Jakarta - Indonesia Coruption Watch (ICW) dan Konsorsium LSM Pemantau CPNS lain akan melakukan pengawasan dalam tes seleksi CPNS 2013 yang berlangsung Minggu (3/11/2013) besok. Disinyalir, masih ada beberapa titik potensi kecurangan dalam seleksi ini.

"Perlunya dilakukan pengawasan pada saat pra tes, tes, dan pasca tes. Pengawasan pra tes yaitu pembagian soal termasuk proses pedaftaran, kemudian pengawasan proses tes sampai hasil seleksi," ujar peneliti ICW, Ade Irawan dalam konfrensi pers di kantornya, Jalan Kalibata Timur IVD, Jakarta Selatan, Sabtu (2/11/2013).

Pada tanggal 3 November 2013, Pemerintah akan melakukan proses seleksi CPNS secara serentak di seluruh Indonesia. ICW melihat ada 5 potensi kecurangan pada saat test.

"Besok ada dugaan kecurangan 5 titik: muncul soal tidak tersegel, kebocoran soal, joki CPNS, jeda waktu mengoreksi jawaban mestinya langsung disegel, panitia CPNS membiarkan proses kecurangan. Ini harus diwaspadai," imbuh Ade.

Sementara Oman Abdurahman dari Konsorsium LSM Pemantau CPNS di Banten mengatakan ada perubahan modus dalam perjokian seleksi CPNS kali ini. Dahulu orang yang mengantikan perserta tes CPNS dikatakan joki.

"Sekarang ada laporan metode konvensional seperti itu sudah tidak dilakukan lagi, adanya jeda waktu memungkinkan seseorang atau joki untuk mengantikan jawaban perserta tes," imbuh Oman.

Ia menduga sistem perjokian tersebut bisa saja dilakukan oleh oknum panitia. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan saat proses test seleksi CPNS.

"Itu bisa dilakukan oleh oknum panitia, karena itu harus diminimalisir jeda waktu selesai proses ujian," tuturnya.

Jakarta - Indonesia Coruption Watch (ICW) bersama Konsorsium LSM Pemantau CPNS 2013 akan mengawasai ketat proses tes CPNS pada Minggu (3/11/2013) besok. Diharapkan proses seleksi menghasil birokrat yang bersih.

"Bersama konsorsium melakukan pemantauan CPNS 3 November demi jaringan birokat bersih, perlu dipantau ketat di seluruh Indonesia baik jalur umum maupun honorer," ujar peneliti ICW Ade Irawan dalam konferensi pers di kantornya, Jalan Kalibata Timur IV D, Jakarta Selatan, Sabtu (2/11/2013).

Menurutnya pemantauan dalam proses seleksi CPNS juga sebagai langkah pencegahan korupsi dalam birokrasi.

"Salah satu upaya tindak pencegahan korupsi di birokrasi jika rekuitmen bersih maka akan menghasilkan orang-orang yang tidak terpengaruh budaya korupsi yang sitemik," imbuhnya.

Bagi masyarakat, menjadi PNS sendiri merupakan profesi idaman. Berdasarkan data dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) ada 65 ribu lowongan CPNS 2013 dengan jumlah pendaftar mencapai 1 juta peserta.

"CPNS bagian penting sebagai birokrasi yang merupakan mesin negara, sehingga rekuitmen yang korup menjadi salah satu masalah. Karena mereka sudah mementingkan diri sendiri sehingga tidak lagi melayani rakyat melainkan kekuasaan pribadi," tutur Ade.