- Beranda
- The Lounge
Ternyata ada yang lebih konyol dari pesta 5 tahunan yang menyerap165 Triliyun Rupiah
...
TS
Vydhran
Ternyata ada yang lebih konyol dari pesta 5 tahunan yang menyerap165 Triliyun Rupiah
melihat thread sebelah ini 165 Triliyun Rupiah Menguap untuk Sebuah Pesta "Konyol" ane cukup miris, TS nya jeli sekali dalam menjabarkannya.
tapi setelah dipikir2 ternyata ada yang lebih konyol lagi dari yang TS sebelah jabarkan yakni
Subsidi BBM dari tahun ke tahun
JAKARTA, KAMIS - Rapat Panja Asumsi RAPBN 2009 Panitia Anggaran (Panggar) DPR pada hari Rabu (10/9) dan Kamis (11/9) menyepakati total subsidi BBM tahun 2009 sebesar Rp100,6 triliun atau turun dari subsidi tahun 2008 yang berjumlah total Rp101,4 triliun.
Wakil Ketua Panggar/Koordinator Panja Asumsi RAPBN 2009 DPR, Harry Azhar Azis dalam pesan singkatnya kepada Kompas.com mengatakan, total konsumsi BBM 36,9 juta KL. Total konsumsi ini naik 3 persen dari APBNP 2008 (35,6 juta KL) atau 13 persen dari usulan awal pemerintah Mei lalu dalam Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) 2009 yaitu 32,6 juta KL.
Jika dirinci, total konsumsi tersebut terdiri dari premium 19,4 juta KL, minyak tanah 5,8 juta KL, solar 11,6 juta KL, konversi minyak tanah ke LPG 4 juta KL dan alpha 8 (dari 8,36). "Nilai subsidi BBM tahun 2009 turun 20 persen dari subsidi APBNP 2008. Sementara, untuk subsidi listrik masih terus dibahas panggar saat ini," demikian Harry Azhar Azis.
Untuk Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) disepakati untuk pertambangan umum Rp15,3 triliun, postel Rp7 triliun, kepolisian Rp1,8 triliun dan kehutanan Rp2,5 triliun. (ING)
sumber
JAKARTA. Realisasi subsidi dalam APBN Perubahan 2010 tercatat lebih tinggi Rp 12,8 triliun dari total pagu subsidi sebesar Rp 201,3 triliun. Ini terkait lebih tingginya beban subsidi listrik yang mencapai 104,5% dari pagu Rp 55,1 triliun, dan subsidi non energi mencapai 129,5% dari pagu Rp 57,26 triliun.
Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Askolani memaparkannya dalam laporan evaluasi APBN Perubahan 2010.
Askolani menyebut, realisasi subsidi listrik tahun 2010 tercatat membengkak Rp 7,7 triliun. Peningkatan subsidi karena naiknya kebutuhan listrik dan tertundanya proyek 10.000 megawatt tahap pertama yang membuat kebutuhan BBM PLN lebih tinggi dari perkiraan.
Sementara itu, subsidi nonenergi 2010 mencapai Rp 74,2 triliun, atau membengkak Rp 16,9 triliun dari pagu Rp 57,26 triliun. Ini terkait adanya subsidi pangan berupa raskin ke-13 dan tambahan subsidi pajak. Dalam APBN-P 2010, pagu subsidi pangan sebesar Rp 13,9 triliun, sementara subs
Meski begitu, pembengkakan realisasi subsidi berkurang sekitar Rp 12,8 triliun karena tidak terlampauinya target subsidi BBM. Askolani menyebut, sepanjang 2010, realisasi subsidi BBM tercatat Rp 82,3 triliun, atau terjadi penghematan Rp 6,5 triliun atau 7,3% dari pagu subsidi BBM sebesar Rp 88,9 triliun.
