Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ainalizaAvatar border
TS
ainaliza
dikeroyok 20 preman, wartawan nyaris dibunuh di perbatasan indonesia-malaysia
Aksi kekerasan terhadap wartawan kembali terjadi. Kali ini menimpa Jamli Panogo, wartawan siaga.co yang bertugas di perbatasan Jagoi Babang (perbatasan Indonesia-Malaysia), Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Senin (28/10/2013).

Tidak tanggung-tanggung, Jamli menderita luka serius sehingga harus dirawat intensif di rumah sakit setempat. Kepada redaksi, dia mengaku telah dikeroyok dan dianiayai oleh 20 orang di perbatasan.

“Saya dikeroyok 20 orang. Saya dipukul dan diinjak-injak,” cerita Jamli kepada redaksi siaga.co, Sabtu (2/11/2013).

Jamli yang saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Serukam menceritakan kronologisnya. Sebelum kejadian itu, dia dan Mujidi (wartawan tribunnews.com) hendak meliput suatu kegiatan di perbatasan Jagoi untuk acara Sumpah Pemuda.

Namun entah kenapa, Mujidi berhalangan sehingga Jamli pun memutuskan untuk meliput sendiri acara tersebut. Setiba di perbatasan, dia tiba-tiba dicegat beberapa orang bertampang sangar.

“Saat itu saya berada di titik nol perbatasan. Dari situ saya langsung dicegat dan dibawa ke pos mereka,” urainya.

Di sana Jamli langsung menjadi bulan-bulanan kelompok orang tak dikenal tersebut. Tanpa diberitahu masalahnya, dia langsung ditampar dan dipukul beramai-ramai.

“Saya ditampar. Setelah itu dipukuli. Dan saat saya jatuh, saya pun diinjak beramai-ramai,” kenang Jamli.

Jamli sempat mengenali beberapa orang diantara mereka. Saat dia bertanya masalahnya apa, mereka menjawab kalau wartawan dan polisi sering membuat ulah di wilayah tersebut.

“Mereka bilang wartawan dan polisi musuh. Beruntung saya kenal beberapa dari mereka karena pernah bertemu, kalau tidak kenal saya pasti sudah dihabisi dan dibuang di hutan. Sebab mereka sudah berencana akan membunuh saya,” tutur Jamli.

Diakui Jamli, sejak perdagangan ilegal di perbatasan ditutup oleh pemerintah, banyak warga lokal merasa kehilangan mata pencaharian. Tapi tidak semua warga lokal, lanjut Jamli, kehilangan mata pencahariannya.

“Hanya kelompok-kelompok tertentu yang merasa dirugikan dengan dihentikannya perdagangan gula ilegal. Dari kejadian ini, mereka kemudian menimpakan kesalahan pada wartawan dan polisi yang dianggap sebagai provokator,” ungkapnya.

Dalam kasus ini, perdagangan gula ilegal dari Malaysia ke Indonesia terbilang cukup mudah. Tapi sejak diberlakukan peraturan pemerintah, impor gula ilegal kini distop.

Jamli melanjutkan, maraknya perdagangan ilegal di perbatasan membuat aparat kesulitan untuk mengendalikan situasi. Bahkan senjata dan amunisi ilegal bebas diperjualbelikan di sini. Sayangnya, polisi selalu kesulitan masuk wilayah tersebut.

“Saya dapat info, mereka tidak suka dengan wartawan dan polisi. Sehingga sampai sekarang polisi kesulitan untuk masuk wilayah perbatasan,” terang Jamli.

Jangankan polisi, tambah Jamli, tentara yang bertugas di perbatasan pun tidak berkutik. “Sewaktu saya dikeroyok, saat itu ada 9 tentara yang mendampingi saya, tapi mereka tak bisa berbuat apa-apa. Padahal saya sudah minta tolong,” tambahnya.

Akibat pengeroyokan tersebut, Jamli mengalami patah satu gigi kiri bagian atas, kening bengkak dan pinggang sakit. Jamli sendiri sudah melaporkan kasus pengeroyokan itu ke Polres Bengkayang pada Rabu (30/10/2013). Namun hingga detik ini, belum satu pelaku yang ditangkap.

Sementara Redaktur Eksekutif Siaga.co Noviyanto Aji menyayangkan aksi kekerasan yang dilakukan sekelompok preman yang menimpa wartawannya.

Pihaknya juga jauh hari sudah berkoordinasi dengan Jamli Panogo terkait dengan pemberitaan jelang Sumpah Pemuda 28 Oktober 2013 di perbatasan. Namun Aji mengaku sempat hilang kontak dengan Jamli.

“Kami sebelumnya sudah koordinasi kepada Jamli untuk berita Sumpah Pemuda, tapi kemudian dia hilang kontak. Kami sudah menghubungi dia lewat online hingga SMS, tapi tidak ada jawaban. Kami justru baru tahu ketika yang bersangkutan menelpon ke kantor dan mengabarkan kondisinya. Sebelumnya media online antara kalimatan barat sudah mengangkat berita soal wartawan yang dianiaya. Tapi kami baru tahu ternyata yang dianiaya justru wartawan kami,” ujar Aji.

Dari kejadian ini, Aji mendesak kepada pihak aparat terutama Polres Bengkayang agar segera mengusut tuntas kasus kekerasan yang menimpa Jamli Panogo. “Kami mendesak polisi setempat segera menangkap pelaku pengeroyokan. Kami juga mengutuk aksi kekerasan yang menimpa wartawan kami,” pungkasnya.

sumber: http://www.siaga.co/news/2013/11/02/...esia-malaysia/
0
2.3K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.3KThread41.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.