Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

adam7575Avatar border
TS
adam7575
PERTEMPURAN KONVOY BOJONG KOKOSAN SUKABUMI 1945-1946
...
Tentara Sekutu tidak mengira bahwa jalur Bogor-Sukabumi yang sudah dinyatakan aman sejak pertempuran tanggal 13 Desember 1945, ternyata menjadi rawan kembali. Penghadangan dilakukan dengan taktik “ Hit and run “ yang sulit untuk diladeni.
Kali ini konvoy Sekutu yang cukup besar ini, dikawal oleh Batalyon Patiala, dibawah komando Letkol Bikram Dev Singh Gill. Batalyon Patiala ini adalah satuan-satuan serdadu bayaran dari suku Patiala yang berasal dari Propinsi Punjabi. Sebagian besar mereka memakai ikat kepala (ubel-ubel).
Di daerah Cikukulu tank Sherman, mulai tertumbuk barikade, demi barikade dari pohon-pohon perintang jalan. Dua buah tank Sherman bersama-sama mendorong barikade tersebut, tapi yang satu justru terperosok kedalam lubang jebakan, disusul dengan suara ledakan dahsyat dari ranjau darat.
Menjelang sore hari kawal depan konvoy sudah hampir memasuki kota Sukabumi, tiba-tiba tank Sherman, mobil lapis baja dan brencarrier mendapat gempuran dahsyat dari pasukan TRI yang dipimpin langsung oleh Komandan Batalyon Mayor Harry Sukardi.


Naik Patroli di Carrier Universal dengan tulisan "Sukabumi Express" di sektor Buitenzorg (Bogor - Sukabumi), (Aksi Polisi Pertama, 1947)


Situ (setu/danau) Awi, Sukabumi

{Berikut Photo Dokumenter} :


-Wilayah perbatasan antara Buitenzorg (Kabupaten Bogor) dengan Kabupaten Soekaboemi.. (lokasi sekarang: Ruko Lido, Cicurug)


-Konvoy pejuang kemerdekaan, tampak membawa persenjataan ala-kadarnya, bambu runcing, golok, parang, dll.


-Antrian pengungsi para kaum pribumi.


-Agresi Belanda kedua, lokasi penyisiran di Sukaraja, Sukabumi 1947.





-Tentara Keamanan Rakjat (TKR) sedang berbaris, adalah cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI)..


-Iring-iringan/konvoy Tentara sekutu saat berhenti di Sukabumi..



-Demo orang² Belanda di negaranya, Nederland, menyerukan agar perang segera di hentikan dan agar secepatnya tentara sekutu keluar dari Indonesia 1947..

Dalam kegelapan malam Letkol Bikram Dev. Singh Gill berusaha menyusun formasi tempur, namun saat itu juga terus-menerus mendapat serangan gencar dari pasukan Kompi Kapten Juanda yang berada di lokasi Situ Awi.
Bagian tengah konvoy terpenggal, mereka terpaksa mundur, namun akibatnya juga bertabrakan dengan susunan konvoy dibelakang. Serdadu-serdadu Batalyon Patiala berlompatan ke jalan raya, dan pada saat itu juga disambut dengan hujan granat, bom-bom molotov dan peluru berbagai jenis senapan.
Sedangkan bagian ekor konvoy terjepit oleh serangan serempak pasukan Kompi Kapten Kabul Sirodz dari Batalyon IV yang juga bertugas untuk mengkordinir serangan Barisan-Barisan Hizbullah, Sabilillah, Banteng, dan PESINDO.
Di pusat kota Sukabumi, malam itu menjadi marak oleh benderangnya pijar-pijar api, yang diletuskan dan diledakan berbagai jenis senjata. Tidak ubahnya sepeti layaknya pesta kembang api. Hanya bedanya, kalau pesta kembang api disambut dengan hati yang meriah, sedangkan semaraknya kembang api malam ini, diikuti rasa ngeri, kalau-kalau hidup itu hanya sampai malam itu.
Pertempuran tersebut baru reda menjelang waktu subuh, menurut catatan Letkol A.J.F. Doulton, sebagai berikut:
When dawn came, the Patialas had lost eight killed and had twentyfive wounded. The events of the 11th were depressing. The Patialas with the main convoy advanced only eight mile, battling hard the whole way.
(Doulton, 1951:295)

(Ketika fajar menyingsing, pasukan Patiala, telah kehilangan 8 orang mati dan 25 orang terluka. Peristiwa tanggal 11 Maret 1946 menyurutkan semangat. Pasukan Patiala dengan konvoy utamanya hanya melaju sejauh 8 mil, bertempur dengan sengit sepanjang jalan).
Suatu hal yang menguntungkan, bahwa pada tanggal 11 Maret 1946 pagi dan siang mereka tidak mengadakan operasi militer. Mereka hanya sibuk memperbaiki kendaraan-kendaraan yang rusak. Serdadu-serdadunya dikonsinyir, tidak boleh meninggalkan barak-barak darurat mereka dipinggir jalan. Namun pada hari itu juga telah disebarkan pamflet oleh pihak Sekutu dengan pesawat udara di sekitar daerah Sukabumi, yang isinya sebagai berikut:
Jika penyerangan tidak dihentikan pada 1 jam dari sekarang, maka kita akan mempergunakan tank, pesawat tempur udara, meriam dan senjata perang lain, untuk menggempur dengan tanpa ampun.