"Walau kuota konsumsi BBM subsidi terlampaui, anggaran subsidinya tetap ada penghematan karena ada penguatan nilai tukar rupiah sepanjang 2010 sehingga tidak melampaui asumsi makro APBN-P," ujar Askolani. Realisasi rata-rata kurs rupiah terhadap dollar AS pada 2010 senilai Rp 9.087, sementara asumsi makro di APBN-P sebesar Rp 9.200.
sumber
[JAKARTA] Anggota Komisi XI DPR, Kemal Azis Stamboel menyayangkan pembengkakan anggaran subsidi energi, terutama BBM yang menggerus anggaran 2011.
“Untuk subsidi BBM, LNG, dan BBN ada menyedot anggaran tambahan sebesar Rp 35,5 triliun dan subsidi listrik membengkak Rp 24,9 triliun. Pembengkakan ini menyebabkan alokasi anggaran tambahan sebesar Rp 60,4 triliun dan menyebabkan sisa pembiayaan anggaran lebih (Silpa) turun drastis dari seharusnya”, paparnya.
Sebagaimana diketahui, dalam APBN-P 2011 subsidi BBM, LNG, dan BBN ditetapkan sebesar Rp 129,7 triliun, dan subsidi listrik sebesar Rp 65,6 triliun. Dan realisasi untuk subsidi BBM, LNG, dan BBN 2011 menjadi Rp 165,2 triliun atau mencapai 127,4%, sedangkan realisasi subsidi listrik mencapai Rp 90,5 triliun atau 138%.
Sedangkan realisasi belanja pegawai mencapai 94% dari anggaran sebesar Rp 189,2 triliun dan realisasi belanja modal hanya 82,2% dari pagu anggaran yang sebesar Rp 140,95 triliun. Sehingga secara kumulatif realisasi Belanja Pemerintah Pusat mencapai 96,7% dan realisasi belanja negara keseluruhan sebesar 97,6%.
“Jadi dari sini kita dapat lihat bahwa realisasi belanja negara keseluruhan sebesar 97,6%, juga akibat dari inefisiensi pembengkakkan subsidi energi. Bukan karena penyerapan belanja barang dan belanja modal yang baik. Ada relokasi anggaran ke sana. Kita berharap ini menjadi catatan penting pemerintah untuk diperbaiki,” tambahnya.
Kemal berharap, dana Silpa 2011 Rp 39,2 yang akan ditambahkan dengan Saldo Anggaran Lebih (SAL) dapat di optimalkan penggunaannya untuk pemerataan dan menggerakan ekonomi pertanian dan pedesaan. Atau sebagian juga dapat juga dialokasikan untuk tunjangan guru-guru swasta yang masih terabaikan agar mereka memiliki upah minimum guru yang layak.
Menurut informasi dari Kementerian Keuangan, SAL tahun lalu tersisa sebesar Rp 57,42 triliun, karena sudah digunakan sebesar Rp 40,32 triliun. Sehingga kalau SAL dan Silpa 2011 digabung akan mencapai Rp 96,6 triliun. “Kalau sisa anggaran ini dialokasikan ke sana, maka dampak ekonominya akan sangat besar”, tegas Anggota DPR dari FPKS ini. [PR/L-8]
sumber
JAKARTA. Tingginya konsumsi BBM bersubsidi pada tahun 2012 lalu membuat realisasi anggaran subsidi BBM membengkak. Hingga akhir tahun, realisasi subsidi BBM mencapai Rp 211,9 triliun.
Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan Agus Suprijanto menjelaskan per 28 Desember 2012 realisasi anggaran subsidi BBM mencapai Rp 211,9 triliun. Angka ini lebih tinggi ketimbang pagu APBNP 2012 yang sebesar Rp 137,4 triliun.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengakui realisasi anggaran subsidi BBM tahun 2012 memang cukup tinggi, mencapai Rp 211,9 triliun. "Kalau melihat jumlah kuotanya, realisasi subsidi sebesar Rp 211,9 triliun itu akan dibayarkan di tahun 2012, dan sisanya akan di carry over ke tahun 2013 setelah selesai auditnya," ujarnya Kamis (3/1).
