Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

athayasandAvatar border
TS
athayasand
SIAPAKAH YANG MEMOTRET FOTO PROKLAMASI?



Fotografi memang bukan hanya menjadi saksi
sejarah, tapi juga menjadi bukti sejarah hidup
manusia dan peristiwa-peristiwa yang
melingkupinya. Dengan keberadaan foto, banyak
orang bisa diingatkan dan disadarkan tentang
suatu hal. Frans Soemarto Mendoer sangat
memahami hal tersebut.


Karena itulah, setelah mendapat kabar dari
seorang sumber di harian Jepang Asia Raya
bahwa akan ada kejadian penting di rumah
kediaman Soekarno, Frans langsung bergerak
menuju rumah bernomor 56 di Jalan Pegangsaan
Timur itu sambil membawa kamera Leica-nya.
Dan benar , pagi itu, Jumat, 17 Agustus 1945,
sebuah peristiwa penting berlangsung di sana:
pembacaan teks proklamasi kemerdekaan
bangsa Indonesia oleh Soekarno.



Saat itu Frans hanya memili ki sisa tiga lembar
plat film. Jadi dari peristiwa bersejarah itu, ia
hanya bisa mengabadikan tiga adegan. Yang
pertama, adegan Soekarno membacakan teks
proklamasi . Yang kedua, adegan pengibaran
bendera Merah Putih yang dilakukan oleh Latief
Hendraningrat, salah seorang anggota PETA. Dan
yang ketiga, suasana ramainya para pemuda
yang turut menyaksikan pengibaran bendera .
Setelah menyelesaikan tugas jurnalisnya itu,
Frans langsung bergegas meninggalkan rumah
kediaman Soekarno karena menyadari bahwa
tentara Jepang tengah memburunya.


Frans menjadi satu-satunya orang yang
mengabad i kan momen sakral itu karena Alex
Alexius Impurung Mendoer , kakak kandungnya
yang juga sempat memotret prosesi bersejarah
tersebut, harus merelakan kameranya dirampas
oleh tentara Jepang.



Dan sewaktu tentara Jepang menemui Frans
untuk meminta negat i f foto Soekarno yang
sedang membacakan teks proklamasi, Frans
mengaku film negatif itu sudah diambil oleh
Barisan Pelopor. Padahal negatif foto peristiwa
yang sangat penting itu ia sembunyikan dengan
cara menguburnya di tanah, dekat sebuah pohon
di halaman belakang kantor harian Asia Raya.
Kalau saja saat itu negat i f film tersebut
dirampas tentara Jepang, maka mungkin
generasi sekarang dan generasi yang akan
datang tidak akan tahu seperti apa peristiwa
sakral tersebut.

Bahkan, mengenai kehadiran Frans di rumah
Soekarno pada waktu itu, wartawan senior Alwi
Shahab menulis “Andaikata tidak ada Frans
Mendoer, maka kita tidak akan punya satu foto
dokumentasi pun dari peristiwa proklamasi
kemerdekaan…” Tulisan itu dimuat di harian
Republ i ka edisi Minggu, 14 Agustus 2005, tiga
hari menjelang peringatan Hari Ulang Tahun
Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang ke-60.

Pencucian tiga buah foto bersejarah itu juga
tidaklah mudah karena di halang-halangi pihak
Jepang. Frans bersama Alex terpaksa secara
diam-diam harus mengendap , memanjat pohon
pada malam hari, dan melompati pagar di
samping kantor Domei (sekarang kantor berita
ANTARA) untuk bisa sampai ke sebuah lab foto
guna mencetak foto-foto tersebut. Padahal, bila
dua bersaudara itu tertangkap oleh tentara
Jepang, mereka akan dipenjara , bahkan di hukum
mati.



Foto pembacaan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia itu pertama kali dimuat di harian
Merdeka pada tanggal 20 Februari 1946, lebih
dari setengah tahun setelah pembuatannya. Film
negatif catatan visual itu sekarang sudah tak
dapat di temukan lagi. Ada dugaan bahwa negatif
film itu ikut hancur bersama semua dokumentasi
milik kantor berita Antara yang dibakar pada
peristiwa di tahun 1965. Waktu itu, sepasukan
tentara mengambil seluruh koleksi negatif film
dan hasil cetak foto yang dimiliki Antara lalu
membakarnya.
0
3.5K
38
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.