SERANGAN MALAM
Pada tanggal 11 Maret 1946, malam hari tiba-tiba lampu didalam kota dipadamkan pihak GBO (PLN). Ternyata Pasukan Resimen 3 TRI, bersama Barisan-Barisan Pejuang Rakyat kembali bergerak mengepung konvoy serdadu Batalyon Patiala dalam keadaan kurang siap tidak bisa berbuat banyak kecuali mempertahankan diri dengan tembakan yang membabi buta dari tempat mereka.
Pada tanggal 12 Maret 1946, berita dari Cigombong mengatakan 12 buah tank Sherman sebagai alat bala-bantuan dari Bogor sedang menuju Sukabumi. Demikian pula bala-bantuan pihak Sekutu dari Bandung juga mulai bergerak, serta dilindungi oleh pesawat-pesawat terbang.
Dari Bogor didatangkan tank-tank Sherman dari Squadron 13 Lancer. Namun begitu memasuki daerah disekitar jalan raya Cikukulu-Cisaat, diserang secara bersama oleh 4 kompi TRI, ialah Kompi Kapten Tedjasukmana, Kompi Kapten Kusbini, Kompi Kapten Murad Idrus, dan Kompi Kapten Husein Alexsyah.
Tank Sherman Squdron 13 Lancer dalam rangka mempertahankan diri sampai-sampai kehabisan peluru, namun segera memperoleh supply lagi melalui dropping dari pesawat terbang RAF.
Untuk menyelamatkan pasukan tank Sherman Squadron 13 Lancer, terpaksa Batalyon Patiala kembali bergerak keluar dari kota Sukabumi, untuk memberikan pertolongan. Yang akan ditolong malah akhirnya jadi menolong.
Pada tanggal 12 Maret 1946 dari Bandung juga pihak Sekutu mengirimkan bala-bantuan, ialah Batalyon 5/6 Rajputana Rifles, mereka adalah serdadu-serdadu bayaran yang berasal dari Propinsi Rajasthan.
Batalyon III TRI, dibawah pimpinan Kapten Anwar, yang ditempatkan di sekitar Cianjur, demikian mengikuti berita pertempuran-pertempuran di Sukabumi, sudah mengira bahwa bala-bantuan Sekutu juga akan didatangkan dari Bandung. Oleh karena itu batalyon ini juga sudah berada dalam keadaan siap siaga.
Kapten Anwar sekalipun ia Komandan Batalyon tapi ia juga langsung memegang senapan mesin watermantel yang sangat disayangi dan dibanggakannya, hasil rampasan dari serdadu Gurkha Rifles pada pertempuran yang lalu. Senapan mesin ini diberi nama “Si Ronggeng”.
Pada saat konvoy pendahulu dari batalyon Rajputana Rifles memasuki jembatan Cisokan di daerah Ciranjang. Pasukan Kompi Kapten Dasuni Zahid langsung membuka tembakan dari atas tebing. Pada saat itu juga sebuah tank Sherman meledak terkena ranjau darat ketika melewati jembatan.
Memasuki kota Cianjur konvoy mendapat serangan dari pasukan Kompi Kapten Saleh Opo, bekerja-sama dengan Barisan Pejuang Rakyat. Pasukan para pejuang melakukan serangan dari balik bangunan-bangunan pertokoan dan pepohonan dengan taktik “hit and run”.
Dijalan raya Belendung Batalyon Rajputana Rifles, kembali mendapat serangan gencar, sebuah tank Sherman, roda depannya menggilas ranjau darat, meledak terpental ke udara. Tidak lama kemudian sebuah tank Sherman lagi ketika melewati jembatan Cikaret, roda depannya menggilas ranjau darat, tank terseok-seok masuk jurang.
Pada saat itu terjadi kesibukan yang luar biasa untuk menolong menyelamatkan penumpang tank tersebut. Yang ternyata salah satunya adalah Komandan Batalyon Rajputana Rifles. Nampaknya dia terluka parah, yang kemudian segera diselamatkan oleh regu penolong.
Di daerah Warung Kondang tank-tank Sherman kembali dihambat barikade-barikade dari pepohonan yang silang-melintang di tengah jalan. Konvoy terpaksa berhenti, serdadu-serdadu dari Batalyon Rajputana Rifles diperintahkan turun untuk menyingkirkan batang-batang pohon tersebut. Tapi pada momen itu tiba-tiba dari kiri-kanan jalan mendapat serangan mendadak, dengan berbagai macam senjata, maka suara-suara ledakan granatpun mengguncang suasana kampung yang sepi didaerah tersebut.
Menjelang daerah Gekbrong, terjadi lagi pertempuran yang seru, dan berlangsung cukup lama. Sebuah tank Sherman mogok diwaktu mendaki suatu tanjakan. Pengemudinya terpaksa harus turun, tapi begitu kepalanya nonggol disambut dengan tembakan bedil beaumont, maka pelurunya langsung memecahkan kepala serdadu tersebut.
Beberapa truk berusaha untuk menyalip tank yang mogok, akan tetapi salah satu truk yang nekad menggilas ranjau darat, truk meledak terlontar ke udara. Serdadu-serdadu yang berada di atas truk hancur porak poranda. Salah satu sepatu serdadu Batalyon Rajputana Rifles, jatuh tepat didepan wajah salah seorang prajurit pasukan Kompi Kapten Musa Natakusumah. Memperhatikan sepatu yang masih lengkap berisi sepotong kaki yang berlumuran darah, prajurit tersebut menyeringai sambil sambil bergidik.
Ternyata bahwa pihak Sekutu selain mendatangkan bala-bantuan dari Bogor yang melalui Cigombong-Cibadak, mereka juga mengirim bantuan pasukan yang diperkuat dengan pasukan tank-tank tempur, kendaraan lapis baja dan brencarrier yang lewat Ciawi-Puncak-Cianjur. (Baca di thread lanjutan: Pasukan Inggris menyisir rute Bogor-Puncak-Cianjur-Bandung, 1945)
Ketika prajurit-prajurit dari Batalyon 3 TRI, melakukan serangan terhadap sepenggal iring-iringan konvoy musuh, tiba-tiba datang iring-iringan musuh yang lain, ialah bala bantuan dari Bogor yang melalui Puncak. Muncul dari arah Cugenang. Dalam pertempuran ini dari pihak kita telah gugur 11 orang perajurit, sedangkan dari pihak lawan menderita kerugian beberapa truk telah hancur dan seorang serdadu musuh tertawan. Jumlah yang tewas dan luka-luka dari pihak musuh tidak diketahui.
Karena dianggap beresiko tinggi Tentara Sekutu tidak jadi untuk menduduki Sukabumi. Setelah mengalami pertempuran 3 hari, mereka melangsungkan gerakannya ke arah Cianjur. Di daerah Sukaraja, kembali mendapat serangan dari Batalyon Field Preparation (FP) Resimen 3 TRI dibawah komando Kapten Effendy Pandjipurnama, bersama dengan Barisan Pejuang Rakyat setempat.
Pada tanggal 13 Maret 1946, Komandan Divisi ke-23 Tentara Inggris di Bandung juga memerintahkan Brigadier N.D.Wingrove untuk membantu kelancaran jalannya konvoy dari Sukabumi menuju Bandung dengan kekuatan pasukan Brigade I, yang terdiri dari 2 Kompi Pasukan Zeni tempur, disertai dengan satuan-satuan pengawalnya.
Sepanjang rute perjalanan menuju Bandung pertempuran terus berkecamuk di sekitar Cisokan, Citarum dan Purabaya. Asrama-asrama pasukan kita ditembaki dengan meriam. Di daerah Padalarang musuh mengadakan pembersihan sampai jauh sekelilingnya. Beberapa perwira TRI tertawan antara lain Mayor Sidik Brotoatmojo. Kepala Staf Resimen 9.
Brigade ke-37 Tentara Sekutu yang berada di Bandung melakukan aksi besar-besaran, mulai dari Cimahi sampai Padalarang, menyerang kedudukan-kedudukan kita.
Keadaan menjadi kacau-balau, hubungan antara pasukan kita menjadi terputus, yang diketahui hanyalah telah terjadi pertempuran yang terus menerus antara daerah Ciranjang dan Padalarang. Kerugian di pihak musuh tidak jelas, namun kabarnya mereka menderita kerugian sampai ratusan serdadunya telah tewas.
Hubungan Bogor-Sukabumi-Cianjur, akhirnya dibatalkan. Mereka lebih mengutamakan hubungan Bogor-Cianjur melalui Puncak. Mereka mendirikan pos-2 pengamanan sepanjang jalan ini. Sedangkan di Cianjur telah ditempatkan kurang lebih 1 Batalyon Tentara Sekutu untuk mengamankan daerah tersebut.
Serangan malam hari terhadap Tentara Sekutu di kota Sukabumi, telah menimbulkan korban di pihak mereka : Pada hari pertama, tewas 2 orang opsir Inggris dan 26 serdadu India. Pada hari kedua tewas 3 orang opsir Inggris, 1 orang opsir India dan 37 orang serdadu India.
Konvoy besar Tentara Sekutu, yang berangkat tanggal 10 Maret 1946, dari Jakarta, dengan pengawalan dari Batalyon Patiala, dibawah pimpinan Letkol Bikram Dev Singh Gill, tiba di Bandung pada tanggal 15 Maret 1946, dalam keadaan porak poranda, kendaraan-kendaraanya banyak yang rusak, truk-truknya pada bolong-bolong, akibat tembakan para pejuang kita disepanjang perjalanan.
Baiklah kita simak lagi catatan dari Letkol A.J.F. Doulton, sebagai berikut :
“Happily for us, this battle was the end of jeavy casualties, but it was no final strom which left the air clear and there was not much rest for the troops”.
(“Syukurlah, ini adalah jumlah korban besar yang terakhir yang kami alami dalam pertempuran, namun ini bukan badai terakhir dan pasukan tidak cukup mendapat istirahat”)

IKHTISAR
Pertempuran Konvoy Bojongkokosan
Adalah penghadangan terhadap pengiriman logistik dari Jakarta melalui Bogor-Sukabumi dengan tujuan Bandung, dihadang mulai dari Cigombong sampai dengan Cianjur sepanjang 81 Km Pasukan Inggris sebagai pasukan militer Profesional dan pemenang perang Dunia Ke-II dilawan oleh pasukan TKR beserta lasykar Indonesia yang berada di Sukabumi dan sekitarnya.

Perimbangan Kekuatan :
Inggris : 4 Yonif dan 3 Satban dan didukung oleh Royal Air Force, jumlah personil kurang lebih 4.000 orang.
Indonesia : Resimen Ke-3 dipimpin oleh Letkol Edie Sukardi terdiri dari 4 Batalyon bersama Laskar rakyat jumlah personil kurang lebih 5.000 orang.

Pertempuran terjadi 3 kali yaitu :
Pertempuran ke-I/penghadangan pertama (Tgl. 9 Desember 1945 s/d 12 Desember 1945)
Gencatan senjata Lokal tanggal 13 Desember 1945 s/d 12 Desember 1946
Pertempuran/Penghadangan ke-II (tanggal 10 Maret 1946 s/d 14 Maret 1946).

Pihak Inggris mengatakan peristiwa Bojongkokosan “a particularly vivid picture of the Blood-bath in Java” ….. sedangkan serangan udara yang dilakukan mereka mengatakan “The R.A.F. delivered the heaviest air strike of the Java War”(Buku The Fighting Cock tulisan Lieutenan Colonel A.J.F. Doulton O.B.E.)

[CENTER]


PENUTUP
Peristiwa Bojongkokosan bukan peristiwa pertempuran satu-satunya melawan Sekutu yang terjadi di Jawa Barat yang melibatkan TKR dan badan-badan perjuangan.
Namun demikian peristiwa Bojongkokosan merupakan aksi pembuka melawan mesin-mesin perang Sekutu yang relatip bersekala besar yang kemudian, langsung atau tidak langsung mempengaruhi lahirnya peristiwa-peristiwa pertempuran lain, baik di wilayah Sukabumi maupun diluar wilayah Sukabumi.
Keteladanan akan kegigihan perjuangan untuk menegakan kemerdekaan, keteladanan untuk menjaga harga diri dan martabat bangsa dan kesewenang-wenangan kekuatan Asing telah ditunjukan oleh TKR dalam peristiwa Bojongkokosan. Terima kasih, Semoga bermanfaat.

{Berikut Photo² dari para Kontributor dari Komunitas Backpacer Sukabumi saat acara Ngabuburit sambil beramal} :



Oleh: R. Adam Firdaus [FB:Adam Itu Ayah Nazmi]

Sumber tulisan: DJUDJU AMIDJAJA AM.
Sumber photo:
- Internet
- Group/Komunitas SOEKABOEMI HERITAGES (https://www.facebook.com/groups/soek...oemiheritages/)
- koleksi pribadi R. ADAM FIRDAUS
e-mail: adam.firdaus75@gmail.com
- koleksi Komunitas Backpacker Sukabumi (https://www.facebook.com/groups/backbumi/)

blog lain: adam7575.wordPress.com

emoticon-I Love Indonesia (S)sekian gan. tread dokumenternya, maaf klo banyak kekurangan.. maklum masih pemula..emoticon-Cape d... (S)

..jangan lupa gan, support ane biar lebih semangat bikin thread.. emoticon-Rate 5 Star emoticon-2 Jempol
Diubah oleh adam7575 09-11-2013 07:58
0
14K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.