Beijing/Tokio, (Analisa). Menteri Keuangan Jepang menekankan Amerika Serikat, Selasa (8/10), agar cepat menyelesaikan kebuntuan (deadlock) politik atas keuangan pemerintah demi menghindari krisis fiskal yang dapat merusak ekonomi global. Komentar Taro Aso merupakan indikasi terbaru bahwa Jepang dan China, yang merupakan kreditor terbesar Amerika Serikat-kian khawatir pemerintahan AS yang tutup dan deadlock atas plafon utang mampu mendatangkan malapetaka dalam investasi obligasi Treasury AS yang bernilai triliunan dolar. “AS harus menghindari situasi di mana pihaknya tak mampu membayar utang dan peringkat utang triple-A nya terjun tiba-tiba,” jelas Aso kepada wartawan usai pertemuan kabinet. “AS harus menyadari jika itu terjadi, negaranya akan jatuh ke dalam krisis fiskal,” tambahnya.



Pejabat Jepang mengadakan konferensi telepon darurat dengan para pejabat Departemen Keuangan AS pada Senin, lapor surat kabar Nikkei Jepang dengan mengutip sumber tanpa nama. Namun, seorang pejabat senior Jepang menapik laporan tersebut, dengan menyatakan bahwa kedua negara hanya melakukan kontak regular. Senin (7/10), Wakil Menteri Keuangan China, Zhu Guangyo mengemukakan Beijing telah berbicara dengan Washington tentang buntunya anggaran akibat Partai Republik tidak setuju untuk meningkatkan plafon utang senilai $16,7 triliun karena pihaknya masih berharap program kesehatan Obama ditunda.



Jika Kongres tidak menaikkan pagu utang, AS akan menghadapi default utang yang belum pernah terjadi sebelumnya, kata Departemen Keuangan memperingatkan. Kebuntuan politik berlanjut dalam pekan kedua ini, banyak layanan publik di Negeri Paman Sam tutup dan tidak ada tanda-tanda terebosan, sekalipun secercah harapan muncul pada Senin karena Obama menyatakan ia akan menerima peningkatan utang jangka pendek demi mencegah kegagalan utang.


Source
Amerika Banyak Berhutang pada 2 Raksasa Asia