- Beranda
- Lounge Pictures
TANAH MAS Semarang. Bekas Perumahan Elite yg Hampir Ditelan Air.
...
TS
chikz2
TANAH MAS Semarang. Bekas Perumahan Elite yg Hampir Ditelan Air.
halo agan semua...
thread pertama saya di lounge yang sengaja saya buat akan keprihatinan saya ketika melewati kompleks tanah mas, Semarang.
buat kaskuser yg domisili semarang dan sekitarnya pasti tau kawasan itu..
oke, langsung aja..
TANAH MAS, Semarang
Quote:
Golden Land, itu adalah istilah yang sering digunakan oleh beberapa teman yang saat ini masih tinggal di perumahan Tanah Mas di kota Semarang, istilah ini sering dipergunakan karena nama Tanah Mas terlanjur identik dengan banjir rutin dan rusaknya jalan lingkungan.
Menurut informasi, Tanah Mas adalah konsep perumahan pertama yang dipasarkan dengan system KPR BTN sejak awal tahun 1970 an. Perumahan ini dikembangkan oleh seorang “entreperenure sejati, bapak Djamin, yang seorang mantan sopir truk”. Dan merupakan perumahan dengan lokasi yang sangat strategis, bahkan sampai sekarang. Perumahan ini hanya berjarak 2 km dari Stasiun Poncol, 3 km dari Tugu Muda dan kurang dari 4 km dari Pasar Johar, pasar terbesar dan tertua di kota Semarang. Dipasarkan dengan luas tanah 100m2 (type C), 120 m2 (type CM) dan type B dan A dengan ukuran tanah dan bangunan yang lebih besar.
Kemunculan Tanah Mas membuka pandangan baru tentang konsep rumah bagi kebanyakan orang Semarang dan sekitarnya, rumah rumah yang tersusun rapi dan nyaris seragam bentuknya dalam satu blok, dengan pohon penghijauan yang tertata rapi menghiasi sepanjang jalan lingkungan yang ada diperumahan saat itu, betul betul merupakan konsep baru.
Dalam waktu singkat, perumahan ini menjadi dambaan dan tujuan keluarga professional muda yang bekerja di Semarang dan sekitarnya sehingga kalau kita amati, penghuni perumahan ini berasal dari banyak kota, baik di Jawa Tengah maupun luar Jawa Tengah.
Bertahun tahun Tanah Mas menjadi kebanggaan bagi penghuninya dan tentunya harga jual pun merambat naik, bahkan ketika beberapa perumahan baru mulai muncul, Tanah Mas tetap merupakan perumahan favorit. Perumahan Bukit Sari diawal pemasarannya, harga jual tanahnya per m2 masih lebih murah dari Tanah Mas, begitu juga perumnas Banyumanik.
Tahun 1983, harga jual tanah sekitar Rp. 60.000,- per m2 (untuk rumah type CM, dengan luas 120 m2). Saat itu harga jual tanah di Jalan Imam Bonjol masih sekitar Rp. 50.000,-
Bersamaan dengan pembangunan perumahan baru dikawasan pantai kota Semarang sekitar tahun 1987, maka “tetangga dekat” mulai main kerumah, “air pasang laut” mulai merambah jalan jalan lingkungan, dan dibeberapa blok mulai masuk ke halaman dan bahkan kedalam rumah.
Beberapa tetangga saat Siskamling saat itu sempat menyalahkan pembangunan perumahan Puri Anjasmoro, kata mereka akibat Puri Anjasmoro diurug, maka air laut naik dan Tanah Mas banjir. Benarkah?
Tentunya salah karena pengurugan pantai tidak menaikkan muka air pasang, karena misalnya luasan yang diurug = 100 HA, rata rata diurug 5m. Volume urugan = 1.000.000 x 5 = 5.000.000 m3 (jumlah yang terlihat sangat besar). Tetapi urugan tersebut masuknya bertahap, dan air laut yang dipindahkan oleh urugan tersebut disebar ke seluruh permukaan laut yang luasnya ribuan km2 … jadi kenaikan air laut tidak akan lebih dari 1 – 5 mm.
Naiknya muka air laut lebih banyak disebabkan oleh penurunan tanah yang disebabkan pemadatan tanah asal yang berupa tambak dan tanah urug itu sendiri, kecepatan penurunan tanah dipercepat oleh pengambilan air tanah yang berlebihan http://green.kompasiana.com/iklim/20...n-tenggelam-1/dan http://green.kompasiana.com/iklim/20...n-tenggelam-2/
1988, Desember tahun 1988 saat Semarang diguyur hujan yang sangat lebat dimalam hari bersamaan dengan tingginya air pasang, membuat hampir seluruh rumah di Tanah Mas tergenang oleh banjir. Bersamaan dengan kenaikan pasang dan makin seringnya banjir pasang masuk ke perumahan, maka harga jual rumah menjadi stagnan. Makin seringnya banjir melanda Tanah Mas, jalan jalan lingkungan mulai rusak dan warga mulai berlomba meninggikan rumah mereka serta jalan lingkungan masing masing dan Tanah Mas dinobatkan sebagai Perumahan yang kumuh, dan banjir …. Rumah penulis yang sudah lebih 15 tahun tidak dihuni, saat ini kusen pintu depan posisinya sudah berada dibawah jalan, jadi jalan didepan rumah sudah dinaikkan lebih dari 2,5 m. sebagai perbandingan harga jual tanah tahun 2010, Tanah Mas sekitar 800.000 – 1.000.000 sedangkan tanah di Jalan Imam Bonjol sudah sekitar 3 – 5 juta … (malangnya investasi rumah di Tanah Mas).
2010, Tanah Mas masa depan …
Pemda mulai membangun beberapa Polder sebagai pengendali banjir Semarang bawah, khususnya Semarang diantara 2 sungai banjir kanal Barat dan Timur yang berhulu di daerah atas.
Polder yang dibangun di kawasan Tanah Mas Baruna (yang sempat menjadi perebutan siapa pemilik ganti rugi dari pemda, Pelindo sebagai pemegang HPL, atau PT. Tanah Mas sebagai pemilik Sertifikat HGB). Pembangunan Polder dengan dasar (kabarnya 7m dibawah permukaan laut) yang dilengkapi dengan pintu air serta akan dilengkapi dengan pompa yang debitnya cukup besar, tentunya akan memberi harapan bagi warga Semarang bawah umumnya dan warga Tanah Mas khususnya untuk bisa hidup tanpa banjir.
Rencana pemda yang kami dengar dari teman yang masih tinggal di Tanah Mas, setelah polder jadi dan berfungsi, maka sepanjang kali Semarang dan saluran yang membelah perumahan Tanah Mas, tepinya akan dipancang beton (site pile?) agar saat dasar sungai dikeruk sedalam 2-3 m tanah lunak dikiri dan kanan sungai (dibawah jalan dan rumah) tidak masuk lagi kedasar sungai.
Jika Polder yang dibangun Pemda bisa berfungsi dengan benar (tidak seperti Polder Tawang yang tidak bisa berfungsi sebagai pengendali banjir kawasan kota lama), maka perumahan Tanah Mas akan kembali menjadi kawasan Perumahan yang Ideal, seperti tahun 1970 an, lebih lebih saat ini perkembangan kawasan Simpang Lima, jalan Pemuda yang cukup pesat dengan dibangunnya beberapa Mall yang besar (menurut ukuran Semarang), Paragon dan DP Mall.
Semoga dengan kondisi banjir yang terkendali oleh akan selesainya Polder yang dibangun Pemda, kawasan Tanah Mas prospeknya akan lebih bagus dari Perumahan Tetangga yang pernah dituduh oleh teman-2 sebagai sumber banjirnya Tanah Mas dan Semoga penghuni Tanah Mas bisa lebih tenang dan nyaman untuk tetap tinggal di rumahnya, dan bisa membayangkan meningkatnya nilai investasi rumah mereka.
Dan rumah penulis dapat difungsikan kembali ataupun dijual dengan harga yang layak … :-P
Sumber
Menurut informasi, Tanah Mas adalah konsep perumahan pertama yang dipasarkan dengan system KPR BTN sejak awal tahun 1970 an. Perumahan ini dikembangkan oleh seorang “entreperenure sejati, bapak Djamin, yang seorang mantan sopir truk”. Dan merupakan perumahan dengan lokasi yang sangat strategis, bahkan sampai sekarang. Perumahan ini hanya berjarak 2 km dari Stasiun Poncol, 3 km dari Tugu Muda dan kurang dari 4 km dari Pasar Johar, pasar terbesar dan tertua di kota Semarang. Dipasarkan dengan luas tanah 100m2 (type C), 120 m2 (type CM) dan type B dan A dengan ukuran tanah dan bangunan yang lebih besar.
Kemunculan Tanah Mas membuka pandangan baru tentang konsep rumah bagi kebanyakan orang Semarang dan sekitarnya, rumah rumah yang tersusun rapi dan nyaris seragam bentuknya dalam satu blok, dengan pohon penghijauan yang tertata rapi menghiasi sepanjang jalan lingkungan yang ada diperumahan saat itu, betul betul merupakan konsep baru.
Dalam waktu singkat, perumahan ini menjadi dambaan dan tujuan keluarga professional muda yang bekerja di Semarang dan sekitarnya sehingga kalau kita amati, penghuni perumahan ini berasal dari banyak kota, baik di Jawa Tengah maupun luar Jawa Tengah.
Bertahun tahun Tanah Mas menjadi kebanggaan bagi penghuninya dan tentunya harga jual pun merambat naik, bahkan ketika beberapa perumahan baru mulai muncul, Tanah Mas tetap merupakan perumahan favorit. Perumahan Bukit Sari diawal pemasarannya, harga jual tanahnya per m2 masih lebih murah dari Tanah Mas, begitu juga perumnas Banyumanik.
Tahun 1983, harga jual tanah sekitar Rp. 60.000,- per m2 (untuk rumah type CM, dengan luas 120 m2). Saat itu harga jual tanah di Jalan Imam Bonjol masih sekitar Rp. 50.000,-
Bersamaan dengan pembangunan perumahan baru dikawasan pantai kota Semarang sekitar tahun 1987, maka “tetangga dekat” mulai main kerumah, “air pasang laut” mulai merambah jalan jalan lingkungan, dan dibeberapa blok mulai masuk ke halaman dan bahkan kedalam rumah.
Beberapa tetangga saat Siskamling saat itu sempat menyalahkan pembangunan perumahan Puri Anjasmoro, kata mereka akibat Puri Anjasmoro diurug, maka air laut naik dan Tanah Mas banjir. Benarkah?
Tentunya salah karena pengurugan pantai tidak menaikkan muka air pasang, karena misalnya luasan yang diurug = 100 HA, rata rata diurug 5m. Volume urugan = 1.000.000 x 5 = 5.000.000 m3 (jumlah yang terlihat sangat besar). Tetapi urugan tersebut masuknya bertahap, dan air laut yang dipindahkan oleh urugan tersebut disebar ke seluruh permukaan laut yang luasnya ribuan km2 … jadi kenaikan air laut tidak akan lebih dari 1 – 5 mm.
Naiknya muka air laut lebih banyak disebabkan oleh penurunan tanah yang disebabkan pemadatan tanah asal yang berupa tambak dan tanah urug itu sendiri, kecepatan penurunan tanah dipercepat oleh pengambilan air tanah yang berlebihan http://green.kompasiana.com/iklim/20...n-tenggelam-1/dan http://green.kompasiana.com/iklim/20...n-tenggelam-2/
1988, Desember tahun 1988 saat Semarang diguyur hujan yang sangat lebat dimalam hari bersamaan dengan tingginya air pasang, membuat hampir seluruh rumah di Tanah Mas tergenang oleh banjir. Bersamaan dengan kenaikan pasang dan makin seringnya banjir pasang masuk ke perumahan, maka harga jual rumah menjadi stagnan. Makin seringnya banjir melanda Tanah Mas, jalan jalan lingkungan mulai rusak dan warga mulai berlomba meninggikan rumah mereka serta jalan lingkungan masing masing dan Tanah Mas dinobatkan sebagai Perumahan yang kumuh, dan banjir …. Rumah penulis yang sudah lebih 15 tahun tidak dihuni, saat ini kusen pintu depan posisinya sudah berada dibawah jalan, jadi jalan didepan rumah sudah dinaikkan lebih dari 2,5 m. sebagai perbandingan harga jual tanah tahun 2010, Tanah Mas sekitar 800.000 – 1.000.000 sedangkan tanah di Jalan Imam Bonjol sudah sekitar 3 – 5 juta … (malangnya investasi rumah di Tanah Mas).
2010, Tanah Mas masa depan …
Pemda mulai membangun beberapa Polder sebagai pengendali banjir Semarang bawah, khususnya Semarang diantara 2 sungai banjir kanal Barat dan Timur yang berhulu di daerah atas.
Polder yang dibangun di kawasan Tanah Mas Baruna (yang sempat menjadi perebutan siapa pemilik ganti rugi dari pemda, Pelindo sebagai pemegang HPL, atau PT. Tanah Mas sebagai pemilik Sertifikat HGB). Pembangunan Polder dengan dasar (kabarnya 7m dibawah permukaan laut) yang dilengkapi dengan pintu air serta akan dilengkapi dengan pompa yang debitnya cukup besar, tentunya akan memberi harapan bagi warga Semarang bawah umumnya dan warga Tanah Mas khususnya untuk bisa hidup tanpa banjir.
Rencana pemda yang kami dengar dari teman yang masih tinggal di Tanah Mas, setelah polder jadi dan berfungsi, maka sepanjang kali Semarang dan saluran yang membelah perumahan Tanah Mas, tepinya akan dipancang beton (site pile?) agar saat dasar sungai dikeruk sedalam 2-3 m tanah lunak dikiri dan kanan sungai (dibawah jalan dan rumah) tidak masuk lagi kedasar sungai.
Jika Polder yang dibangun Pemda bisa berfungsi dengan benar (tidak seperti Polder Tawang yang tidak bisa berfungsi sebagai pengendali banjir kawasan kota lama), maka perumahan Tanah Mas akan kembali menjadi kawasan Perumahan yang Ideal, seperti tahun 1970 an, lebih lebih saat ini perkembangan kawasan Simpang Lima, jalan Pemuda yang cukup pesat dengan dibangunnya beberapa Mall yang besar (menurut ukuran Semarang), Paragon dan DP Mall.
Semoga dengan kondisi banjir yang terkendali oleh akan selesainya Polder yang dibangun Pemda, kawasan Tanah Mas prospeknya akan lebih bagus dari Perumahan Tetangga yang pernah dituduh oleh teman-2 sebagai sumber banjirnya Tanah Mas dan Semoga penghuni Tanah Mas bisa lebih tenang dan nyaman untuk tetap tinggal di rumahnya, dan bisa membayangkan meningkatnya nilai investasi rumah mereka.
Dan rumah penulis dapat difungsikan kembali ataupun dijual dengan harga yang layak … :-P
Sumber
Nah, ini adalah foto yg TS ambil langsung di kejadian pada :
Quote:
[*]Hari : Jumat, 31 Mei 2013
[*]Jam : Sekitar jam 4 WIB
[*]Media : Kamera Handphone, Samsung Galaxy Note 2, no edit.
Quote:
Spoiler for kali asin:
Spoiler for perbandingan dengan jalan:
terlihat ini adalah jalan di samping kali, ketinggian air sudah melebihi ban mobil
di tempat TS berdiri sendiri kaki TS lebih rendah dari permukaan air di kali(sungai).
saat itu permukaan air kali sudah mencapai paha saya.
ini adik TS, tangannnya sekitar 10 cm dari permukaan air kali
Spoiler for air meluap:
lihat sisi kanan kali, mayoritas rumah merupakan rumah tingkat dengan bangunan yang cukup mewah, konon katanya Anne Avantie jg mempunyai rumah di daerah ini
Spoiler for warga yg melihat:
Spoiler for trabas airr!!!:
Spoiler for keadaan di sisi kali yg lain:
ternyata sampahnya mengerikan
oke, sekarang saya sedikit jelasin penyebabnya..
Quote:
Definisi Banjir Rob
Banjir rob merupakan bencana yang muncul berkaitan dengan siklus gerak bulan. Dengan demikian banjir ini berulang bulanan. Daerah yang terkena bencana ini adalah dataran pantai di daerah pesisir yang rendah atau daerah rawa-rawa pantai. Genangan banjir ini dapat diperkuat dengan banjir karena curah hujan. Jadi, banjir ini dapat terjadi lebih hebat di saat musim hujan (Kodoatie, 2003).
Penyebab Banjir Rob
Beberapa penyebab dari banjir rob di pesisir memang belum dapat dipastikan, namun pada beberapa kondisi terjadinya rob secara umum dapat disebabkan oleh;
1. Pasang-surut air laut dan posisi bulan yang menyebabkan gaya tarik.
2. Land Subsidence yang terjadi sebagai akibat dari beban pemanfaatan lahan yang ada di pesisir dan pengambilan air tanah yang berlebihan.
3. Perubahan pemanfaatan ruang di pesisir sehingga tidak ada daerah yang menjadi barier terjadinya banjir rob.
Tiga hal tersebut secara umum selalu ada didaerah yang rawan terhadap banjir rob sedangakln untuk perluasan daerah genangannya tiga faktor tersebut berbanding lurus yaitu semain tinggi tiga faktor tersebut maka luas genangan rob juga akan semakin besar (Kodoatie,2003).
Banjir rob merupakan bencana yang muncul berkaitan dengan siklus gerak bulan. Dengan demikian banjir ini berulang bulanan. Daerah yang terkena bencana ini adalah dataran pantai di daerah pesisir yang rendah atau daerah rawa-rawa pantai. Genangan banjir ini dapat diperkuat dengan banjir karena curah hujan. Jadi, banjir ini dapat terjadi lebih hebat di saat musim hujan (Kodoatie, 2003).
Penyebab Banjir Rob
Beberapa penyebab dari banjir rob di pesisir memang belum dapat dipastikan, namun pada beberapa kondisi terjadinya rob secara umum dapat disebabkan oleh;
1. Pasang-surut air laut dan posisi bulan yang menyebabkan gaya tarik.
2. Land Subsidence yang terjadi sebagai akibat dari beban pemanfaatan lahan yang ada di pesisir dan pengambilan air tanah yang berlebihan.
3. Perubahan pemanfaatan ruang di pesisir sehingga tidak ada daerah yang menjadi barier terjadinya banjir rob.
Tiga hal tersebut secara umum selalu ada didaerah yang rawan terhadap banjir rob sedangakln untuk perluasan daerah genangannya tiga faktor tersebut berbanding lurus yaitu semain tinggi tiga faktor tersebut maka luas genangan rob juga akan semakin besar (Kodoatie,2003).
ada sedikit artikel ketika TS ga sengaja googling.
Quote:
SEMARANG - Rob kembali menerjang Kota Semarang, terutama di kawasan utara. Aliran air yang deras tersebut berasal dari Kali Semarang dan Kali Asin. Rob itu menggenangi sebagian area Kelurahan Kuningan, Kecamatan Semarang Utara, yakni sebagian perumahan Tanah Mas dan Pondok Hasanudin.
Genangan paling tinggi mencapai sekitar satu meter. Salah seorang warga RT10 RW4 kelurahan tersebut, Ahmadi bercerita rob datang mulai sekitar pukul 14.00. Dua sungai yang menyatu di kawasan itu meluap dengan aliran air sangat deras. Bahkan, beberapa tanggul lama yang hanya terdiri atas gundukan tanah juga jebol. ”Di Kali Asin ada satu titik tanggul lama yang jebol di utara jembatan yang sejajar dengan Jalan Telogo Mas Raya. Yang jebol panjangnya sekitar empat meter. Baru bisa ditambal setelah lebih dari satu jam, menunggu kiriman tanah,” kata pria yang telah 40 tahun tinggal di Kuningan. Dia mengungkapkan, rob kemarin merupakan terparah sepanjang tahun ini. Bahkan, mungkin selama dia tinggal di kelurahan tersebut. Sebab, menurutnya, belum ada genangan rob setinggi dan seluas itu. Mengalir Deras Rob juga mengalir deras dari Kali Asin dan Kali Semarang, karena melewati tanggul yang ada. Di Kali Asin, ketinggian permukaan air melebihi tanggul baru yang tengah dibuat oleh pemerintah. Kali Asin luber sejak dari jembatan menuju Jalan Brotojoyo hingga jembatan yang sejajar dengan Jalan Telogo Mas Raya. Sementara itu, warga Kampung Tambra RT 5 RW9, Kuningan, Semarang Utara, Johan (31) mengatakan, rob tersebut merupakan paling tinggi jika dibandingkan dengan sebelumnya.
Air masuk ke permukiman sekitar pukul 15.00 dan membuat warga panik. Sebab, debit air bertambah begitu cepat. Dia bersama warga sekitar langsung memindahkan barang-barang yang sebelumnya ditempatkan di lantai ke tempat lebih tinggi. Sekitar pukul 17.00, air berangsur surut. Pompa-pompa di permukiman segera dinyalakan untuk sedot air dan mengalirkannya ke sungai. Meski begitu, masih ada beberapa kawasan yang tetap terendam.
Rob juga menggenangi sejumlah wilayah, antara lain Pasar Waru Kaligawe, di sekitar perlintasan kereta api JlKaligawe, kawasan Industri Terboyo hingga Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Kaligawe.
Banyak rumah yang terendam air rob dengan ketinggian bervariasi. Bahkan, banyak sepeda motor dan mobil mogok. Salah satunya milik Adit (14), warga RT 2 RW 4 Kampung Ngilir, Kelurahan Trimulyo. ”Ketinggian air di dalam kampung sampai satu meter. Mobil kemasukan air dan macet,” katanya.
Di sisi lain sejumlah pedagang di Pasar Waru tetap berjualan, meski air menggenang. Mereka menjelaskan, sebelumnya memang terjadi rob, tapi tidak separah itu. Para pedagang berharap, pemerintah segera bisa memberikan solusi agar rob tidak terjadi lagi. Mereka mengaku sering merugi, karena sepinya pembeli. Apalagi jika terjadi rob besar, pembeli sudah pasti malas datang ke pasar. ”Air rob sudah masuk sekitar pukul 10.00. Tapi ini sangat tinggi. Jadinya tidak ada pembeli,” kata Yuni (51) yang berjualan bumbu dapur. (H81,H35,H71-75)
Sumber
Genangan paling tinggi mencapai sekitar satu meter. Salah seorang warga RT10 RW4 kelurahan tersebut, Ahmadi bercerita rob datang mulai sekitar pukul 14.00. Dua sungai yang menyatu di kawasan itu meluap dengan aliran air sangat deras. Bahkan, beberapa tanggul lama yang hanya terdiri atas gundukan tanah juga jebol. ”Di Kali Asin ada satu titik tanggul lama yang jebol di utara jembatan yang sejajar dengan Jalan Telogo Mas Raya. Yang jebol panjangnya sekitar empat meter. Baru bisa ditambal setelah lebih dari satu jam, menunggu kiriman tanah,” kata pria yang telah 40 tahun tinggal di Kuningan. Dia mengungkapkan, rob kemarin merupakan terparah sepanjang tahun ini. Bahkan, mungkin selama dia tinggal di kelurahan tersebut. Sebab, menurutnya, belum ada genangan rob setinggi dan seluas itu. Mengalir Deras Rob juga mengalir deras dari Kali Asin dan Kali Semarang, karena melewati tanggul yang ada. Di Kali Asin, ketinggian permukaan air melebihi tanggul baru yang tengah dibuat oleh pemerintah. Kali Asin luber sejak dari jembatan menuju Jalan Brotojoyo hingga jembatan yang sejajar dengan Jalan Telogo Mas Raya. Sementara itu, warga Kampung Tambra RT 5 RW9, Kuningan, Semarang Utara, Johan (31) mengatakan, rob tersebut merupakan paling tinggi jika dibandingkan dengan sebelumnya.
Air masuk ke permukiman sekitar pukul 15.00 dan membuat warga panik. Sebab, debit air bertambah begitu cepat. Dia bersama warga sekitar langsung memindahkan barang-barang yang sebelumnya ditempatkan di lantai ke tempat lebih tinggi. Sekitar pukul 17.00, air berangsur surut. Pompa-pompa di permukiman segera dinyalakan untuk sedot air dan mengalirkannya ke sungai. Meski begitu, masih ada beberapa kawasan yang tetap terendam.
Rob juga menggenangi sejumlah wilayah, antara lain Pasar Waru Kaligawe, di sekitar perlintasan kereta api JlKaligawe, kawasan Industri Terboyo hingga Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Kaligawe.
Banyak rumah yang terendam air rob dengan ketinggian bervariasi. Bahkan, banyak sepeda motor dan mobil mogok. Salah satunya milik Adit (14), warga RT 2 RW 4 Kampung Ngilir, Kelurahan Trimulyo. ”Ketinggian air di dalam kampung sampai satu meter. Mobil kemasukan air dan macet,” katanya.
Di sisi lain sejumlah pedagang di Pasar Waru tetap berjualan, meski air menggenang. Mereka menjelaskan, sebelumnya memang terjadi rob, tapi tidak separah itu. Para pedagang berharap, pemerintah segera bisa memberikan solusi agar rob tidak terjadi lagi. Mereka mengaku sering merugi, karena sepinya pembeli. Apalagi jika terjadi rob besar, pembeli sudah pasti malas datang ke pasar. ”Air rob sudah masuk sekitar pukul 10.00. Tapi ini sangat tinggi. Jadinya tidak ada pembeli,” kata Yuni (51) yang berjualan bumbu dapur. (H81,H35,H71-75)
Sumber
harapan TS supaya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dapat lebih ditingkatkan lagi, hal2 sepele macam buang sampah di tempatnya harus lebih digalakan, juga kepada pemerintah supaya dapat menanggulangi banjir rob di kawasan tanah mas semarang dan kawasan lain.
Quote:
ditunggu komeng saran ataupun kalo ada yg mau kasih cendol ^.^
thx jg buat agan LuxeSoulz yg udah rela nemenin TS ambil mobil di bengkel, dan ga sengaja nemu banjir ini.
Salam..
4iinch dan anasabila memberi reputasi
2
64.1K
Kutip
353
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Lounge Pictures
69.1KThread•12.8KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya