MOVES : Jakarta Bisa Bergerak Lagi
Berjam-jam di kendaraan sepertinya sudah jadi makanan sehari-hari di Jakarta. Diasumsikan jika semakin parah bisa-bisa lalu lintas ibu kota sama sekali tidak bergerak. Kampanye MOVES Jakarta Monorail yang dikemas oleh XM JWT coba meyakinkan seluruh lapisan warga Jakarta untuk percaya bahwa dengan kehadiran monorel di tahun 2015, Jakarta bisa bergerak lagi.


Padatnya lalu lintas Jakarta memperkaya angka waktu yang dibutuhkan seseorang dalam perjalanan menuju ke tempat tujuan. Kondisi ini berpengaruh pada efisiensi banyak orang dalam mendayakan waktu kesehariannya. Ada sejuta alasan untuk telat di ibu kota. "Ngaret" kini menjadi budaya yang kian mengakar di kehidupan warga Jakarta.


Untuk mengurai kepadatan lalu lintas, dirancanglah Monorel Jakarta yang diharapkan akan menjadi salah satu alternatif transportasi umum baru warga Jakarta agar sampai tempat tujuan dengan waktu yang lebih efisien. PT. Jakarta Monorail mempercayakan semua kegiatan branding, advertising, event, dan public relation-nya kepada XM JWT, kombinasi baru dari JWT Jakarta dan digital agency XM Gravity.

Monorel Jakarta : moda transportasi berbasis kereta rel tunggal (monorail) yang sudah kembali dimulai pembangunannya pada 16 Oktober 2013 kemarin setelah sebelumnya terhenti pada tahun 2008 karena disesaki masalah finansial dan hukum. Nama baru Monorel Jakarta nanti adalah JET Monorail (Jakarta Eco Transport). Nama berasal dari gagasan Fahrur Rozi, pemenang kompetisi pemberian nama oleh PT Jakarta Monorail sebagai bentuk keterlibatan publik dalam pembangunan monorel kali ini.


Objektifnya adalah meyakinkan masyarakat Jakarta untuk terus percaya bahwa dengan beroperasinya Monorel Jakarta pada tahun 2015, Jakarta bisa bergerak lagi. Namun di sinilah justru titik permasalahannya. Bagaimana cara untuk menjaga kepercayaan masyarakat ketika proses pembangunan berjalan dan semakin meningkatkan kepadatan lalu lintas Jakarta? Belum ditambah masih ada kekecewaan warga Jakarta dengan pembangunan Monorel yang kandas pada 2008 lalu.


Bicara lalu lintas, bicara soal mobilitas, bicara soal pergerakan hidup masyarakat Jakarta. Dengan kondisi yang sekarang, Jakarta jelas membuat kita tidak bergerak. Inilah cikal bakal tercetus-nya ide Moves, sebuah ide yang membawa harapan bahwa dengan hadirnya Monorail nanti, Jakarta bisa bergerak lagi.


Ide Moves diterjemahkan menjadi satu iconic design element berupa garis "gerak". "Ide ini terinspirasi dari bagaimana kampanye-kampanye yang telah berhasil menjadi iconic dengan menggunakan elemen yang sangat sederhana. Harapannya, kapanpun dan dimanapun orang melihat print ad kampanye ini, walaupun tidak melihat langsung Jakarta Monorail, mereka tahu bahwa itu adalah iklan Jakarta Monorail," jelas Iswanda Mardio, Senior Art Director di JWT Jakarta.


Garis menggambarkan gerak, atau cepat, yang tampak mengekor pada foto profil ragam masyarakat Jakarta. Warna garis yang tercipta dari foto profil menimbulkan pengalaman baru yang menarik untuk dilihat. Salah satu contoh solusi visual yang baik untuk menggambarkan gerak pada gambar yang diam.


Kalau biasanya sebuah kampanye memiliki target yang spesifik dalam kampanyenya, Jakarta Monorail mempunyai target audiens yang cukup luas yaitu seluruh lapisan warga Jakarta, mulai dari remaja, satpam, musisi, suster, keluarga, siapapun. Oleh karena itu icon grafis garis ini dibuat sesederhana mungkin agar menjadi ciri khas yang fleksibel diaplikasikan pada ragam lapisan warga Jakarta manapun.


Di setiap print ad-nya terdapat kalimat yang berbeda-beda sesuai dengan foto profil yang ditampilkan. Seperti "MOVES waktu luangku bersama si kecil", mengandung harapan bahwa dengan adanya Jakarta Monorail, orang itu akan lebih efisien waktunya untuk sampai ke tempat tujuan, dan dampaknya akan berpengaruh terhadap meningkatnya waktu luang untuk bisa berinteraksi dengan anaknya.


Sehingga yang ditunjukkan di kampanye ini adalah manfaat yang akan dirasakan oleh masyarakat Jakarta ketika monorel hadir di Jakarta. "Seperti misalnya ada salah satu print ad suster yang kalimatnya, MOVES kenyamanan pasienku. Dengan adanya Monorel Jakarta, diharapkan suster bisa sampai dengan rumah sakit lebih cepat, sehingga bisa memberi kenyamanan yang lebih terhadap pasiennya. Dan itu efeknya berbeda-beda untuk setiap lapisan warga Jakarta," jelas Marsha Savira, Copywriter di JWT Jakarta.


Kampanye telah dilaksanakan pada bulan Juni lalu. Selain pameran Jakarta Monorail yang sudah dilaksanakan bersamaan dengan perayaan ulang tahun Jakarta yang ke-486, kampanye berjalan di social media seperti Facebook, Twitter, juga official website, print ad diberbagai medium, dan penayangan TVC di berbagai TV lokal.


Selain print ad, TVC yang digarap juga punya konsep yang menarik. Kebalikan dari print-ad nya, pada TVC justru menampilkan kondisi betapa tidak bergeraknya Jakarta. Kesan tidak bergerak diilustrasikan dengan teknik Camera Mapping. TVC ditutup dengan kehadiran Monorail Jakarta yang sempurna melengkapi penyampaian harapan MOVES.

Camera Mapping: Teknik untuk mengaplikasikan gambar fotografi menjadi terlihat seperti video 3D (mempunyai dimensi kedalaman).


Sebuah kampanye yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari di Jakarta perlu dikemas dengan baik. "Kalau pesan jangan buang sampah sembarangan itu cuman ditaro di Spanduk, kalo gue sendiri sih akan tetep buang sampah sembarangan," tutur Ilham Pradwito, Art Director di XM JWT.


"Better design itu intinya ada di komunikasi. Isi pesan boleh sama, tapi dengan penyampaian yang berbeda, dampaknya pun juga akan berbeda," tanggap Chandra Wijaya, Chief Strategy Officer di XM JWT. Secara tidak langsung, kampanye Moves Jakarta Monorail sudah menjadi bagian dari sejarah perkembangan kota Jakarta.

Sumber: http://snack.kreavi.com/61/MOVES---J...-Bergerak-Lagi