Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

shifaputriAvatar border
TS
shifaputri
Orang penting yang menyelamatkan masa depan kita
Indonesia

Gubernur Suryo, Gubernur Jawa timur pertama, dibunuh dalam Peristiwa Madiun (1948)
Orang penting yang menyelamatkan masa depan kita
Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo (biasa dikenal dengan nama Gubernur Soerjo); lahir di Magetan, Jawa Timur, 9 Juli 1898 – meninggal di Bago, Kedunggalar, Ngawi, Jawa Timur, 10 September 1948 pada umur 50 tahun) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia dan gubernur pertama Jawa Timur dari tahun 1945 hingga tahun 1948. Sebelumnya, ia menjabat Bupati di Kabupaten Magetan dari tahun 1938 hingga tahun 1943. Ia adalah menantu Raden Mas Arja Hadiwinoto. Setelah menjabat bupati Magetan, ia menjabat Su Cho Kan Bojonegoro pada tahun 1943.
RM Suryo membuat perjanjian gencatan senjata dengan komandan pasukan Inggris Brigadir Jendral Mallaby di Surabaya pada tanggal 26 Oktober 1945. Namun tetap saja meletus pertempuran tiga hari di Surabaya 28-30 Oktober yang membuat Inggris terdesak. Presiden Sukarno memutuskan datang ke Surabaya untuk mendamaikan kedua pihak.
Gencatan senjata yang disepakati tidak diketahui sepebuhnya oleh para pejuang pribumi. Tetap saja terjadi kontak senjata yang menewaskan Mallaby. Hal ini menyulut kemarahan pasukan Inggris. Komandan pasukan yang bernama Jenderal Mansergh mengultimatum rakyat Surabaya supaya menyerahkan semua senjata paling tanggal 9 November 1945, atau keesokan harinya Surabaya akan dihancurkan.
Menanggapi ultimatum tersebut, Presiden Sukarno menyerahkan sepenuhnya keputusan di tangan pemerintah Jawa Timur, yaitu menolak atau menyerah. Gubernur Suryo dengan tegas berpidato di RRI bahwa Arek-Arek Suroboyo akan melawan ultimatum Inggris sampai darah penghabisan.
Maka meletuslah pertempuran besar antara rakyat Jawa Timur melawan Inggris di Surabaya yang dimulai tanggal 10 November 1945. Selama tiga minggu pertempuran terjadi di mana Surabaya akhirnya menjadi kota mati. Gubernur Suryo termasuk golongan yang terakhir meninggalkan Surabaya untuk kemudian membangun pemerintahan darurat di Mojokerto.
Tanggal 10 September 1948, mobil RM Suryo dicegat orang tak dikenal di tengah hutan Peleng, Kedunggalar, Ngawi. Dua perwira polisi yang lewat dengan mobil ikut ditangkap. Ke 3 orang lalu ditelanjangi, diseret ke dalam hutan dan dibunuh. Mayat ke 3 orang ditemukan keesokan harinya oleh seorang pencari kayu bakar.[rujukan?]
R. M. T. Soerjo dimakamkan di makam Sasono Mulyo, Sawahan, Kabupaten Magetan. Sebuah monumen yang dibangun untuk mengenang jasa-jasanya terletak di Kecamatan Kedunggalar kabupaten Ngawi.

Enam Jendral dalam Peristiwa Gerakan 30 September (1965):
Ahmad Yani
Orang penting yang menyelamatkan masa depan kita
Setelah Kemerdekaan Yani bergabung dengan tentara republik yang masih muda dan berjuang melawan Belanda. Selama bulan-bulan pertama setelah Deklarasi Kemerdekaan, Yani membentuk batalion dengan dirinya sebagai Komandan dan memimpin kepada kemenangan melawan Inggris di Magelang. Yani kemudian diikuti ini dengan berhasil mempertahankan Magelang melawan Belanda ketika ia mencoba untuk mengambil alih kota, mendapat julukan "Juruselamat Magelang". Sorot lain yang menonjol karir Yani selama periode ini adalah serangkaian serangan gerilya yang diluncurkan pada awal 1949 untuk mengalihkan perhatian Belanda sementara Letnan Kolonel Soeharto dipersiapkan untuk Serangan Umum 1 Maret yang diarahkan pada Yogyakarta.

