- Beranda
- The Lounge
Buruh yang gk tau diri, mending angkat kaki aja gk usah jadi buruh
...
TS
pakarsejarah
Buruh yang gk tau diri, mending angkat kaki aja gk usah jadi buruh
Menyikapi keadaan terakhir yg dilakukan oleh buruh dgn demo menuntu kenaikan UMP yg terbilang seenak jidat nya.
Maka sy ingin menekankan beberapa hal, antara lain :
- Kl sudah kerja jadi buruh dan ternyata merasa tidak cukup untuk cicil ini itu, ya tau diri aja lha, kurangi cicilan yg gk perlu, hilangkan konsumsi hal2 yg tidak berguna seperti : cicilan motor mewah, terutama rokok, dll
- Menjadi buruh bkn sesuatu yg tercela, tp ingat...buruh itu pekerjaan yg dmn si pencari kerja yg lebih membutuhkan pekerjaan tsb, dlm artian sangat byk yg berharap bs diterima kerja walaupun hanya jadi buruh.
Jadi sekali lagi harap tau diri lha, sangat mudah utk perusahaan memecat buruh karena msh byk yg antri utk mengisi posisi sebagai buruh dikarenakan tidak memerlukan keahlian akademis & konseptual ( bisa dipelajari dlm waktu singkat )
- Mental & pola pikir buruh di Indonesia ini sangat kerdil, merasa paling benar sendiri tanpa memikirkan hal atau dampak lain nya.
Pernahkah kaum buruh memikirkan kl misalkan UMP naik, apakah nilai jual produksi tidak ikut naik ?
Dan jika naik maka apakah tidak berimbas pada daya beli konsumen yg dmn akan berimbas pd kenaikan di segala lingkup bisnis & kehidupan ?
Sehingga jika sudah begitu maka apakah kaum profesi lain juga tidak ikut menuntut kenaikan gaji disebabkan karena kenaikan kebutuhan hidup tsb ?
- Manusia yg cerdas, manusia yg bijaksana, manusia yg beragama, manusia yg tidak MUNAFIK, akan berpikir spt ini :
"Sudah tau kl suatu hal itu nilai nya buruk, maka jgn dicoba, dan walaupun terpaksa harus mencoba, jgn lha terlalu lama. Segera persiapkan diri utk meninggalkan nya dan menuju sesuatu yg lebih baik"
Arti nya apa dlm hal ini ?
Buruh itu profesi yg berada di urutan terbawah dlm hal ketenagakerjaan, tidak ada manusia yg mau ada di level tsb kl tidak terpaksa.
Jadi setidak nya manusia itu hrs tau diri dia ada di level yg mn, kl memank tidak suka dgn situasi kondisi di level profesi tsb, ya bebas dipersilahkan mencari lapangan kerja ( wiraswasta, dll ) atau melamar sbg profesi lain di perusahaan lain.
Masih byk koq lapangan kerja yg formal maupun non formal, yg jadi masalah 1 yaitu attitude & empati para calon SDM ( masalah skill / keahlian itu relatif )
- Terakhir, bedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Sy miris melihat apa yg diucapkan atau dituntut oleh para buruh itu tidak sesuai dgn sifat bersahaja.
Sekali lagi yg mau ditekankan di sini yaitu mohon tau diri anda ini para buruh ini siapa ?
Menuntut cicilan rumah, cicilan motor, uang ini uang itu dgn mengatasnamakan hak buruh ???
Koq udah dikasih pekerjaan dgn tingkat pendidikan / skill yg sesuai, malah menuntut penghargaan selevel sarjana dll.
Kl tidak siap jadi buruh, silahkan anda angkat kaki.
Ibarat pepatah "Dikasih hati koq minta jantung"
Pesan TS :
Maka sy ingin menekankan beberapa hal, antara lain :
- Kl sudah kerja jadi buruh dan ternyata merasa tidak cukup untuk cicil ini itu, ya tau diri aja lha, kurangi cicilan yg gk perlu, hilangkan konsumsi hal2 yg tidak berguna seperti : cicilan motor mewah, terutama rokok, dll
- Menjadi buruh bkn sesuatu yg tercela, tp ingat...buruh itu pekerjaan yg dmn si pencari kerja yg lebih membutuhkan pekerjaan tsb, dlm artian sangat byk yg berharap bs diterima kerja walaupun hanya jadi buruh.
Jadi sekali lagi harap tau diri lha, sangat mudah utk perusahaan memecat buruh karena msh byk yg antri utk mengisi posisi sebagai buruh dikarenakan tidak memerlukan keahlian akademis & konseptual ( bisa dipelajari dlm waktu singkat )
- Mental & pola pikir buruh di Indonesia ini sangat kerdil, merasa paling benar sendiri tanpa memikirkan hal atau dampak lain nya.
Pernahkah kaum buruh memikirkan kl misalkan UMP naik, apakah nilai jual produksi tidak ikut naik ?
Dan jika naik maka apakah tidak berimbas pada daya beli konsumen yg dmn akan berimbas pd kenaikan di segala lingkup bisnis & kehidupan ?
Sehingga jika sudah begitu maka apakah kaum profesi lain juga tidak ikut menuntut kenaikan gaji disebabkan karena kenaikan kebutuhan hidup tsb ?
- Manusia yg cerdas, manusia yg bijaksana, manusia yg beragama, manusia yg tidak MUNAFIK, akan berpikir spt ini :
"Sudah tau kl suatu hal itu nilai nya buruk, maka jgn dicoba, dan walaupun terpaksa harus mencoba, jgn lha terlalu lama. Segera persiapkan diri utk meninggalkan nya dan menuju sesuatu yg lebih baik"
Arti nya apa dlm hal ini ?
Buruh itu profesi yg berada di urutan terbawah dlm hal ketenagakerjaan, tidak ada manusia yg mau ada di level tsb kl tidak terpaksa.
Jadi setidak nya manusia itu hrs tau diri dia ada di level yg mn, kl memank tidak suka dgn situasi kondisi di level profesi tsb, ya bebas dipersilahkan mencari lapangan kerja ( wiraswasta, dll ) atau melamar sbg profesi lain di perusahaan lain.
Masih byk koq lapangan kerja yg formal maupun non formal, yg jadi masalah 1 yaitu attitude & empati para calon SDM ( masalah skill / keahlian itu relatif )
- Terakhir, bedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Sy miris melihat apa yg diucapkan atau dituntut oleh para buruh itu tidak sesuai dgn sifat bersahaja.
Sekali lagi yg mau ditekankan di sini yaitu mohon tau diri anda ini para buruh ini siapa ?
Menuntut cicilan rumah, cicilan motor, uang ini uang itu dgn mengatasnamakan hak buruh ???
Koq udah dikasih pekerjaan dgn tingkat pendidikan / skill yg sesuai, malah menuntut penghargaan selevel sarjana dll.
Kl tidak siap jadi buruh, silahkan anda angkat kaki.
Ibarat pepatah "Dikasih hati koq minta jantung"
Pesan TS :
Spoiler for pesan:
Diubah oleh pakarsejarah 01-11-2013 01:44
0
4.1K
64
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923KThread•83.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru