Lesson 1

“Hige... Apa yang akan kau lakukan mulai sekarang?”.

“Heh! Bukan urusanmu!”.

“Heeeh... Kau masih saja keras kepala. Setelah upacara kelulusan ini kau mungkin tak akan bisa melihatnya lagi. Apa kau tak menyesal?”.

Laki-laki ini. Aku tak tahu apa yang ada di pikirannya saat ini. Membiarkan Tenma bersama Karasuma. Heh. Tapi sejujurnya, aku sedikit senang. Bukan berarti aku tidak mendukungnya, tetapi untuknya tetap membantu Tenma meraih cintanya, ada rasa senang menyelimutiku. Harima Kenji. Apa kau masih belum menyadarinya selama ini?

“Aku hanyalah seorang preman. Preman tidak mengenal kata menyesal.”, bantahnya.

“Hufff... Terserah apa yang akan Kau lakukan. Aku tidak akan mengganggumu lagi Hige.”

Bukan berarti aku menyerah. Aku tidak akan menyerah. Tetapi untukku menahan semua ini...

“Ojou. Terima Kasih”, senyumnya.

“Eh”, aku terheran. Lalu kata-kata keluar dari mulutku, “Hige..”

“Apa?”, balasnya.

“Karena ini hari terakhir sekolah. Umm.. Jika kau ada waktu.. Ma-Maukah kau menemaniku jalan-jalan di kota malam ini?”, tanyaku.

“Boleh.”

“Eh. Syukurlah. Kutunggu kau di depan Cafe ya..”, aku pun berlari meninggalkannya. Kulihat dia dari kejauhan berdiri melihatku. Ingin kulambaikan tangannya, tapi tanganku tak mau bergerak. Ahh, memang bukan sifatku seperti itu.