Kisah Pilu Putri Tunggal Pahlawan Nasional Jualan Minuman
TS
zwiphibaby
Kisah Pilu Putri Tunggal Pahlawan Nasional Jualan Minuman
Spoiler for Kisah:
HISTORIA Vitae Magistra sejarah mengajarkan kebijaksanaan, sejarah adalah guru kehidupan. Pernyataan Filsuf Romawi, Cicero itu, sepertinya tak berlaku di Indonesia.
Seiring banyaknya persoalan yang mendera bangsa Indonesia, pemerintah dan pemimpin bangsa semakin lupa terhadap sejarah perjalanan bangsa. Buktinya, pemerintah lupa dengan nasib para pahlawan dan keluarga yang turut serta mengharumkan nama bangsa.
Tengok saja, nasib Rachmi Aziah Ismail Marzuki. Putri tunggal Ismail Marzuki, pahlawan nasional, komponis, dan pencipta sejumlah lagu perjuangan. Rachmi yang kini tinggal di Depok, Jawa Barat, terpaksa harus bertahan hidup dengan cara berjualan minuman di pinggir jalan. “Saya berjualan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” kata Rachmi, Jumat (8/11/2013).
Penghasilan yang dia peroleh dari berjualan minuman, kata Rachmi, terbilang cukup membantunya bertahan hidup. “Rata-rata dapat Rp30 ribu sehari, saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi,” katanya.
Rachmi juga mengatakan, saat ini dirinya kebingungan untuk mencari tempat tinggal, lantaran rumah kontrakan yang terletak di Kompleks Bappenas, Sawangan, Depok, yang kini ditempatinya bersama anak bungsunya, kini akan dijual oleh pemiliknya.
Diakui Rachmi, selama ini, dia memang mendapat bantuan dari pemerintah sebesar Rp1.500.000 per bulan. Namun, bantuan tersebut pun tidak selalu lancar. “Kadang baru dibayar setiap dua atau tiga bulan sekali, itu tak cukup untuk menutupi kebutuhan,” ujar dia.
Rachmi hanya berharap agar pemerintah lebih memperhatikan nasib keluarga pahlawan. Status pahlawan nasional yang diberikan kepada Ismail Marzuki, ternyata bukanlah jaminan. “Saya berharap agar pemerintah tidak lupa dengan jasa-jasa para pahlawan lainnya yang sudah menghantarkan negara Republik Indonesia ke pintu kemerdekaannya dari masa penjajahan,