Sampurasun

Ya, kata “sampurasun” adalah diksi sapaan yang biasanya akrab di telinga orang sunda seperti saya. Digunakan saat kami saling bertemu, atau ketika orang sunda menyapa khalayak ramai, bisa jugasebagai pembuka tulisan.

Biasanya, kata “Sampurasun” akan disambut oleh orang yang mengerti dengan kata “rampes”. Sehingga, dalam budaya kami orang sunda, “sampurasun” dan “rampes” adalah frasa yang tak pernah bisa dipisahkan.

Lalu, apa sebenarnya arti sampurasun? Apakah itu hanya sekadar sapaan? Rupanya leluhur kita tak pernah berbuat sesuatu yang tanpa makna. Dari setiap apa yang mereka lakukan, selalu saja terselip pesan. Semacam wasiat bagi anak cucu mereka. Bahkan terkadang, amanatnya tidak hanya bagi orang sunda, tapi untuk semua kita. Manusia.

Sampurasun, literatur sejarah sunda berasal dari kata sampura atau hampura yang memiliki makna “permohonan maaf”. Dengan kalimat yang lebih jelas, walau saya tak tahu banyak soal sastra sunda, saya tarik kesimpulan sampurasun berarti “Saya mohon dimaafkan”. Sedangkan “Rampes” adalah jawabannya, yang memiliki arti “dimaafkan”.

Jadi, wasiat yang coba saya selami dari frasa “sampurasun-rampes” bukan hanya sekadar sapaan. Melainkan sebuah cermin bagi kita semua untuk bisa saling maaf-memaafkan dengan segala kerendahan hati. Sebuah frasa yang mengajarkan arti sejati welas-asih. Melintasi semua keyakinan, agama dan kebudayaan yang ada di muka bumi.

Sampurasun hanya serpihan kecil dari pelestarian budaya lokal saya sebagai orang sunda. Paling tidak saya hanya berharap, pelestarian budaya Indoensia akan bermula dari hal-hal yang sangat sederhana.

Oleh karenanya, mengawali Rubrik “Surat dari Melbourne” di situs kami tercinta ini, yang mudah-mudahan akan anda cintai tak lama lagi, perkenankan saya dengan segala kerendahan hati untuk menghaturkan kata: SAMPURASUN untuk anda.

Semoga ke depan situs ini akan menjadi pelestari,yang akan mendongengkan setiap cerita tentang negeri kita tercinta: INDONESIA.

Sekali lagi, SAMPURASUN

Sumber