Kasus ini berawal beberapa bulan yang lalu waktu saya masih menduduki kelas XI di salah satu smkn kejuruan, skip...
saya dipanggil sama seorang guru yang kebetulan jaga didepan pagar dengan nada marah (saya telat karena dirumah hujan), saya pikir kenapa kok dipanggil, yaudahlah saya mendatangi guru tersebut dengan santai. eh ternyata saya dipanggil karena tulisan saya di absen terlambat itu jelek dan dia bilang gabisa baca itu tulisan (pada dasarnya emang tulisan saya jelek ), yaudah saya perbaiki tulisan saya tanpa mempermasalahkannya. saya pikir sudah ya sudah, ternyata guru itu memarahi saya habis-habisan dan ngata-ngatain saya kurang lebih kayak gini
pertama sih saya nganggepnya biasa, eh begitu dia bilang seperti itu saya langsung bingung sekaligus emosi. saya bingung padahal saya selama ini disekolah termasuk anak yang diem, gapernah cari masalah apalagi sama guru eh tiba-tiba saya dikatain seperti itu.

setelah masuk kelas dengan sepatu cuma 1 (disekolah saya kalau telat sepatunya disita dan harus orang tua yang mengambilnya ) langsung saya telfon ibu saya untuk mengambil sepatu saya dan menceritakan apa yang terjadi tadi. skip...

ibu saya akhirnya datang kesekolah buat ambil sepatu ke ruang BP sekaligus menceritakan kronologis yang terjadi pada saya tadi. akhirnya guru BP mengantar ibu saya dan saya untuk menemui guru tadi.
eh sesampainya diruang tamu untuk menemui guru tersebut, si guru yang tadinya biasa tiba-tiba langsung keringat dingin karena melihat saya datang bersama ibu saya untuk menemuinya, padahal itu ruangan ber-ac yang dingin banget. ibu saya menanyakan kepada si guru tersebut apa yg tadi dia katakan ke saya, eh dia malah ga ngaku dan bilang dengan nada sok rendah hati dan wajah innocent begini :
gila bener itu guru ga mau ngakuin dan setelah itu adu debat pun terjadi antara ibu saya dengan guru tersebut tentang hukum dan etika seorang guru, maklum ibu saya lumayan banyak tau soal itu karena nenek saya adalah guru dan Alm. kakek saya adalah mantan kapolsek.
itu guru ekspresinya lucu banget gan, keringet dinginnya tambah banyak, ketahuan banget kalau dia salah dan takut tapi ditutup-tutupi
skip..
setelah itu guru tersebut minta maaf pada ibu saya dan ibu saya pulang. skip...

sekitar sebulan kemudian saya datang telat lagi karena bangun kesiangan tetapi guru yang jaga gerbang kali ini bukan guru yang tadi saya ceritakan, tiba-tiba guru itu muncul dan memotong rambut para siswa yang panjang, saya berpikir "untung aja tadi malam barusan potong rambut", ga lama setelah itu saya ditarik sama guru tadi dan tiba-tiba rambut saya dipotong (rambut saya pendek banget gan, soalnya si tukang cukurnya kebanyakan motong), saya bilang "pak, saya barusan potong tadi malem, pendek banget ini rambut", tapi guru tadi ga menghiraukan dan rambut saya dipotong lebih banyak. setelah itu guru tersebut bilang "wanine wadul wong tuwo, saiki rasakno iki" (beraninya lapor ke orang tua, sekrang rasakan akibatnya ini) dengan pelan agar yang lain tidak bisa mendengarnya.
saat itu juga saya tau kalau itu orang dendam sama saya, tapi saya males ngeladenin dia jadi saya anggap masa bodoh lah mengurusi masalah itu. skip...

hari ini, setelah beberapa bulan berlalu sejak kejadian guru tersebut mengancam saya, saya pikir sudah tidak ada masalah. dan waktu upacara peringatan hari pahlawan tadi, itu guru datang kebarisan kelas saya dengan membawa gunting, beberapa siswa yang rambutnya panjang dipotong tapi cuma ujung belakangnya, saya pun berpikir kalau itu guru pasti juga akan memotong rambut saya. dan benar saja, dia mendatangi saya dan akan memotong rambut saya, saya bilang berkali-kali "rambutku masih pendek, masih dibatas peraturan" tapi guru itu tidak menghiraukannya dan langsung memotong rambut belakang saya lumayan banyak dan tidak karuan. tidak cukup disitu, topi saya dilepas olehnya dan memotong rambut depan saya hingga nyaris habis. (rambut saya masih dibawah batas aturan yang ada)

waktu kenaikan kelas saya kaget karena tiba-tiba didalam raport saya ditulis "A" sebanyak 16 kali dan 0 untuk sakit dan izin. padahal saya waktu kelas 2 itu emang pernah gamasuk 1 minggu lebih karena saya sakit, dan itupun ada surat dokter dan surat dari orang tua yang sudah disampaikan langsung oleh teman saya pada sekretaris (suratnya jelas-jelas ada waktu saya masuk). dan sekitar 3x izin karena shooting pembuatan film dan acara keluarga (saya dapat tugas sekolah untuk membuat film karena saya jurusan multimedia) serta hanya 3 kali gamasuk karena gaenak badan sama males masuk sekolah
sebelum kenaikan itu surat izin gamasuk saya tetep ada dan dijurnal pun ditulis seperti itu, tapi kenapa kok tiba-tiba di raport saya ditulis 16 kali tidak masuk sekolah tanpa izin? saya curiga sama guru itu gan, soalnya saya gapernah punya masalah sama guru-guru lain