Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

raveloversAvatar border
TS
ravelovers
Misteri Kamp Para Penyihir Wanita di Ghana
bukti no repsol
Misteri Kamp Para Penyihir Wanita di Ghana

permisi agan agan izinkan ane untuk sekedar share

Spoiler for ghana witch camp:


Spoiler for ghana witch camp:


Spoiler for ghana witch camp:



Di Ghana, kemalangan yang menimpa sebuah desa sering dianggap sebagai ulah para “penyihir”. Perempuan vokal dan eksentrik juga jadi kambing hitam. Mereka terpaksa menyingkir sebelum jadi bulan-bulanan.

Kamp para penyihir diklaim telah ada lebih dari 100 tahun lalu, saat kepala desa kala itu memutuskan untuk mendirikan area aman bagi perempuan tertuduh. Lokasi itu dikelola oleh para tindanas, pemimpin yang diyakini punya kemampuan untuk menolak sihir, sehingga tak hanya para perempuan yang aman dari kekerasan, masyarakat pun aman dari teluh.

Saat ini, kamp para penyihir dikelola oleh pemimpin lokal, menampung lebih dari 1.000 perempuan yang tinggal di gubuk-gubuk sederhana, tanpa listrik, tak dialiri air bersih, dengan atap yang selalu bocor saat hujan.

Untuk mendapatkan air bersih, mereka yang tinggal di kamp Kakuo harus berjalan kaki sepanjang 3 mil atau sekitar 4,8 kilometer ke Sungai Otti. Tubuh mereka yang renta harus mendaki bukit, menggendong pot tembikar air. Cara hidup yang jauh dari nyaman bagi para lansia, harga mahal yang harus dibayar demi keamanan.

Mereka pun bertahan hidup dengan cara mengumpulkan kayu bakar, menjual kantong-kantong kecil kacang, atau bekerja di lahan terdekat.

Modus singkirkan lansia

Nenek Samata dulunya tinggal di Desa Bulli, 40 kilometer jauhnya dari Kakuo. Ia menghabiskan usia senjanya dengan mengasuh dua cucu kembarnya, sementara putrinya bekerja di ladang. Itu adalah masa pensiun yang membahagiakan, dari masa kerjanya yang panjang sebagai pedagang pakaian bekas.

Hingga suatu hari, tiba-tiba saudaranya datang dan memberi peringatan. Rupanya penduduk desa menyalahkannya atas kematian seorang keponakannya, gadis muda yang mati mendadak, diduga akibat mantra kutukan.

“Aku bingung dan ketakutan karena tahu, aku tak bersalah,” kata Samata. “Yang amat kupahami, sekali orang menyebutmu sebagai penyihir, hidupmu dalam bahaya. Tanpa pikir panjang, aku mengepak barang milikku dan melarikan diri dari kampung.”

Kamp penyihir memang hanya ada di Ghana, namun tak hanya negara itu yang kerap mengkambinghitamkan para penyihir dan ilmu hitam untuk penyakit, kekeringan, kebakaran, dan bencana alam lain. Juga negara Afrika lainnya. Dan, para tertuduh kebanyakan adalah lansia.

Sebuah laporan soal kamp penyihir yang dipublikasikan organisasi ActionAid minggu lalu mengatakan, lebih dari 70 persen penghuni kamp Kukuo dituduh dan dibuang setelah menjanda. Mengarah pada dugaan, tudingan sebagai penyihir adalah modus keluarga untuk menguasai harta mereka.

“Kamp tersebut adalah manifestasi dramatis status perempuan di Ghana,” kata Professor Dzodzi Tsikata dari University of Ghana. “Perempuan tua menjadi target karena mereka dianggap tak lagi berguna dalam masyarakat.”

Perempuan muda sekalipun, yang tak sesuai dengan harapan masyarakat, juga menjadi korban dari tudingan penyihir. Demikian disampaikan Lamnatu Adam dari organisasi perlindungan hak perempuan, Songtaba.

Perempuan di Ghana diharapkan dalam posisi tunduk. Jika ada kaum hawa yang vokal dalam mengutarakan pendapat atau sukses berdagang, orang-orang akan menuduhnya punya kekuatan hitam.

Salah satu adik Samata, Safia (52) juga tinggal di Kukuo. Ia datang lebih dulu, bergabung dengan ibu dan neneknya, yang juga disingkirkan oleh masyarakat karena tuduhan yang sama. “Mereka bukan penyihir,” kata Safia membela ibu dan neneknya. “Atas dasar kebencian, kecemburuan, lalu mereka disingkirkan.”

Seperti mayoritas penghuni kamp, Safia yakin keberadaan penyihir, tapi ia merasa banyak perempuan jadi korban tuduhan sepihak dan tak adil.

Perempuan juga bisa dibuang karena ulah mereka yang dianggap tak normal. “Belum ada pemahaman soal depresi dan dimensia dalam masyarakat tradisional,” kata Dr Akwesi Osei, kepala psikiater di badan pelayanan kesehatan Ghana yang mengklaim mayoritas perempuan di kamp menderita sakit mental.

Pemerintah Ghana sendiri menganggap keberadaan kamp tersebut sebagai noda atas reputasi sebagai salah satu negara paling progresif dalam hal demokrasi dan ekonomi di Afrika. Pemerintah berniat menghapus kamp penyihir pada 2012, namun mengirim para perempuan pulang justru memicu bahaya.

Butuh setidaknya 10 sampai 20 untuk mengubah pola pikir masyarakat. Agar tak sembarang tuduh.agak sama dengan indonesia ya gan kasusnya



Mengharapkan cendol cendol dari agan yang baik hati emoticon-Blue Guy Cendol (L)
Yang belom iso bisa kasih rate emoticon-Rate 5 Star

Spoiler for Mampir Juga Ke Thread Ane Yang Laen:
Diubah oleh ravelovers 15-11-2013 02:06
nona212
nona212 memberi reputasi
1
16.4K
173
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.1KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.