Setelah Kemerdekaan Indonesia diakui oleh Belanda, Yani dipindahkan ke Tegal, Jawa Tengah. Pada tahun 1952, ia dipanggil kembali beraksi untuk melawan Darul Islam, sebuah kelompok pemberontak yang berusaha untuk mendirikan sebuah teokrasi di Indonesia. Untuk menghadapi kelompok pemberontak ini, Yani membentuk sebuah kelompok pasukan khusus yang disebut The Banteng Raiders. Keputusan untuk memanggil Yani dividen dibayar dan selama 3 tahun ke depan, pasukan Darul Islam di Jawa Tengah menderita satu kekalahan demi satu.
Pada Desember 1955, Yani berangkat ke Amerika Serikat untuk belajar di Komando dan Staf Umum College, Fort Leavenworth, Texas. Kembali pada tahun 1956, Yani dipindahkan ke Markas Besar Angkatan Darat di Jakarta di mana ia menjadi anggota staf Umum untuk Abdul Haris Nasution. Di Markas Besar Angkatan Darat, Yani menjabat sebagai Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Darat sebelum menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat untuk Organisasi dan Kepegawaian.
Pada bulan Agustus tahun 1958, ia memerintahkan Operasi 17 Agustus terhadap Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia pemberontak di Sumatera Barat. Pasukannya berhasil merebut kembali Padang dan Bukittinggi, dan keberhasilan ini menyebabkan ia dipromosikan menjadi wakil kepala Angkatan Darat ke-2 staf pada 1 September 1962, dan kemudian Kepala Angkatan Darat stafnya pada 13 November 1963 (otomatis menjadi anggota kabinet), menggantikan Jenderal Nasution.

R. Suprapto
Orang penting yang menyelamatkan masa depan kita
Suprapto yang lahir di Purwokerto, 20 Juni 1920, ini boleh dibilang hampir seusia dengan Panglima Besar Sudirman. Usianya hanya terpaut empat tahun lebih muda dari sang Panglima Besar. Pendidikan formalnya setelah tamat MULO (setingkat SLTP) adalah AMS (setingkat SMU) Bagian B di Yogyakarta yang diselesaikannya pada tahun 1941.
Sekitar tahun itu pemerintah Hindia Belanda mengumumkan milisi sehubungan dengan pecahnya Perang Dunia Kedua. Ketika itulah ia memasuki pendidikan militer pada Koninklijke Militaire Akademie di Bandung. Pendidikan ini tidak bisa diselesaikannya sampai tamat karena pasukan Jepang sudah keburu mendarat di Indonesia. Oleh Jepang, ia ditawan dan dipenjarakan, tapi kemudian ia berhasil melarikan diri.

Selepas pelariannya dari penjara, ia mengisi waktunya dengan mengikuti kursus Pusat Latihan Pemuda, latihan keibodan, seinendan, dan syuisyintai. Dan setelah itu, ia bekerja di Kantor Pendidikan Masyarakat.
Di awal kemerdekaan, ia merupakan salah seorang yang turut serta berjuang dan berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap. Selepas itu, ia kemudian masuk menjadi anggota Tentara Keamanan Rakyat di Purwokerto. Itulah awal dirinya secara resmi masuk sebagai tentara, sebab sebelumnya walaupun ia ikut dalam perjuangan melawan tentara Jepang seperti di Cilacap, namun perjuangan itu hanyalah sebagai perjuangan rakyat yang dilakukan oleh rakyat Indonesia pada umumnya.

M.T. Haryono
Orang penting yang menyelamatkan masa depan kita
Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono lahir di Surabaya, 20 Januari 1924 merupakan salah satu dari dari Tujuh Pahlawan Revolusi,Selama terjadinya perang mempertahankan kemerdekaan yakni antara tahun 1945 sampai tahun 1950, ia sering dipindahtugaskan. Pertama-tama ia ditempatkan di Kantor Penghubung, kemudian sebagai Sekretaris Delegasi RI dalam perundingan dengan Inggris dan Belanda. Suatu kali ia juga pernah ditempatkan sebagai Sekretaris Dewan Pertahanan Negara dan di lain waktu sebagai Wakil Tetap pada Kementerian Pertahanan Urusan Gencatan Senjata. Dan ketika diselenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB), ia merupakan Sekretaris Delegasi Militer Indonesia.
Ide-ide yang tidak populer dan mengandung resikO tinggi pun sering dilontarkan oleh partai komunis itu. Seperti ide untuk mempersenjatai kaum buruh dan tani atau yang disebut dengan Angkatan Kelima.

Siswondo Parman
Orang penting yang menyelamatkan masa depan kita
Parman merupakan perwira intelijen, sehingga banyak tahu tentang kegiatan PKI. Dia termasuk salah satu di antara para perwira yang menolak rencana PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh dan tani. Penolakan serta posisinya sebagai pejabat intelijen yang tahu banyak tentang PKI, membuatnya menjadi korban penculikan oleh Resimen Tjakrabirawa yang dipimpin Serma Satar. Penculikannya diduga diatur oleh kakak kandungnya sendiri, yaitu Ir. Sakirman yang merupakan petinggi di Politbiro CC PKI kala itu.[1]

D.I. Panjaitan
Orang penting yang menyelamatkan masa depan kita
Pada jam-jam awal 1 Oktober 1965, sekelompok anggota Gerakan 30 September meninggalkan Lubang Buaya menuju pinggiran Jakarta. Mereka memaksa masuk pagar rumah Panjaitan di Jalan Hasanudin, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, lalu menembak dan menewaskan salah seorang pelayan yang sedang tidur di lantai dasar rumah dua lantai dan menyerukan Panjaitan untuk turun ke bawah. Dua orang pemuda yaitu Albert Naiborhu dan Viktor Naiborhu terluka berat saat mengadakan perlawanan ketika D.I. Panjaitan diculik, tidak lama kemudian Albert meninggal. Setelah penyerang mengancam keluarganya, Panjaitan turun dengan seragam yang lengkap sambil menyerahkan diri kepada Yang Maha Esa untuk memenuhi panggilan tugas yang dimanupalasi oleh gerombolan PKI dan ditembak mati. mayatnya dimasukkan ke dalam truk dan dibawa kembali ke markas gerakan itu di Lubang Buaya. Kemudian, tubuh dan orang-orang dari rekan-rekannya dibunuh tersembunyi di sebuah sumur tua. Mayat ditemukan pada tanggal 4 Oktober, dan semua diberi pemakaman kenegaraan pada hari berikutnya. Panjaitan mendapat promosi anumerta kepada Jenderal Mayor dan diberi gelar Pahlawan Revolusi.

Sutoyo Siswomiharjo

Orang penting yang menyelamatkan masa depan kita
Mayor Jenderal TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo (lahir di Kebumen, Jawa Tengah, 23 Agustus 1922 – meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 43 tahun) adalah seorang Mayor Jenderal TNI yang menjadi korban dalam peristiwa Gerakan 30 September di Indonesia.

soekarno & moh.hatta
Orang penting yang menyelamatkan masa depan kitaOrang penting yang menyelamatkan masa depan kita
Kedua tokoh ini sangat penting dalam sejarah di indonesia,nama beliau telah populer di negeri sendiri maupun dimata internasional.Dan merupakan presiden&wakil presiden pertama di indonesia.

munir
Orang penting yang menyelamatkan masa depan kita
Munir Said Thalib (lahir di Malang, Jawa Timur, 8 Desember 1965 – meninggal di Jakarta di dalam pesawat jurusan ke Amsterdam, 7 September 2004 pada umur 38 tahun) adalah pria keturunan Arab yang juga seorang aktivis HAM Indonesia. Jabatan terakhirnya adalah Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Imparsial.
Saat menjabat Dewan Kontras namanya melambung sebagai seorang pejuang bagi orang-orang hilang yang diculik pada masa itu. Ketika itu dia membela para aktivis yang menjadi korban penculikan Tim Mawar dari Kopassus. Setelah Soeharto jatuh, penculikan itu menjadi alasan pencopotan Danjen Kopassus Prabowo Subianto dan diadilinya para anggota tim Mawar.
Jenazah Munir dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Kota Batu.
Istri Munir, Suciwati, bersama aktivis HAM lainnya terus menuntut pemerintah agar mengungkap kasus pembunuhan ini.


Masih banyak lagi gan pejuang-pejuang yang berjuang demi anak cucu kita nanti.saya kasih daftarnya...karena tidak memungkinkan untuk ditulis satu persatu
1 Abdoel Moeis Pahlawan Kemerdekaan Nasional
2 Ki Hadjar Dewantara Pahlawan Kemerdekaan Nasional
3 Raden Mas Soerjopranoto Pahlawan Kemerdekaan Nasional
4 Mohammad Husni Thamrin Pahlawan Kemerdekaan Nasional
5 Samanhudi Pahlawan Kemerdekaan Nasional
6 Oemar Said Tjokroaminoto Pahlawan Kemerdekaan Nasional
7 Ernest Douwes Dekker Pahlawan Kemerdekaan Nasional
8 Sisingamangaraja XII Pahlawan Kemerdekaan Nasional
9 Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi Pahlawan Kemerdekaan Nasional 9 November 1961
10 Soetomo Pahlawan Kemerdekaan Nasional
11 Ahmad Dahlan Pahlawan Kemerdekaan Nasional
12 Agus Salim Pahlawan Kemerdekaan Nasional
13 Gatot Soebroto Pahlawan Kemerdekaan Nasional
14 Sukarjo Wiryopranoto Pahlawan Kemerdekaan Nasional
15 Ferdinand Lumbantobing Pahlawan Kemerdekaan Nasional
16 Zainul Arifin Pahlawan Kemerdekaan Nasiona
17 Tan Malaka Pahlawan Kemerdekaan Nasional
18 Albertus Soegijapranata Pahlawan Kemerdekaan Nasional
19 Raden Djoeanda Kartawidjaja Pahlawan Kemerdekaan Nasional 6 November 1963
20 Saharjo Pahlawan Kemerdekaan Nasional 29 November 1963
21 Cut Nyak Dhien Pahlawan Kemerdekaan Nasional 2 Mei 1964
22 Cut Nyak Meutia Pahlawan Kemerdekaan Nasional 2 Mei 1964
23 Raden Adjeng Kartini Pahlawan Kemerdekaan Nasional 2 Mei 1964
24 Tjipto Mangoenkoesoemo Pahlawan Kemerdekaan Nasional 2 Mei 1964 Keppres No. 109 Tahun 1964
25 Fakhruddin Pahlawan Kemerdekaan Nasional 26 Juni 1964
26 Mas Mansoer Pahlawan Kemerdekaan Nasional 26 Juni 1964
27 Alimin Pahlawan Kemerdekaan Nasional 26 Juni 1964
28 Moewardi Pahlawan Kemerdekaan Nasional 4 Agustus 1964
29 Wahid Hasjim Pahlawan Kemerdekaan Nasional 24 Agustus 1964
30 Pakubuwana VI Pahlawan Kemerdekaan Nasional 17 November
31 Mohammad Hasyim Asyari Pahlawan Kemerdekaan Nasional 17 November 1964
32 Ario Soerjo Pahlawan Kemerdekaan Nasional 17 November 1964
33 Soedirman Pahlawan Kemerdekaan Nasional 10 Desember 1964
34 Oerip Soemohardjo Pahlawan Kemerdekaan Nasional 10 Desember 1964
35 Soepomo Pahlawan Kemerdekaan Nasional 14 Mei 1965
36 Kusumah Atmaja Pahlawan Kemerdekaan Nasional 14 Mei
37 Ahmad Yani Pahlawan Revolusi 5 Oktober 1965
38 Raden Soeprapto Pahlawan Revolusi 5 Oktober 1965
39 Mas Tirtodarmo Harjono Pahlawan Revolusi
40 Siswondo Parman Pahlawan Revolusi
41 Donald Isaac Panjaitan Pahlawan Revolusi
42 Sutoyo Siswomiharjo Pahlawan Revolusi
43 Pierre Tendean Pahlawan Revolusi
44 Karel Satsuit Tubun Pahlawan Revolusi
45 Katamso Darmokusumo Pahlawan Revolusi
46 Sugiono Pahlawan Revolusi
47 Sutan Syahrir Pahlawan Nasional
48 Raden Eddy Martadinata Pahlawan Nasional
49 Dewi Sartika Pahlawan Nasional
50 Wilhelmus Zakaria Johannes
51 Antasari Pahlawan Nasional
52 Usman Janatin Pahlawan Nasional
53 Harun bin Said (Thohir bin Mandar)
54 Basuki Rahmat Pahlawan Nasional
55 Arie Frederik Lasut Pahlawan Nasional
56 Martha Christina Tiahahu Pahlawan Nasional
57 Maria Walanda Maramis Pahlawan Nasional
58 Supeno Pahlawan Nasional
59 Ageng Tirtayasa Pahlawan Nasional
60 Wage Roedolf Soepratman Pahlawan Nasional
61 Nyai Ahmad Dahlan Pahlawan Nasional
62 Zainal Mustafa Pahlawan Nasional
63 Hasanuddin Pahlawan Nasional
64 Pattimura Pahlawan Nasional
65 Diponegoro Pahlawan Nasional
66 Tuanku Imam Bonjol Pahlawan Nasional
67 Teungku Chik di Tiro Pahlawan Nasional
68 Teuku Umar Pahlawan Nasiona
69 Wahidin Soedirohoesodo Pahlawan Nasional
70 Oto Iskandar di Nata Pahlawan Nasional
71 Robert Wolter Monginsidi Pahlawan Nasional
72 Mohammad Yamin Pahlawan Nasional
73 Yos Sudarso Pahlawan Nasional
74 Prof. Dr. Suharso Pahlawan Nasional
75 Abdulrachman Saleh Pahlawan Nasional
76 Agustinus Adisucipto Pahlawan Nasional
77 Teuku Nyak Arief Pahlawan Nasional
78 Nyi Ageng Serang Pahlawan Nasional
79 Rasuna Said Pahlawan Nasional
80 Halim Perdanakusuma Pahlawan Nasional
81 Iswahyudi Pahlawan Nasional
82 I Gusti Ngurah Rai Pahlawan Nasional
83 Suprijadi Pahlawan Nasional
84 Agung Hanyokrokusumo Pahlawan Nasional
85 Untung Suropati Pahlawan Nasional
86 Amir Hamzah Pahlawan Nasional
87 Thaha Sjaifuddin Pahlawan Nasional
88 Mahmud Badaruddin II Pahlawan Nasional
89 Soekarno Pahlawan Proklamator
Pahlawan Nasional
90 Mohammad Hatta Pahlawan Proklamator Pahlawan Nasional
91 Soeroso R.P Pahlawan Nasional
92 Radin Inten II Pahlawan Nasional
93 Mangkunegara I Pahlawan Nasional
94 Hamengkubuwana IX Pahlawan Nasional
95 Iskandar Muda Pahlawan Nasional
96 I Gusti Ketut Jelantik Pahlawan Nasional
97 Frans Kaisiepo Pahlawan Nasional
98 Silas Papare Pahlawan Nasional
99 Marthen Indey Pahlawan Nasional
100 Nuku Muhammad Amiruddin Pahlawan Nasional
101 Tuanku Tambusai Pahlawan Nasional
102 Syech Yusuf Tajul Khalwati Pahlawan Nasional
103 Siti Hartinah Pahlawan Nasional
104 Raja Haji Fisabilillah Pahlawan Nasional
105 Adam Malik Pahlawan Nasional
106 Tjilik Riwut Pahlawan Nasional
108 Syarif Kasim II Pahlawan Nasional
109 Ilyas Yakoub Pahlawan Nasional
110 Hazairin Pahlawan Nasional
111 Abdul Kadir Pahlawan Nasional
112 Fatmawati Pahlawan Nasional
113 Ranggong Daeng Romo
114 Hasan Basry Pahlawan Nasional
115 Abdul Harris Nasution Pahlawan Nasional
116 Djatikoesoemo Pahlawan Nasional
117 Andi Djemma Pahlawan Nasional
118 Pong Tiku Pahlawan Nasional
119 Iwa Koesoemasoemantri Pahlawan Nasional
120 Nani Wartabone Pahlawan Nasional
121 Maskoen Soemadiredja Pahlawan Nasional
122 Andi Mappanyukki Pahlawan Nasional
123 Ali Haji Pahlawan Nasional
124 Achmad Rifai Pahlawan Nasional 5 November 2004
125 Gatot Mangkoepradja Pahlawan Nasional
126 Ismail Marzuki Pahlawan Nasional
127 Kiras Bangun Pahlawan Nasional
129 Andi Abdullah Bau Massepe
130 Teuku Mohammad Hasan Pahlawan Nasional
131 Tirto Adhi Soerjo Pahlawan Nasional
132 Noer Alie Pahlawan Nasional
133 Pajonga Daeng Ngalie Karaeng Polongbangkeng Pahlawan Nasional
134 Opu Daeng Risadju Pahlawan Nasional
135 Izaak Huru Doko Pahlawan Nasional
136 Hamengkubuwana I Pahlawan Nasional
137 Andi Sultan Daeng Raja Pahlawan Nasional
138 Adenan Kapau Gani Pahlawan Nasional
139 Ida Anak Agung Gde Agung Pahlawan Nasional
140 Moestopo Pahlawan Nasional
141 Slamet Riyadi Pahlawan Nasional
142 Muhammad Natsir Pahlawan Nasional
143 Abdul Halim Pahlawan Nasional
144 Sutomo Pahlawan Nasional
145 Jahja Daniel Dharma Pahlawan Nasional
146 Herman Johannes Pahlawan Nasional
147 Achmad Subardjo Pahlawan Nasional
148 Johanes Leimena Pahlawan Nasional
149 Johannes Abraham Dimara Pahlawan Nasional
150 Syafruddin Prawiranegara Pahlawan Nasional
151 Idham Chalid Pahlawan Nasional
152 Haji Abdul Malik Karim Amrullah Pahlawan Nasional
153 Ki Sarmidi Mangunsarkoro Pahlawan Nasional
154 I Gusti Ketut Pudja Pahlawan Nasional
155 Pakubuwana X Pahlawan Nasional
156 Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono
157 Radjiman Wedyodiningrat Pahlawan Nasional
158 Lambertus Nicodemus Palar Pahlawan Nasional
159 Tahi Bonar Simatupang Pahlawan Nasi

pembaca yang baik selalu ninggalin jejakemoticon-Traveller
emoticon-Rate 5 Star

semoga thread ini dapat memberi inspirasi pembaca akan arti perjuangan....karena perjuangan tidak hanya berperang,tetapi dengan mengharumkan bangsa lewat prestasi merupakan seorang pahlawan.hehehehe

berharap emoticon-Blue Guy Cendol (L) emoticon-Blue Guy Cendol (L)
0
5.2K
16
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.