Jakarta – KabarNet: Hikmat Tomet, suami Gubernur Provinsi Banten, Ratu Atut Chosiyah, meninggal dunia. Hikmat yang juga Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Partai Golkar itu meninggal dunia pada hari Sabtu (9/11/2013), di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta.
Berita meninggalnya Hikmat Tomet tersebut dikonfimasi oleh Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Nurul Arifin, “Beliau meninggal di RSPAD Gatot Subroto setelah lebih dari sebulan dirawat,” kata Nurul melalui pesan singkat yang dirilis oleh Kompas, Sabtu (9/11/2013).
Hikmah Tomet adalah anggota DPR dari daerah pemilihan Banten II. Ia tercatat sebagai anggota Komisi V DPR-RI yang membidangi sektor perhubungan, telekomunikasi, pekerjaan umum, perumahan rakyat, dan pembangunan pedesaan dan kawasan tertinggal. Di Partai Golkar, ia menjabat Ketua DPD I Provinsi Banten.
Hikmat Tomet meninggal dunia akibat sakit stroke yang dideritanya sejak setahun terakhir ini. “Iya karena itu (sakit stroke). Beliau memang sudah sakit setahun ini,” kata juru bicara keluarga Ratu Atut, Fitron Nur Ikhsan, seperti dikutip Tribunnews, Sabtu (9/11/2013).
Seusai disemayamkan di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, jenazah dibawa ke rumah duka di Jalan Bhayangkara Nomor 51 Cipocok, Serang, Banten. Tampak Ratu Atut berada di sisi peti jenazah sang suami yang dibawa dengan mobil ambulans. Adik Ratu Atut yang juga Wakil Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, juga ikut mendampingi.
Indonesia gagal mencatat Rekor Dunia gara-gara meninggalnya Hikmat Tomet
Quote:
Ada sisi lain yang menarik untuk dibahas dari meninggalnya Hikmat Tomet, karena wafatnya suami Gubernur Provinsi Banten, Ratu Atut Chosiyah ini adalah juga merupakan kegagalan bagi Indonesia dalam mencatat rekor dunia. Kegagalan Indonesia tersebut lantaran almarhum Hikmat Tomet adalah fenomena satu-satunya di dunia ini, dimana seorang yang sudah sakit stroke selama satu tahun namun tetap saja diajukan oleh partainya (Golkar) sebagai calon wakil rakyat (caleg). Hal itu belum pernah terjadi di belahan dunia manapun, dan baru pertama kali terjadi sehingga Indonesia patut dicatat dalam rekor dunia sebagai satu-satunya negara dimana ada orang sakit stroke diajukan sebagai caleg.
Sebelum Hikmat meninggal, Partai Golkar bersikukuh mendorongnya untuk maju sebagai calon legislatif (caleg) dari partai berlambang pohon beringin itu, meski Hikmat dalam keadaan sakit stroke. Partai Golkar pun mengakui bahwa partainya takut kehilangan suara di Banten.
“Lho, boleh dong Golkar takut kehilangan suara. Sekarang kami juga menyimpulkan ada upaya dari siapa pun untuk mengambil suara. Jadi kalau orang lain mengupayakan apa pun, di politik biasa saja, sah-sah saja,” tutur Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPR, Ade Komaruddin, Kamis (24/10/2013) lalu.
Ade yang berbicara di Gedung DPR, Senayan, Jakarta ini menyatakan partainya berhak mempertahankan kejayaan di Banten, yang merupakan lumbung suaranya.
Padahal diketahui Hikmat Tomet sudah terkena sakit stroke sejak setahun lebih yang lalu, sebelum penetapan Daftar Caleg Tetap (DPT). Lalu kenapa Golkar tidak menarik Hikmat dari pencalegan? ”Tidak ada pikiran sedikitpun menggantikan Hikmat,” ujar Ade mantap.
Alasannya, setiap orang yang sakit masih ada kemungkinan bisa sembuh kembali, termasuk Hikmat Tomet. Apalagi, Hikmat dinilai partainya sebagai kader potensial yang diharapkan bisa mendulang suara di Banten. ”Memang beliau potensial kok, suaminya Bu Atut, boleh dong. Golkar mengajukannya. Pak Hikmat nggak perlu ditarik,” ujar Ade Komaruddin.
Politik adalah identik dengan kekuasaan. Sah-sah saja bagi partai politik melakukan berbagai upaya untuk meraih ataupun mempertahankan kekuasaan di suatu daerah. Namun tentu atas dasar prinsip bahwa hal itu harus dilakukan dengan cara-cara yang terhormat.
Bertolak dari prinsip tersebut di atas, demi untuk mendulang suara, haruskah seorang Hikmat Tomet yang kala itu sakit stroke didorong untuk dijadikan caleg? Kalau Hikmat kalah dalam pemilu legislatif maka masalahnya menjadi selesai. Persoalannya adalah justru kalau Hikmat menang dan berhasil menjadi anggota DPR, lalu apa yang bisa diberikan seorang yang sedang sakit stroke kepada rakyat yang diwakilinya?
Namun, Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang rupanya masih mencurahkan rahmat-Nya kepada rakyat Banten, sehingga gagal juga rencana kotor sejumlah politikus busuk dalam tubuh Partai Golkar yang memaksa mengajukan seorang hamba Allah yang sedang sakit stroke untuk dijadikan wakil rakyat. Mungkin Allah SWT tidak rela kepentingan rakyat Banten tak terurus dengan baik karena diwakili oleh seorang yang sedang sakit stroke, sehingga Hikmat Tomet pun dipanggil untuk menghadap-Nya.
Aduh kasian ya gan, udah sakit stroke masih aja dibikin kepentingan buat partai politik. Tuh istrinya jg keterlaluan, liat suami udah kena stroke, bukan nya sadar, mungkin tegoran dari Allah agar tobat, ttp aja di calonin .
Menurut agan" gmn?
Spoiler for budayakan:
Spoiler for jangan lupa:
Spoiler for cantik, ganteng masuk sini:
Diubah oleh kiamobil99 11-11-2013 01:18
0
2.8K
Kutip
28
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!