GPO2AAvatar border
TS
GPO2A
4 Kritik untuk Presiden SBY soal buku curhat
Masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak lama lagi berakhir. SBY yang sudah dua periode menjadi presiden RI dipastikan akan lengser pada 2014, setelah pelaksanaan Pilpres.

Rencananya dalam waktu dekat Presiden SBY akan meluncurkan sebuah buku berjudul 'Selalu Ada Pilihan'. Buku itu berisi pengalaman SBY memimpin Indonesia selama 9 tahun terakhir.

Melalui buku ini juga, SBY akan menjawab sejumlah kritik hingga fitnah yang dialaminya. "Awal Desember ini, cerita yang penuh kejutan itu akan saya bukukan. Saya menulisnya sendiri, termasuk judulnya 'Selalu Ada Pilihan' (SAP)," tulis SBY dalam posting di Facebook dan Twitternya, yang diunggah Minggu (10/11) malam.

Namun, buku itu belum diluncurkan, sejumlah pihak sudah mengritik rencana Presiden SBY tersebut. Berikut empat kritikan dari sejumlah pihak kepada SBY soal buku curhat seperti dirangkum merdeka.com.

1. Buku curhat agar SBY dapat simpati rakyat




Ketua Fraksi Partai Hanura DPR Sarifuddin Sudding menuding niat Presiden SBY meluncurkan buku curhat agar merasa dizalimi publik. Dengan begitu SBY bakal mendapat simpati dari masyarakat sehingga berdampak pada elektabilitas Partai Demokrat di Pemilu 2014.

"Ini kan menjelang pemilu, supaya ada kesan di masyarakat seakan-akan dia dizalimi untuk mendapatkan simpati dari masyarakat dan menaikkan elektabilitas partai yang di pimpinnya," jelas Sudding dalam pesan singkat, Senin (11/11).

Kendati demikian, Sudding menilai hak setiap orang untuk menulis dan meluncurkan sebuah buku. Asalkan, lanjut dia, isi dalam buku tersebut bisa dipertanggungjawabkan.

"Itu kan haknya SBY menerbitkan buku dan tentunya isi buku itu juga dapat dipertanggungjawabkan," imbuhnya.

2. Buku curhat SBY akan dikecam publik




Wakil Bendahara Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menyambut baik rencana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat buku. Namun, dia menilai, buku tersebut justru akan menuai kecaman dari publik atas kinerja SBY selama ini.

"Kalau benar presiden ingin menjawab atau menanggapi kritik masyarakat melalui buku yang ditulisnya sendiri, saya dan juga semua pihak harus menghormati langkah itu. Sebab itu adalah hak presiden," jelas Bambang dalam pesan singkat, Senin (11/11).

Menurutnya, isi buku SBY berjudul 'Selalu Ada Pilihan' sudah pasti akan mendapat sorotan publik. Dia berpandangan, publik nantinya akan kritis ketika membaca isi buku dengan realita yang selama ini terjadi di pemerintahan.

"Muatan buku itu sudah barang tentu akan berhadap-hadapan dengan persepsi publik atas berbagai aspek dari Presiden SBY, mulai dari kualitas kepemimpinan, kualitas kebijakan, derajat sensitivitas atau kepedulian presiden terhadap aneka persoalan yang menyelimuti rakyat, kejujuran presiden, juga tentang bersih tidaknya Kabinet Indonesia Bersatu hingga kedekatan presiden dan keluarganya dengan sejumlah orang bermasalah seperti sosok Bunda Putri, Sengman serta Bu Pur," ujar dia.

3. Buku curhat tak akan kembalikan kepercayaan publik ke SBY




Wakil Bendahara Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo ragu jika buku curhat Presiden SBY bakal mengembalikan kepercayaan publik kepada SBY. Apalagi, isu terkini yang sering kali menyudutkan presiden dan beberapa fakta yang belum terungkap.

Salah satu contohnya soal isu Bu Pur, Bunda Putri dan Sengman yang masih membuat publik bertanya-tanya tentang hal itu. Belum lagi soal sikap pasif SBY saat Indonesia disadap oleh negara lain yakni Amerika Serikat dan Australia.

"Saya ragu buku itu akan menguatkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap presiden, mengingat tingkat kepuasan masyarakat terhadap kepemimpinan presiden terus menurun," jelas Bambang dalam pesan singkat, Senin (11/11).

"Saya bahkan khawatir muatan buku itu akan menjadi celah baru bagi masyarakat untuk meningkatkan kecaman terhadap presiden," pungkasnya.

4. Presiden SBY harus belajar dari Clinton dan Mandela




Anggota Komisi III DPR, Eva Kusuma Sundari, mengatakan, pembuatan buku adalah hak pribadi setiap orang. Namun, dia mengusulkan agar SBY belajar dari petinggi negara lain seperti Bill Clinton dan Nelson Mandela.

"Haknya beliau, tetapi sepatutnya mendahulukan kepentingan publik dari pada kepentingan pribadi apalagi curhat. Seperti Clinton, Tony Blair, Mandela, mereka menulis biografi setelah turun dari kekuasaan. Tahun terakhir untuk menggenjot prestasi," kata Eva dalam pesan singkat, Senin (11/11).

Politikus asal PDI Perjuangan (PDIP) ini enggan berpolemik jika buku ciptaan SBY ini terindikasi untuk menyerang lawan politik jelang Pemilu 2014. Eva menyebut, yang harus dikritisi dalam pembuatan buku adalah sikap profesionalitas seorang presiden.

"Enggak usah dikait-kaitkan ke hal yang lain, ini soal profesionalitas Pak SBY sebagai pemimpin nasional untuk mendahulukan kepentingan publik dari pada pribadi," tegas dia.

http://m.merdeka.com/politik/4-kriti...n-mandela.html

kasian sir beye baru buku coba lagu pasti tambah heboh emoticon-Sorry
0
2.1K
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.4KThread40.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.