Sementara itu, realisasi subsidi listrik per 28 Desember 2012 sebesar Rp 94,6 triliun atau lebih tinggi ketimbang pagu APBNP 2012 yang sebesar Rp 65 triliun. Agus Suprijanto menuturkan, subsidi listrik memang agak lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan semula pemerintah memperkirakan realisasi anggaran subsidi listrik hingga akhir tahun 2012 bisa mencapai Rp 89,1 triliun. Namun, rupanya pertumbuhan konsumsi listrik tahun ini jauh tinggi dari yang diperkirakan.
Menurut Bambang, dalam APBNP 2012 pemerintah memperkirakan pertumbuhan konsumsi listrik tahun 2012 sebesar 7%. "Tapi ternyata pertumbuhan (konsumsinya) hampir 10%. Kalau pertumbuhannya di atas perkiraan, maka kemungkinan subsidi akan naik," katanya.
Untuk BBM bersubsidi, dalam APBNP 2012 pemerintah mengalokasikan kuota subsidi BBM sebesar 40 juta kilo liter dengan anggaran sebesar Rp 137,4 triliun. Namun, pada Oktober 2012 pemerintah telah mendapat persetujuan Badan Anggaran DPR untuk menambah kuota BBM bersubsidi sebesar 4,04 juta kilo liter.
Anggaran tambahan yang digelontorkan untuk subsidi BBM kala itu sebesar Rp 79,47 triliun. Pada saat yang bersamaan, Banggar DPR juga menyetujui penggunaan anggaran cadangan subsidi energi dalam APBNP 2012 sebesar Rp 23 triliun untuk menambal pembengkakan subsidi listrik tahun 2012.
Menjelang akhir tahun, Banggar DPR kembali mengabulkan permohonan pemerintah untuk menambah lagi kuota BBM bersubsidi sebesar 1,23 juta kilo liter. Pemerintah memperkirakan anggaran tambahan untuk kuota ini sekitar Rp 6 triliun.
Catatan saja, berdasarkan laporan Pertamina dari total kuota BBM bersubsidi tahun 2012 sebesar 45,27 juta kilo liter, hingga akhir tahun 2012 masih ada sisa kuota BBM bersubsidi sekitar 77.000 kilo liter.
Sebelumnya, Menkeu menjelaskan meningkatnya harga minyak mentah Indonesia (ICP) membuat anggaran subsidi energi yang di dalam APBNP 2012 ditetapkan sebesar Rp 202,4 triliun membengkak menjadi Rp 305,9 triliun. Nah, "Sumber dana yang akan digunakan untuk pembayaran itu diantaranya dari tambahan penerimaan migas, penghematan subsidi non energi, penghematan belanja yang tidak terserap optimal, dan cadangan risiko energi," jelasnya beberapa waktu lalu.
sumber
Besar subsidi yang dikeluarkan Pemerintah sejak 2007-2013 (dalam Milyar) (Sumber data Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013)
Ternyata kitalah Badut dari segala badut, dengan lonjakan kelas menengah dari yang sekian juta hingga menjadi 74 juta jiwa yang memiliki penghasilan lebih dari 5 juta rupiah akan tetapi miris untuk BBM aja masih make yang subsidi
hayu kita berhitung bbm subsidi dari 2007-2013 diambil dari grafik yah
2007. 83792,3
2008. 139106,7
2009. 45039,4
2010. 82351,3
2011. 165161,3
2012. 137379,8
2013. 193805,2
Total : 846636 milyar atau
846.636 TRILIUN RUPIAH bandingkan dengan pesta rakyat tahunan 163 Triliun hmmmm gede mana yahhh
Kesimpulannya, jgn terlalu mengkritik pemerintah sedangkan kesalahan kita dianggap lunas dengan membayar pajak, Mengutip kata aa agym,
"mulailah dari diri sendiri, dan mulailah dari sekarang"
PS: TS sudah menggunakan pertamax untuk motor, mobil TS FORD TELSTAR 86 ngk bisa dikasih pertamax jd masih minum premium hehehehe....klo TS boleh saran mobil jika berat pake pertamax minimal motornya pertamax biar sedikit meringankan beban negara
klo mau liat bukti nanti yah, kemarin soalnya baru isi full tank pertamax paling 1-2 minggu lagi ane upload pembelian pertamaxnya
TS ngk minta cendol ataupun Bata,,TS cmn minta mari kita merenung
tapi setelah dipikir2 ternyata ada yang lebih konyol lagi dari yang TS sebelah jabarkan yakni
Spoiler for pesta konyol:
Subsidi BBM dari tahun ke tahun
Spoiler for subsidi BBM 2009:
JAKARTA, KAMIS - Rapat Panja Asumsi RAPBN 2009 Panitia Anggaran (Panggar) DPR pada hari Rabu (10/9) dan Kamis (11/9) menyepakati total subsidi BBM tahun 2009 sebesar Rp100,6 triliun atau turun dari subsidi tahun 2008 yang berjumlah total Rp101,4 triliun.
Wakil Ketua Panggar/Koordinator Panja Asumsi RAPBN 2009 DPR, Harry Azhar Azis dalam pesan singkatnya kepada Kompas.com mengatakan, total konsumsi BBM 36,9 juta KL. Total konsumsi ini naik 3 persen dari APBNP 2008 (35,6 juta KL) atau 13 persen dari usulan awal pemerintah Mei lalu dalam Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) 2009 yaitu 32,6 juta KL.
Jika dirinci, total konsumsi tersebut terdiri dari premium 19,4 juta KL, minyak tanah 5,8 juta KL, solar 11,6 juta KL, konversi minyak tanah ke LPG 4 juta KL dan alpha 8 (dari 8,36). "Nilai subsidi BBM tahun 2009 turun 20 persen dari subsidi APBNP 2008. Sementara, untuk subsidi listrik masih terus dibahas panggar saat ini," demikian Harry Azhar Azis.
Untuk Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) disepakati untuk pertambangan umum Rp15,3 triliun, postel Rp7 triliun, kepolisian Rp1,8 triliun dan kehutanan Rp2,5 triliun. (ING)
sumber
Spoiler for subsidi BBM 2010:
JAKARTA. Realisasi subsidi dalam APBN Perubahan 2010 tercatat lebih tinggi Rp 12,8 triliun dari total pagu subsidi sebesar Rp 201,3 triliun. Ini terkait lebih tingginya beban subsidi listrik yang mencapai 104,5% dari pagu Rp 55,1 triliun, dan subsidi non energi mencapai 129,5% dari pagu Rp 57,26 triliun.
Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Askolani memaparkannya dalam laporan evaluasi APBN Perubahan 2010.
Askolani menyebut, realisasi subsidi listrik tahun 2010 tercatat membengkak Rp 7,7 triliun. Peningkatan subsidi karena naiknya kebutuhan listrik dan tertundanya proyek 10.000 megawatt tahap pertama yang membuat kebutuhan BBM PLN lebih tinggi dari perkiraan.
Sementara itu, subsidi nonenergi 2010 mencapai Rp 74,2 triliun, atau membengkak Rp 16,9 triliun dari pagu Rp 57,26 triliun. Ini terkait adanya subsidi pangan berupa raskin ke-13 dan tambahan subsidi pajak. Dalam APBN-P 2010, pagu subsidi pangan sebesar Rp 13,9 triliun, sementara subs
Meski begitu, pembengkakan realisasi subsidi berkurang sekitar Rp 12,8 triliun karena tidak terlampauinya target subsidi BBM. Askolani menyebut, sepanjang 2010, realisasi subsidi BBM tercatat Rp 82,3 triliun, atau terjadi penghematan Rp 6,5 triliun atau 7,3% dari pagu subsidi BBM sebesar Rp 88,9 triliun.
"Walau kuota konsumsi BBM subsidi terlampaui, anggaran subsidinya tetap ada penghematan karena ada penguatan nilai tukar rupiah sepanjang 2010 sehingga tidak melampaui asumsi makro APBN-P," ujar Askolani. Realisasi rata-rata kurs rupiah terhadap dollar AS pada 2010 senilai Rp 9.087, sementara asumsi makro di APBN-P sebesar Rp 9.200.
sumber
Spoiler for subsidi BBM 2011:
[JAKARTA] Anggota Komisi XI DPR, Kemal Azis Stamboel menyayangkan pembengkakan anggaran subsidi energi, terutama BBM yang menggerus anggaran 2011.
“Untuk subsidi BBM, LNG, dan BBN ada menyedot anggaran tambahan sebesar Rp 35,5 triliun dan subsidi listrik membengkak Rp 24,9 triliun. Pembengkakan ini menyebabkan alokasi anggaran tambahan sebesar Rp 60,4 triliun dan menyebabkan sisa pembiayaan anggaran lebih (Silpa) turun drastis dari seharusnya”, paparnya.
Sebagaimana diketahui, dalam APBN-P 2011 subsidi BBM, LNG, dan BBN ditetapkan sebesar Rp 129,7 triliun, dan subsidi listrik sebesar Rp 65,6 triliun. Dan realisasi untuk subsidi BBM, LNG, dan BBN 2011 menjadi Rp 165,2 triliun atau mencapai 127,4%, sedangkan realisasi subsidi listrik mencapai Rp 90,5 triliun atau 138%.
Sedangkan realisasi belanja pegawai mencapai 94% dari anggaran sebesar Rp 189,2 triliun dan realisasi belanja modal hanya 82,2% dari pagu anggaran yang sebesar Rp 140,95 triliun. Sehingga secara kumulatif realisasi Belanja Pemerintah Pusat mencapai 96,7% dan realisasi belanja negara keseluruhan sebesar 97,6%.
“Jadi dari sini kita dapat lihat bahwa realisasi belanja negara keseluruhan sebesar 97,6%, juga akibat dari inefisiensi pembengkakkan subsidi energi. Bukan karena penyerapan belanja barang dan belanja modal yang baik. Ada relokasi anggaran ke sana. Kita berharap ini menjadi catatan penting pemerintah untuk diperbaiki,” tambahnya.
Kemal berharap, dana Silpa 2011 Rp 39,2 yang akan ditambahkan dengan Saldo Anggaran Lebih (SAL) dapat di optimalkan penggunaannya untuk pemerataan dan menggerakan ekonomi pertanian dan pedesaan. Atau sebagian juga dapat juga dialokasikan untuk tunjangan guru-guru swasta yang masih terabaikan agar mereka memiliki upah minimum guru yang layak.
Menurut informasi dari Kementerian Keuangan, SAL tahun lalu tersisa sebesar Rp 57,42 triliun, karena sudah digunakan sebesar Rp 40,32 triliun. Sehingga kalau SAL dan Silpa 2011 digabung akan mencapai Rp 96,6 triliun. “Kalau sisa anggaran ini dialokasikan ke sana, maka dampak ekonominya akan sangat besar”, tegas Anggota DPR dari FPKS ini. [PR/L-8]
sumber
Spoiler for subsidi BBM 2012:
JAKARTA. Tingginya konsumsi BBM bersubsidi pada tahun 2012 lalu membuat realisasi anggaran subsidi BBM membengkak. Hingga akhir tahun, realisasi subsidi BBM mencapai Rp 211,9 triliun.
Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan Agus Suprijanto menjelaskan per 28 Desember 2012 realisasi anggaran subsidi BBM mencapai Rp 211,9 triliun. Angka ini lebih tinggi ketimbang pagu APBNP 2012 yang sebesar Rp 137,4 triliun.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengakui realisasi anggaran subsidi BBM tahun 2012 memang cukup tinggi, mencapai Rp 211,9 triliun. "Kalau melihat jumlah kuotanya, realisasi subsidi sebesar Rp 211,9 triliun itu akan dibayarkan di tahun 2012, dan sisanya akan di carry over ke tahun 2013 setelah selesai auditnya," ujarnya Kamis (3/1).
Sementara itu, realisasi subsidi listrik per 28 Desember 2012 sebesar Rp 94,6 triliun atau lebih tinggi ketimbang pagu APBNP 2012 yang sebesar Rp 65 triliun. Agus Suprijanto menuturkan, subsidi listrik memang agak lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan semula pemerintah memperkirakan realisasi anggaran subsidi listrik hingga akhir tahun 2012 bisa mencapai Rp 89,1 triliun. Namun, rupanya pertumbuhan konsumsi listrik tahun ini jauh tinggi dari yang diperkirakan.
Menurut Bambang, dalam APBNP 2012 pemerintah memperkirakan pertumbuhan konsumsi listrik tahun 2012 sebesar 7%. "Tapi ternyata pertumbuhan (konsumsinya) hampir 10%. Kalau pertumbuhannya di atas perkiraan, maka kemungkinan subsidi akan naik," katanya.
Untuk BBM bersubsidi, dalam APBNP 2012 pemerintah mengalokasikan kuota subsidi BBM sebesar 40 juta kilo liter dengan anggaran sebesar Rp 137,4 triliun. Namun, pada Oktober 2012 pemerintah telah mendapat persetujuan Badan Anggaran DPR untuk menambah kuota BBM bersubsidi sebesar 4,04 juta kilo liter.
Anggaran tambahan yang digelontorkan untuk subsidi BBM kala itu sebesar Rp 79,47 triliun. Pada saat yang bersamaan, Banggar DPR juga menyetujui penggunaan anggaran cadangan subsidi energi dalam APBNP 2012 sebesar Rp 23 triliun untuk menambal pembengkakan subsidi listrik tahun 2012.
Menjelang akhir tahun, Banggar DPR kembali mengabulkan permohonan pemerintah untuk menambah lagi kuota BBM bersubsidi sebesar 1,23 juta kilo liter. Pemerintah memperkirakan anggaran tambahan untuk kuota ini sekitar Rp 6 triliun.
Catatan saja, berdasarkan laporan Pertamina dari total kuota BBM bersubsidi tahun 2012 sebesar 45,27 juta kilo liter, hingga akhir tahun 2012 masih ada sisa kuota BBM bersubsidi sekitar 77.000 kilo liter.
Sebelumnya, Menkeu menjelaskan meningkatnya harga minyak mentah Indonesia (ICP) membuat anggaran subsidi energi yang di dalam APBNP 2012 ditetapkan sebesar Rp 202,4 triliun membengkak menjadi Rp 305,9 triliun. Nah, "Sumber dana yang akan digunakan untuk pembayaran itu diantaranya dari tambahan penerimaan migas, penghematan subsidi non energi, penghematan belanja yang tidak terserap optimal, dan cadangan risiko energi," jelasnya beberapa waktu lalu.
sumber
Spoiler for grafik subsidi:
Besar subsidi yang dikeluarkan Pemerintah sejak 2007-2013 (dalam Milyar) (Sumber data Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013)
Spoiler for Kenyataan yang miris:
Ternyata kitalah Badut dari segala badut, dengan lonjakan kelas menengah dari yang sekian juta hingga menjadi 74 juta jiwa yang memiliki penghasilan lebih dari 5 juta rupiah akan tetapi miris untuk BBM aja masih make yang subsidi
hayu kita berhitung bbm subsidi dari 2007-2013 diambil dari grafik yah
2007. 83792,3
2008. 139106,7
2009. 45039,4
2010. 82351,3
2011. 165161,3
2012. 137379,8
2013. 193805,2
Total : 846636 milyar atau
846.636 TRILIUN RUPIAH bandingkan dengan pesta rakyat tahunan 163 Triliun hmmmm gede mana yahhh
Kesimpulannya, jgn terlalu mengkritik pemerintah sedangkan kesalahan kita dianggap lunas dengan membayar pajak, Mengutip kata aa agym,
"mulailah dari diri sendiri, dan mulailah dari sekarang"
PS: TS sudah menggunakan pertamax untuk motor, mobil TS FORD TELSTAR 86 ngk bisa dikasih pertamax jd masih minum premium hehehehe....klo TS boleh saran mobil jika berat pake pertamax minimal motornya pertamax biar sedikit meringankan beban negara
klo mau liat bukti nanti yah, kemarin soalnya baru isi full tank pertamax paling 1-2 minggu lagi ane upload pembelian pertamaxnya
TS ngk minta cendol ataupun Bata,,TS cmn minta mari kita merenung
0
3.4K
Kutip
20
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.4KThread•84.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya