- Beranda
- Supranatural
Dibalik bacaan LA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH
...
TS
blackblackus
Dibalik bacaan LA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH
Salam buat penghuni forsup...
Dimulai dr pertanyaan bokap diwaktu ane ngucapin ni lafal .
emng tau mkna nya? cuma bisa diam senyum kecil ..
Yuk mari sepuh forsup mungkin ada yg lebih dalem pemahaman ny tentang bacaan LA HAULA WALA QUWWATA
ILLA BILLAH (TIDAK ADA DAYA DAN
UPAYA KECUALI DENGAN
PERTOLONGAN ALLAH) jabar di mari yuk .
pembabaran dr temen2
Dimulai dr pertanyaan bokap diwaktu ane ngucapin ni lafal .
emng tau mkna nya? cuma bisa diam senyum kecil ..
Quote:
Wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa
Sallam Kepada Abu Dzar Al-Ghifari
ْﻦَﻋ ْﻲِﺑَﺃ ﺭَﺫ :َﻝﺎَﻗ ْﻲِﻧﺎَﺻْﻭَﺃ ﻲِﻠْﻴِﻠَﺧ ٍﻊْﺒَﺴِﺑ : ِﻦْﻴِﻛﺎَﺴَﻤْﻟﺍ ﺐُﺤِﺑ
ْﻥَﺃَﻭ َﻮُﻧْﺩَﺃ ،ْﻢُﻬْﻨِﻣ ْﻥَﺃَﻭ َﺮُﻈْﻧَﺃ ﻰَﻟِﺇ ْﻦَﻣ َﻮُﻫ ُﻞَﻔْﺳَﺃ ﻲﻨِﻣ َﻻَﻭ
َﺮُﻈْﻧَﺃ ﻰَﻟِﺇ ْﻦَﻣ َﻮُﻫ ،ْﻲِﻗﻮَﻓ ْﻥَﺃَﻭ َﻞِﺻَﺃ ْﻲِﻤِﺣَﺭ ْﻥِﺇَﻭ ،ْﻲِﻧﺎَﻔَﺟ
ْﻥَﺃَﻭ َﺮِﺜْﻛُﺃ ْﻦِﻣ َﻻ َﻝْﻮَﺣ َﻻَﻭ َﺓﻮُﻗ ﻻِﺇ ،ِﻪﻠﻟﺎِﺑ ْﻥَﺃَﻭ َﻢﻠَﻜَﺗَﺃ ﺮُﻤِﺑ
،ﻖَﺤْﻟﺍ َﻻَﻭ ْﻲِﻧْﺬُﺧْﺄَﺗ ﻲِﻓ ِﻪﻠﻟﺍ ُﺔَﻣْﻮَﻟ ،ٍﻢِﺋَﻻ ْﻥَﺃَﻭ َﻻ َﻝَﺄْﺳَﺃ
َﺱﺎﻨﻟﺍ ﺎًﺌْﻴَﺷ .
Dari Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu , ia
berkata: “Kekasihku (Rasulullah) Shallallahu
'alaihi wa sallam berwasiat kepadaku
dengan tujuh hal: (1) supaya aku mencintai
orang-orang miskin dan dekat dengan
mereka, (2) beliau memerintahkan aku agar
aku melihat kepada orang yang berada di
bawahku dan tidak melihat kepada orang
yang berada di atasku, (3) beliau
memerintahkan agar aku menyambung
silaturahmiku meskipun mereka berlaku
kasar kepadaku, (4) aku dianjurkan agar
memperbanyak ucapan lâ haulâ walâ
quwwata illâ billâh (tidak ada daya dan
upaya kecuali dengan pertolongan Allah),
(5) aku diperintah untuk mengatakan
kebenaran meskipun pahit, (6) beliau
berwasiat agar aku tidak takut celaan orang
yang mencela dalam berdakwah kepada
Allah, dan (7) beliau melarang aku agar
tidak meminta-minta sesuatu pun kepada
manusia”.
TAKHRIJ HADITS
Hadits ini shahîh. Diriwayatkan oleh imam-
imam ahlul-hadits, di antaranya:
1. Imam Ahmad dalam Musnadnya (V/159).
2. Imam ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul-
Kabîr (II/156, no. 1649), dan lafazh hadits
ini miliknya.
3. Imam Ibnu Hibban dalam Shahîh-nya
(no. 2041-al-Mawârid).
4. Imam Abu Nu’aim dalam Hilyatu-
Auliyâ` (I/214, no. 521).
5. Imam al-Baihaqi dalam as-Sunanul-
Kubra (X/91).
Dishahîhkan oleh Syaikh al-‘Allamah al-
Imam al-Muhaddits Muhammad
Nashiruddin al-Albâni rahimahullah dalam
Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah (no. 2166)
Sallam Kepada Abu Dzar Al-Ghifari
ْﻦَﻋ ْﻲِﺑَﺃ ﺭَﺫ :َﻝﺎَﻗ ْﻲِﻧﺎَﺻْﻭَﺃ ﻲِﻠْﻴِﻠَﺧ ٍﻊْﺒَﺴِﺑ : ِﻦْﻴِﻛﺎَﺴَﻤْﻟﺍ ﺐُﺤِﺑ
ْﻥَﺃَﻭ َﻮُﻧْﺩَﺃ ،ْﻢُﻬْﻨِﻣ ْﻥَﺃَﻭ َﺮُﻈْﻧَﺃ ﻰَﻟِﺇ ْﻦَﻣ َﻮُﻫ ُﻞَﻔْﺳَﺃ ﻲﻨِﻣ َﻻَﻭ
َﺮُﻈْﻧَﺃ ﻰَﻟِﺇ ْﻦَﻣ َﻮُﻫ ،ْﻲِﻗﻮَﻓ ْﻥَﺃَﻭ َﻞِﺻَﺃ ْﻲِﻤِﺣَﺭ ْﻥِﺇَﻭ ،ْﻲِﻧﺎَﻔَﺟ
ْﻥَﺃَﻭ َﺮِﺜْﻛُﺃ ْﻦِﻣ َﻻ َﻝْﻮَﺣ َﻻَﻭ َﺓﻮُﻗ ﻻِﺇ ،ِﻪﻠﻟﺎِﺑ ْﻥَﺃَﻭ َﻢﻠَﻜَﺗَﺃ ﺮُﻤِﺑ
،ﻖَﺤْﻟﺍ َﻻَﻭ ْﻲِﻧْﺬُﺧْﺄَﺗ ﻲِﻓ ِﻪﻠﻟﺍ ُﺔَﻣْﻮَﻟ ،ٍﻢِﺋَﻻ ْﻥَﺃَﻭ َﻻ َﻝَﺄْﺳَﺃ
َﺱﺎﻨﻟﺍ ﺎًﺌْﻴَﺷ .
Dari Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu , ia
berkata: “Kekasihku (Rasulullah) Shallallahu
'alaihi wa sallam berwasiat kepadaku
dengan tujuh hal: (1) supaya aku mencintai
orang-orang miskin dan dekat dengan
mereka, (2) beliau memerintahkan aku agar
aku melihat kepada orang yang berada di
bawahku dan tidak melihat kepada orang
yang berada di atasku, (3) beliau
memerintahkan agar aku menyambung
silaturahmiku meskipun mereka berlaku
kasar kepadaku, (4) aku dianjurkan agar
memperbanyak ucapan lâ haulâ walâ
quwwata illâ billâh (tidak ada daya dan
upaya kecuali dengan pertolongan Allah),
(5) aku diperintah untuk mengatakan
kebenaran meskipun pahit, (6) beliau
berwasiat agar aku tidak takut celaan orang
yang mencela dalam berdakwah kepada
Allah, dan (7) beliau melarang aku agar
tidak meminta-minta sesuatu pun kepada
manusia”.
TAKHRIJ HADITS
Hadits ini shahîh. Diriwayatkan oleh imam-
imam ahlul-hadits, di antaranya:
1. Imam Ahmad dalam Musnadnya (V/159).
2. Imam ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul-
Kabîr (II/156, no. 1649), dan lafazh hadits
ini miliknya.
3. Imam Ibnu Hibban dalam Shahîh-nya
(no. 2041-al-Mawârid).
4. Imam Abu Nu’aim dalam Hilyatu-
Auliyâ` (I/214, no. 521).
5. Imam al-Baihaqi dalam as-Sunanul-
Kubra (X/91).
Dishahîhkan oleh Syaikh al-‘Allamah al-
Imam al-Muhaddits Muhammad
Nashiruddin al-Albâni rahimahullah dalam
Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah (no. 2166)
Quote:
FIQIH HADITS (4) : MEMPERBANYAK
UCAPAN LA HAULA WALA QUWWATA
ILLA BILLAH (TIDAK ADA DAYA DAN
UPAYA KECUALI DENGAN
PERTOLONGAN ALLAH)
Mengapa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam menyebutkan kalimat lâ haulâ wa lâ
quwwata illâ billâh?
Jawabannya, agar kita melepaskan diri kita
dari segala apa yang kita merasa mampu
untuk melakukannya, dan kita serahkan
semua urusan kepada Allah. Sesungguhnya
yang dapat menolong dalam semua aktivitas
kita hanyalah Allah Ta’ala, dan ini adalah
makna ucapan kita setiap kali melakukan
shalat,
"Hanya kepada-Mu kami beribadah dan
hanya kepada-Mu kami memohon
pertolongan". [al-Fâtihah/1:5].
Dan kalimat ini, adalah makna dari doa
yang sering kita ucapkan dalam akhir shalat
kita:
ﻢُﻬﻠﻟَﺍ ﻰَﻠَﻋ ﻲﻨِﻋَﺃ َﻙِﺮْﻛِﺫ َﻙِﺮْﻜُﺷَﻭ َﻚِﺗَﺩﺎَﺒِﻋ ِﻦْﺴُﺣَﻭ .
"Ya Allah, tolonglah aku agar dapat
berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu,
dan beribadah dengan baik kepada-Mu" [1].
Pada hakikatnya seorang hamba tidak
memiliki daya dan upaya kecuali dengan
pertolongan Allah. Seorang penuntut ilmu
tidak akan mungkin duduk di majlis ilmu,
melainkan dengan pertolongan Allah.
Seorang guru tidak akan mungkin dapat
mengajarkan ilmu yang bermanfaat,
melainkan dengan pertolongan Allah.
Begitupun seorang pegawai, tidak mungkin
dapat bekerja melainkan dengan
pertolongan Allah.
Seorang hamba tidak boleh sombong dan
merasa bahwa dirinya mampu untuk
melakukan segala sesuatu. Seorang hamba
seharusnya menyadari bahwa segala apa
yang dilakukannya semata-mata karena
pertolongan Allah. Sebab, jika Allah tidak
menolong maka tidak mungkin dia
melakukan segala sesuatu. Artinya, dengan
mengucapkan kalimat ini, seorang hamba
berarti telah menunjukkan kelemahan,
ketidakmampuan dirinya, dan menunjukkan
bahwa ia adalah orang yang sangat
membutuhkan pertolongan Allah.
UCAPAN LA HAULA WALA QUWWATA
ILLA BILLAH (TIDAK ADA DAYA DAN
UPAYA KECUALI DENGAN
PERTOLONGAN ALLAH)
Mengapa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam menyebutkan kalimat lâ haulâ wa lâ
quwwata illâ billâh?
Jawabannya, agar kita melepaskan diri kita
dari segala apa yang kita merasa mampu
untuk melakukannya, dan kita serahkan
semua urusan kepada Allah. Sesungguhnya
yang dapat menolong dalam semua aktivitas
kita hanyalah Allah Ta’ala, dan ini adalah
makna ucapan kita setiap kali melakukan
shalat,
"Hanya kepada-Mu kami beribadah dan
hanya kepada-Mu kami memohon
pertolongan". [al-Fâtihah/1:5].
Dan kalimat ini, adalah makna dari doa
yang sering kita ucapkan dalam akhir shalat
kita:
ﻢُﻬﻠﻟَﺍ ﻰَﻠَﻋ ﻲﻨِﻋَﺃ َﻙِﺮْﻛِﺫ َﻙِﺮْﻜُﺷَﻭ َﻚِﺗَﺩﺎَﺒِﻋ ِﻦْﺴُﺣَﻭ .
"Ya Allah, tolonglah aku agar dapat
berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu,
dan beribadah dengan baik kepada-Mu" [1].
Pada hakikatnya seorang hamba tidak
memiliki daya dan upaya kecuali dengan
pertolongan Allah. Seorang penuntut ilmu
tidak akan mungkin duduk di majlis ilmu,
melainkan dengan pertolongan Allah.
Seorang guru tidak akan mungkin dapat
mengajarkan ilmu yang bermanfaat,
melainkan dengan pertolongan Allah.
Begitupun seorang pegawai, tidak mungkin
dapat bekerja melainkan dengan
pertolongan Allah.
Seorang hamba tidak boleh sombong dan
merasa bahwa dirinya mampu untuk
melakukan segala sesuatu. Seorang hamba
seharusnya menyadari bahwa segala apa
yang dilakukannya semata-mata karena
pertolongan Allah. Sebab, jika Allah tidak
menolong maka tidak mungkin dia
melakukan segala sesuatu. Artinya, dengan
mengucapkan kalimat ini, seorang hamba
berarti telah menunjukkan kelemahan,
ketidakmampuan dirinya, dan menunjukkan
bahwa ia adalah orang yang sangat
membutuhkan pertolongan Allah.
Yuk mari sepuh forsup mungkin ada yg lebih dalem pemahaman ny tentang bacaan LA HAULA WALA QUWWATA
ILLA BILLAH (TIDAK ADA DAYA DAN
UPAYA KECUALI DENGAN
PERTOLONGAN ALLAH) jabar di mari yuk .
pembabaran dr temen2
Quote:
Original Posted By kabutowahyu►permisalan aja puh
misal A adalah seorang anggota kecamatan,beliau dapat amanah dari bapak camat untuk membangun suatu desa,tentunya si A ini pasti difasilitasi segala inventaris kecamatan untuk membangun desa tersebut dan tentunya dibekali dana yg melimpah ruah,padahal si A ini cm pekerja biasa yg tidak punya harta banyak tapi dengan SK bapak camat si A bisa membangun desa tersebut. ketika si A mengatakan atas nama bapak camat bukan berati si A jadi bapak camat kan? tpi beliau membawa mandat/amanah dari si bapak camat. nah bgitu juga manusia.. tanpa SK,fasilitas dan biaya dari kecamatan si A ini tidak punya daya apa2,jgnkan membangun desa mungkin untuk makan aja sulit..
Maka dari itu mau apalagi yg kita sombongkan? dari ujung rambut hingga ujung kaki adalah fasilitas2 milik Allah semua,segala ilmu,kekuatan dan tekhnologi pun milik Allah semua,dan dari ujung timur hingga ujung barat adalah sarana2 milik Allah yg diamanahkan kepada manusia.Tinggal kita bertanya kepada diri masing2 sudah dipakai untuk apa segala daya dan kekuatan yg Allah berikan,apakah untuk kepentingan pribadi atau kepentingan ibadah?cukup iqro kitabaka,kita sama2 belajar membenahi diri dan mengkaji diri.
mohon maaf jika penjabaran ini jauh dari sempurna,sy masih seorang pembelajar masih jauh dari kesempurnaan.mohon maaf juga kepada puh ts sudah lancang bnyk tulis disini.semoga bermanfaat
La haula wala quwwata ila billhil aliyil adzhim
misal A adalah seorang anggota kecamatan,beliau dapat amanah dari bapak camat untuk membangun suatu desa,tentunya si A ini pasti difasilitasi segala inventaris kecamatan untuk membangun desa tersebut dan tentunya dibekali dana yg melimpah ruah,padahal si A ini cm pekerja biasa yg tidak punya harta banyak tapi dengan SK bapak camat si A bisa membangun desa tersebut. ketika si A mengatakan atas nama bapak camat bukan berati si A jadi bapak camat kan? tpi beliau membawa mandat/amanah dari si bapak camat. nah bgitu juga manusia.. tanpa SK,fasilitas dan biaya dari kecamatan si A ini tidak punya daya apa2,jgnkan membangun desa mungkin untuk makan aja sulit..
Maka dari itu mau apalagi yg kita sombongkan? dari ujung rambut hingga ujung kaki adalah fasilitas2 milik Allah semua,segala ilmu,kekuatan dan tekhnologi pun milik Allah semua,dan dari ujung timur hingga ujung barat adalah sarana2 milik Allah yg diamanahkan kepada manusia.Tinggal kita bertanya kepada diri masing2 sudah dipakai untuk apa segala daya dan kekuatan yg Allah berikan,apakah untuk kepentingan pribadi atau kepentingan ibadah?cukup iqro kitabaka,kita sama2 belajar membenahi diri dan mengkaji diri.
mohon maaf jika penjabaran ini jauh dari sempurna,sy masih seorang pembelajar masih jauh dari kesempurnaan.mohon maaf juga kepada puh ts sudah lancang bnyk tulis disini.semoga bermanfaat
La haula wala quwwata ila billhil aliyil adzhim
Quote:
Original Posted By ziganablack►La haula wala quwwata ila billhil aliyil adzhim
tiada daya dan upaya melainkan hanya dengan pertolongan Allah
Manusia hanya berusaha, ALLAH- lah yang Menentukan berhasil tidaknya....
Tidak berhasil adalah bukan artian zero result (NOL) akan tetapi kejadian dari pengabulan do'a dan usaha yg manusia sampaikan dan dikabulkan tidak sesuai kehendak manusia, melainkan atas kehendak-NYA karena ada sebab dan musabab dihari kedepannya, dibalik peristiwa itu ALLAH punya rencana sendiri yg PASTI lebih baik buat hamba-NYA yg taat dan mau beribadah kepada-NYA... ini menunjukkan bahwa sebagai manusia hendaknya terus bertawakal dan ihktiar, ihklas menjalani hidup dengan usaha.
setelah itu do'a terakhir sesudah usaha adalah laporan berkala untuk meminta hasilnya... dst.
dengan La haula wala quwwata ila billhil aliyil adzhim
tiada daya dan upaya melainkan hanya dengan pertolongan Allah... Aku hambamu yg jauh dari kesempurnaan dan ketidak berdayaan, kebutaan akan masa depan yg pasti memohon perlindungan dan petunjuk yang baik dari apa yg akan terjadi setalah apa yg hamba lakukan ini....aamiin.
Goodluck.
tiada daya dan upaya melainkan hanya dengan pertolongan Allah
Manusia hanya berusaha, ALLAH- lah yang Menentukan berhasil tidaknya....
Tidak berhasil adalah bukan artian zero result (NOL) akan tetapi kejadian dari pengabulan do'a dan usaha yg manusia sampaikan dan dikabulkan tidak sesuai kehendak manusia, melainkan atas kehendak-NYA karena ada sebab dan musabab dihari kedepannya, dibalik peristiwa itu ALLAH punya rencana sendiri yg PASTI lebih baik buat hamba-NYA yg taat dan mau beribadah kepada-NYA... ini menunjukkan bahwa sebagai manusia hendaknya terus bertawakal dan ihktiar, ihklas menjalani hidup dengan usaha.
setelah itu do'a terakhir sesudah usaha adalah laporan berkala untuk meminta hasilnya... dst.
dengan La haula wala quwwata ila billhil aliyil adzhim
tiada daya dan upaya melainkan hanya dengan pertolongan Allah... Aku hambamu yg jauh dari kesempurnaan dan ketidak berdayaan, kebutaan akan masa depan yg pasti memohon perlindungan dan petunjuk yang baik dari apa yg akan terjadi setalah apa yg hamba lakukan ini....aamiin.
Goodluck.
Diubah oleh blackblackus 09-11-2013 19:16
0
22.7K
Kutip
65
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Supranatural
15.6KThread•10.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru