Menurut analisa saya, sikap buruh saat mencari
pekerjaan sedikit banyaknya ikut mempengaruhi timbulnya
sikap arogan pengusaha pada karyawannya.

Pengalaman saya saat berkunjung ke kantor teman saya saat sedang
ramai demo buruh menuntut ump naik menjadi 2.2

Ketika saya masuk, saya lihat dia sedang marah dengan
kata2 yg cukup keras bahkan cenderung kasar, melihat itu
saya tidak ikut campur, tapi langsung masuk ke ruangan
teman saya itu.

Didalam ruangan saya membuat kopi,
merokok, lalu sempat main game dikomputer beliau.

Tidak lama kemudian dia masuk sambil masih marah-marah,
lalu saya disuruh minggir dari mejanya karena dia ingin
mengambil surat PHK.

Saya bertanya, siapa yang mau diberhentikan, dan
jawabannya cukup mengagetkan karena dia ingin
memberhentikan separuh karyawannya (+/- 40 orang), saya
katakan "memang tidak mengganggu operasional kalau
sebanyak itu yang diberhentikan?"

Jawabannya:
"Jangan takut, dijakarta ini jumlah pengangguran jauh lebih
banyak dibanding pekerja.Satu orang keluar, besok gua
pasang iklan lowongan, seribu orang ngelamar kesini!!"

Pembicaraan terhenti, dilanjutkan permainan PES 2012 ( kami
hobi game bola sejak sama-sama bujangan).
Tapi dalam hati saya bertanya "apa iya semudah itu mencari
karyawan yang qualified?".

Dua hari berselang, saya datang lagi. Saya lihat banyak orang
berpakaian hitam putih didepan kantornya.
Sampai didalam saya langsung masuk keruangan tmn saya.
Melihat saya, dia langsung berkata " tuh lihat!, apa gua
bilang, banyak yang mau kerja sama gua!!, kebetulan lu
dateng, tolong wawancarain tuh anak-anak" (kebetulan dia
tidak punya bagian HRD, maklum masih perusahaan lvl kecil)

Saya menolak sambil menggerutu, tapi dia tidak kalah akal,
rayuan + janji traktiran + diskon besar untuk proyek yang
saya minta dia untuk menyelesaikan, membuat saya luluh

Mulai sesi interview, ternyata cukup menyedihkan, para calon
karyawan, walaupun memiliki kualifikasi cukup, tapi tidak
bisa menghargai diri mereka sendiri, ketika saya tanya
mereka ingin digaji berapa, mereka kebanyakan menyebutkan
jumlah yang rendah.

Saya berfikir, apa mereka begitu takut tidak dpt pekerjaan,
sehingga mengecilkan nilai diri mereka sendiri? Bila didepan
saya saja mereka tidak PD, bagaimana bila nanti didepan
customer?

Hal inilah yang banyak Membuat pengusaha berfikir ' yg mau
digaji rendah masih banyak, yg banyak menuntut ,PHK saja,
toh masih banyak yang mencari kerja.
Untuk teman-teman buruh, kalau memang ingin dihargai,
tunjukkan harga anda, tunjukkan warna anda. Jangan
merendah ketika melamar, tapi galak ketika sudah diterima.
Tunjukkan anda punya sikap.

Selanjutnya, masalah sweeping, saya sangat tidak setuju. Ya,
memang ada yang demo dengan sukarela ada yang demo
dengan tidak suka dan tidak rela.

Anda tahu? ada sebagian buruh yang dibayar harian, bila ia
tidak kerja, maka ia tidak dibayar. Anda tidak iba dengan
keluarganya? Yang harus kehilangan uang sejumlah hari ia
ikut demo? Atau bila ia harus menanggung kebutuhan yang
besar. Kalau sampai ia di PHK karena ikut demo, apa anda mau beramai-ramai
menanggungnya?

Karena itu, saya tidak anti demo, tidak anti tuntutan, tapi
lakukanlah dengan baik, dan lakukanlah oleh mereka yang
memang mau melakukan.Jangan melakukan sweeping,
apalagi memaksa.

Karena seperti yang sering kalian katakan,
"sesuai undang2 tentang kebebasan berpendapat, berserikat
dan berkumpul". Nah tentunya pendapat mereka yang tidak
mau ikut demo juga harus dihargai, benar?

Terakhir, kalau kemang anda sudah lelah dengan tempat anda
bekerja sekarang, berarti itu bukan yang terbaik untuk anda,
untuk apa anda berlama lama meletihkan diri anda? Bila
perlu, buat usaha dan bentuk seperti perusahaan yang anda
idamkan selama ini.


Tambahan, 'Perusahaan orang lain, dimana anda menjadi
pekerja didalamnya, tidak akan membuat anda kaya, tapi
hanya membuat anda tetap hidup'.

tolong dirate kalau berkenan gan
Kalo ada yg mau ngasih cendol, trima kasih ya gan