans Kota Jambi Kaspul di Jambi, Rabu membenarkan ada gepeng yang berhasil ditangkap dan saat digeledah dari mereka ditemukan uang hasil mengemis dan meminta-minta hingga Rp 1 juta. Ia menambahkan, Kota Jambi masih menjadi lahan subur bagi para gepeng dari luar kota.
Dari pengakuan seorang pengemis bernama Supriadi (70) asal Wonosobo, Jawa Timur, ia menjadi pengemis karena mudah untuk mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Supriadi terjaring razia yang dilakukan petugas Dinsosnakertrans Kota Jambi pada Rabu siang sekitar pukul 12.30 WIB saat sedang mangkal untuk mengemis di depan kantor Samsat Jambi di kawasan Jelutung, Kota Jambi.
Saat diperiksa petugas terungkap dari tangan Supriadi ditemukan uang tunai lebih dari Rp1,4 juta. Selain itu, petugas juga mendapati dua buah tas merek Polo untuk menyimpan pakaian.

Belum percaya? mari lihat gambar uangnya



Cerita Pengemis di Negara Lain

1. Pengemis di China berpenghasilan setara presiden



Para pengemis di Kota Nanking, China, bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 8 hingga Rp 15,8 juta dalam sebulan. Angka itu kira-kira setara dengan gaji Presiden Xi Jinping yang dibayar Rp 15,9 juta sebulan.

Mereka mengemis selama delapan jam sehari dan biasa terlihat di stasiun kereta, seperti dilansir situs asiaone.com, Kamis (6/6). Surat kabar Sin Chew mengabarkan mereka biasa membayar Rp 3.000 hingga Rp 6.000 untuk ongkos tiket kereta saban hari. Petugas kepolisian menemukan fakta ternyata sekitar 80 persen dari pengemis itu sebetulnya tidak miskin. Seorang pengemis muda bahkan mengaku punya dua rumah.

2. Pengemis di Malaysia punya tiga rekening bank dan saham



Terkadang pengemis di sejumlah kota besar sesungguhnya memang bukan orang miskin. Seperti yang terjadi di Kota Johor Baru, Malaysia, dua pekan lalu. Polisi menemukan seorang pengemis perempuan berusia 73 tahun ternyata memiliki tiga rekening bank berisi ribuan ringgit, seperti dilansir situs asiaone.com bulan lalu. Pengemis itu juga diketahui mempunyai sertifikat saham senilai Rp 16,1 juta di Amanah Saham Bumiputra dan nilai tabungannya terus bertambah tiap pekan.

3. Pengemis di Inggris punya apartemen senilai Rp 4,5 miliar



Seorang pengemis di Ibu Kota London, Inggris, bernama Simon Wright memiliki tempat tinggal senilai Rp 4,5 miliar di sebelah barat London.
Situs asiaone.com melaporkan, Ahad (9/6), orang-orang yang memberinya uang tidak menyadari bahwa Simon bisa meraup uang sekitar Rp 762 juta saban tahunnya dari mengemis.
Simon kerap terlihat secara teratur mendatangi tempat perjudian dan hiburan untuk menukarkan uang koin yang dia dapat. Terkadang, di banyak kesempatan, tempat-tempat ini menambahkan uang hingga Rp 3,1 juta sampai Rp 4,5 juta kepada Simon.

Namun, aksi Simon akhirnya ketahuan. Dia mendapat dua tahun tuntutan sipil, yang melarang dirinya mengemis di seantero London.
Oliver Strebel, polisi yang membawa kasus ini ke pengadilan, mengatakan bahwa Simon memiliki sebuah cara untuk mendapatkan banyak uang saat mengemis. "Dia menggunakan sebuah tanda yang mengatakan dirinya seorang tunawisma dan orang-orang kemudian memberikan uang mereka atas dasar itu, dan ini jelas-jelas sebuah penipuan," kata Strebel.

Dia menjelaskan Simon biasanya akan duduk dengan pakaian compang-camping di luar Bank National Westminster di Jalan Putney High Street bersama anjingnya. Dia akan meminta kepada orang-orang di sana agar membuat penarikan tunai supaya bisa memberikannya uang.
"Dia beroperasi hampir setiap hari dan sudah melakukan hal ini sekitar tiga tahun. Dia bisa mengemis selama berjam-jam," ujar Strebel.
Setelah seharian mengemis, Simon biasanya langsung membereskan kantong tidurnya dan kembali ke apartemen kelas atas milik dia di Wilayah Fulham, London.

4. Pengemis Thailand menyumbang Rp 333 juta ke sebuah kuil



Apa yang dilakukan seorang pengemis asal Thailand bernama Aiam Cambhiranon ini mungkin akan membuat banyak orang tidak percaya. Ini lantaran dia dikabarkan telah menyumbang Rp 333 juta ke sebuah kuil di dekat Ibu Kota Bangkok.

Situs asiaone.com melaporkan, Senin (8/4), menurut surat kabar Nanyang Siang Pau, Aiam yang sudah mengemis di Kuil Rai King selama 34 tahun belakangan ini, mendonasikan uangnya itu pada April lalu. Namun, tindakan mulia lelaki 63 tahun ini ternyata sudah yang ketiga kalinya. Aiam pertama kali mendonasikan sekitar Rp 133 juta ke Kuil Rai King pada April 2011.

Pada tahun lalu, lelaki asal Kota Saraburi ini kembali mendonasikan uangnya sekitar Rp 300 juta. Alhasil, apa yang dia lakukan itu menjadi berita utama di beberapa surat kabar di seantero Thailand. Aiam mengatakan saat hari kerja dia bisa mendapat uang antara Rp 1 juta sampai Rp 1,3 juta dari hasil mengemis. Sedangkan pada akhir pekan, dia bisa mendapat Rp 6,6 juta sampai Rp 13 juta.

5. Pengemis di India punya properti senilai Rp 500 juta



Para pengemis di Kota Mumbai, India, dikenal cukup punya banyak uang. Seorang lelaki bernama Massu atau Malana, 60, bisa mendapat penghasilan Rp 400 ribu dalam sehari dari hasil mengemis, seperti dilansir boldsky.com. Dia dilaporkan sering mengemis di luar restoran mewah yang sering dikunjungi bintang film atau bintang televisi di Lokhandwala. Dia mengemis saban hari dari jam 08.00 hingga pukul 15.00.

Malana tinggal di apartemen bersama istri, kedua putranya, dan seorang menantu perempuan di sebelah barat Mumbai. Dia bahkan punya investasi berupa bangunan properti senilai Rp 500 juta.


Quote:


kalo mau ngasih emoticon-Blue Guy Cendol (L)silahkan
asal jangan kasih ane emoticon-Blue Guy Bata (L)

Kaskuser sejati, selalu ninggalin komen

Sumber
Diubah oleh nasir123 13-11-2013 05:08
0
21.6K
218
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.